Tags

, ,

Tittle : family by accident [yoonjae couple honeymoon, GAGAL??]
Cast :
– Lee hyuk jae / hyuki [sudah pasti]
– Kim yoon hye [tentu saja saya]
– Dan artis2 lainnya

Anyeooong. . .saya balik lagi, wkakakak. . . Semoga saja kalian tidak bosan melihat nama saya,,
Okelah . . . Kali ini saya bercerita mengenai bulan madu saya dengan Hyukie di Spanyol, ayo siapa yang mau ikuuuut. . .??? Bayar sendiri tapi!! Yang belum baca ff family by accident part 1-9, sangat disarankan untuk membacanya dulu supaya gak bingung dengan cast-cast yang beraneka ragam disini alias mendunia,
Ya sudahlah, happy reading ^^
————–

= Kim Yoon Hye =

Aku membuka mata pelan kemudian menguap lebar. Kusingkirkannya tangan Hyuki yang melingkar di perutku pelan-pelan. Hyuki bergerak sebentar dalam tidurnya kemudian terlelap lagi. Aku tersenyum melihatnya, laki-laki itu benar-benar mirip seperti bayi. Kunaikkan selimut lebih tinggi hingga menutupi bahunya kemudian turun dari tempat tidur perlahan. Aku berjalan pelan ke kamar Jeyoon dan mendengar celotehannya pelan.
Jeyoon sudah bangun dari tidurnya. Bayi itu tengah berceloteh sendiri sambil menatap mainan-mainan yang tergantung di atas kelambu ranjangnya. Aku tersenyum melihatnya kemudian mengambil dari ranjang boxnya dan menyusuinya.
Melihat wajah malaikat kecilku itu selalu saja bisa menenangkan hatiku. Bagaimana bisa dulu aku berfikir akan menggugurkan kandunganku?! Benar-benar tidak masuk akal. Jeyoon menyusu dengan kuat. Tangannya terangkat menepuk-nepuk pipiku. (sumpah jdi pingin punya bayi ne gueeee, haduuuuuuuhhhh. . . .). Hari memang masih pagi sekali. Rumah juga masih sunyi.
Tidak lama kemudian Jeyoon tertidur dan kuletakkan lagi ia ke ranjang boxnya. Tiba-tiba sepasang tangan merengkuhku dari belakang.
“Kau sudah bangun??” tanyaku pelan.
“Mmm. . .” Hyuki menggumam tidak jelas sambil membenamkan wajahnya ke dalam leherku.
“Tidurlah lagi, ini masih pagi. . .” kataku sambil berbalik.
Ia memelukku kuat “Aku ingin bagianku. . .” gumamnya.
Aku mengerutkan alis bingung “Mwo??”
Ia memundurkan wajahnya kemudian menatapku “Mana ciuman selamat pagiku??”
Pletak. . .
“Aaaaww. . .. “ ia meringis kesakitan “Kenapa kau me__”
Aku membungkamnya dengan bibirku. Kulumat pelan bibirnya sambil melingkarkan tanganku kelehernya “Jangan berteriak, kau bisa membangunkan seluruh orang. . .” bisikku.
Ia membalas ciumanku sama pelannya “Kalau seperti ini. . . Aku rela kau pukul terus. . .”
Ada alasan kenapa hari ini aku seperti ini. Ya, ini hari yang sepesial menurutku. . .Karena di hari ini, tepat setahun yang lalu aku bertemu dengannya. Di penginapan itu tentunya. Meskipun dia tidak ingat hari ini hari apa, tapi aku masih bersyukur di otaknya yang pas-pas-an itu ia masih bisa mengingat kapan kami menikah.
Kubenamkan wajahku kedadanya. Kudengarkan detak jantungnya yang berdebar keras. Ia mempererat pelukannya. Hangat. . .Sangat nyaman.
“Ngomong-ngomong. . . Tidak biasanya kau seperti ini. . .” gumamnya.
“Jangan berbicara lagi atau kau akan menyesal!!” kataku cepat. Aiiiish. . . Wajahku pasti memerah saat ini. . .
“Ah, aku lupa memberitahumu. Ayah dan Ibu memberikan kita berdua tiket ke Spanyol!!”
Aku mendongak, menatapnya bingung “Spanyol?? Untuk apa??”
“Tentu saja untuk bulan madu kita!!” jawabnya cepat sambil mencium bibirku kilat.
Aku mendelik “Mwo??? Bulan madu??”
“Ayolaaah. . . “ rengek Hyuki saat melihat reaksiku “Taekyung Hyung dan Minyeo Noona saja pergi ke Paris dulu, Yong jae Hyung dan Ji Eun Noona pergi ke Belanda, masa kita di rumah saja??”
“Tapi bagaimana dengan Jeyoon??”
“Oh ayolah. . . Ini hanya tiga hari. Aku khusus meluangkan waktuku di sela-sela jadwalku yang padat hanya untuk ini, masa kau mau menolaknya??” ia memanyunkan bibirnya, membuatku gemas.
“Baiklah baiklaaah. . . Singkirkan wajah jelekmu itu!! Kapan kita berangkat??”
“Hari ini!!”
“HARI INI???”
***

“Ajhumaa. . .Aku ikuuut. . .” rengek Jeremy saat mereka sudah ada di bandara.
“Andwae!! Kau ikut Eomma Appamu sana!!” balas Hyuki.
“Andwaee. . .Aku ingin ikut kaliaaan. . . Hiks. . .”
“Oh tidak bisa. . .” jawab Hyuki angkuh.
“Ikut!!”
“Ani!”
“Ikut!”
“Ani!”
Pletak. . .
“Aaaw. . .” Hyuki meringis kesakitan sambil menatapku, ia mengusap-usap kepalanya yang sakit.
“Ingatlah kau ini seorang Ayah Kunyuk!! Bertengkar dengan anak kecil, sangat memalukan!!” dengusku pelan. kemudian aku membungkuk menatap Jeremy “Kalau kau ikut siapa yang menjaga Jeyoon?? Kami tidak akan lama, kau mau apa? Akan kubelikan!!”
“Aku ingin mobil, motor, hellikopter!!” jawab Jeremy langsung.
!!=_=
“Yang keluaran terbaru ya Ajhuma, anak-anak yang lain belum punya mainan yang seperti itu!!”
Oh, ternyata mainan toh. . . Aku menghembuskan nafas lega “Baiklaaah. . . tapi jaga Jeyoon baik-baik ya. . .”
Namja kecil itu mengangguk-angguk riang.
“Hyuki, Yoonie, kalian sudah siap?? Tidak ada yang tertinggal??” tanya Bibi Kajol yang ikut mengantarkan kami ke bandara.
Aku menggeleng pelan, “Kenapa Bibi tanyakan itu pada kami?! Yang menyiapkan semuanya kan kalian, kami tinggal berangkat saja!”
“Aah benar. . .”
“Jangan lupa meminum vitamin yang kubawakan!!” kata Bibi Jang.
“Jangan lupa dengan apa yang kukatakan kepadamu Hyuki!!” saut Taekyung Oppa. Aku jadi curiga, sebenarnya dia bilang apa?!
“Jangan lupa jaga kesehatan” kata Ayah.
“Jangan lupa makan!!” kata Ibu.
“Kalau ada apa-apa cepat hubungi kami!!” kata Ji Eun Eonni.
Omooo. . .Kami hanya pergi tiga hari!! Please deh,,
“Jangan lupa berdo’a!!” saut Siwon.
Ha? Berdo’a?? Siwon??
“Hyukiiiiiiiiieee……..Jangan tinggaaaalkan akuuuuuu…….”
“Aaahh…..Haenieeee…….”
!!=_= Sejak kapan mereka ada di sini?? Kenapa tiba-tiba kepalaku merasa pusing melihat banyak orang di sekitarku?? Oh ayolaaah. . . Kami hanya pergi tiga hari, kenapa seluruh keluarga dan member Super Junior juga ikut mengantar ke bandara?
“Selamat bersenang-senang. .. “ ucap Hisa kun sambil nyengir.
Aku cemberut menatapnya. Entah nanti akan menjadi apa, benarkah aku akan bersenang-senang?!

~First day in Spain~

Aku menguap lebar-lebar. Hyuki masih tidur nyenyak disebelahku. Begitu sampai hotel kemarin, kami langsung tidur karena kecapean. Bahkan kami tidak sempat ganti baju dan membongkar koper. Kulirik jam dimeja. Ternyata sudah jam sebelas siang.
Kruuuyuuuk. . .
Perutku berbunyi. Kugoyang-goyangkan tubuh Hyuki. “Hyuuu. . . Bangunlaaah. . . Aku lapaaar. . . cepat banguuun. . .”
“Mmm. . .” Hyuki menggumam tidak jelas sambil membalikkan badannya membelakangiku. Aiiissh. . . Dasar bocah!!
Akhirnya aku mandi dan keluar dari hotel sendirian. Aku tidak perduli padanya, perutku ini lebih penting. Aku berjalan-jalan menikmati pemandangan kota Barzelona yang indah. Setelah menemukan café yang cocok, aku segera mengisi perutku. Cuaca hari ini sangat cerah. . . Sangat merugikan kalau hanya tidur di hotel bersama Hyuki.
Setelah mengisi perutku, aku berjalan2 ditaman. Disini benar2 indah. Banyak burung2 merpati di sepanjang jalan. Dan aku ikut memberi makan burung-burung itu. Dan ada juga pemain biola jalanan yang permainannya benar-benar bagus.
Aku melirik jam tanganku, ah sudah jam satu siang rupanya. Apa si Kunyuk itu masih tidur?! Sebaiknya aku pulang saja ke hotel. Aku berjalan kembali namun tiba-tiba mataku menangkap sesosok Nenek yang sedang keberatan membawa barang yang hampir terjatuh.
“Ah nenek. . . hati-hati!!” teriakku sambil berlari menghampirinya dan membantunya.
“Ah thank you dear. . .” ucapnya dengan bahasa inggris yang fasih.
“Where will you go?? Let me help you!!” ucapku dengan bahasa inggris yang pas-pas-an. Jadi mohon maaf kalau salah (ini jujur dari dalam hati)
“Ah, thank you Dear. . . You’re so kind!!” ucapnya lagi “I will visit my son’s home, can you help me to bring my bag please??”
“Ah, of course. . .”
Akhirnya aku membantu Nenek itu dengan membawakan tas besarnya. Lumayan berat juga. Aku jadi kasihan, kenapa tidak ada yang membantunya padahal usianya sudah sangat tua. Kira-kira di atas delapan puluhan.
Kami naik bus kemudian turun dan menyebrang jalan. Kami berjalan kaki sepuluh menit menyusuri gang-gang sempit kemudian tiba di jalan besar lagi. Nenek itu menyetop taksi dan kami naik taksi itu. Tidak lama kemudian kami turun lagi, kami melewati deretan pertokoan, melewati trotoar, kemudian naik bus lagi dan turun di depan restourant besar dan berjalan cukup jauh hingga melewati beberapa taman. Aku mulai kelelahan. Bagaimanapun tas yang kubawa ini juga tidak ringan. Dan hari sudah mulai gelap.
“Grendma, where’s your son’s home??” tanyaku dengan nafas yang mulai tidak beraturan.
“Ah, actually I am confused too. . . I forgot . . . I think__“
“Yaak kau lupa di mana rumahnyaaaa???” jeritku dengan bahasa korea. “Ah,I-I am sorry. . . I mean, will better if we call your son for asking!!”
“I don’t have a phone,”
Cegluk. . . Aku menelan ludah, baru kuingat aku juga tidak membawa ponsel. Bahkan tas tangan pun aku tidak membawa. Kim Yoon Hye pabo!! Runtukku dalam hati.
“Do you have his phone number??”
Ia menggeleng pelan “I forgot. . .”
Ooh. . .Great!! aku mendesah pelan, lalu sekarang bagaimana?? Hiks. . . Hyuki. . . Tolong aku. . . Air mataku mulai mengenang. Kau harus tenang Yoon Hye. . . Kuhirup nafas dalam-dalam.
“Ok, do you remember what the his address??”
“Yeah, it’s fear street, number 13!!”(ada yang pernah baca novel horor Fear Street karyanya R.L. Stine?? Tapi ini kan di Spanyol, Fear Street kan di London, ah anggep aja ada di Spanyol, wkakakk. . .)
Entah kenapa saat ia mengatakan alamat itu bulu kudukku terasa berdiri. Aku melirik sekitarku. Bagaimana ini?? Tiba-tiba saja kulihat seorang polisi yang sedang berdiri di dekat mobilnya tak jauh dari kami. Aku menghela nafas lega. “Grendma, lets ask to the Police!! Come on,,” ajakku.
Kami berdua menghampiri polisi itu “Mm. . . Execusme. . .” sapaku.
“Ya??” tanya Polisi itu sambil tersenyum. Tunggu dulu, aku kenal senyum ini. . . Sepertinya mirip. . .Jack Dawson?? WHAT?? Sejak kapan Jack Dawson jadi polisi?? Bukannya dia uda tenggelem di laut Atlantik bersama kapalnya, Titanic??
“Mm. . .mm. . .” aku jadi tergagap tidak tau harus bilang apa.
“Can I help you miss??”
“Oh, yeah,” jawabku sedikit terkejut “Can you bring this Grendma to the her son’s home??”
“Oh, where’s it is??” tanya polisi tampan itu. Ah, dia bisa membuatku leleh dengan mata birunya itu.
“It’s fear street number 13!!” jawab sang Nenek.
“Oh, I see, let me have you!!” jawabnya sambil membukakan pintu mobil patrolinya untuk Nenek itu.
Aku memberikan tasnya kepada Polisi itu “Thank You much. . .” ucapku sambil membungkukkan sedikit badan yang sudah menjadi kebiasaan orang Korea.
Aku menghembuskan nafas lega sambil memandang mobil Polisi yang berjalan menjauh itu. Akhirnya aku bisa pulang. Aku balik badan dan melangkah pelan. Tapi baru dua langkah aku berhenti. Tunggu dulu. . . aku harus ke mana?? Dan ini di mana?? bukankah kami tadi tersesat?? Itu artinya aku sekarang sedang tersesat?? Huwaaaaaaaaa Hyuki paboooooo!!
Kau harus tenang Kim Yoon Hye. Bagaimana aku bisa pulang, bahkan nama hotel tempat kami menginap pun aku tidak hafal. Hiks. . .Yang kutau ada taman di depannya. Dengan menahan tangis aku menoleh ke kanan dan ke kiri mencari taksi. Hari sudah malam, dan aku sendirian di tempat asing ini?? Ini semua gara-gara Kunyuk pabo itu. Coba kalau dia tidak tidur dan mau menemaniku. Hiks. . .
Akhirnya ada taksi yang lewat dan aku menghentikannya. Aku masuk ke dalam taksi itu dan bingung harus menyebutkan ke mana tujuanku. Setelah berputar-putar dan melotot karena melihat argo di taksi itu, aku menelan ludah dan merogoh kantongku. Sepertinya uangku tidak cukup.
Dan akhirnya, sopir taksi itu menurunkanku di tengah jalan dengan kejamnya. Air mataku menetes kali ini. Kenapa aku sebegitu bodohnya tidak membawa ponsel. Akhirnya aku berjalan sambil bertanya kepada beberapa orang. Dan akhirnya ketemu!! Aku menemukan hotel kami. Segera saja aku berlari masuk ke dalam hotel dengan tampang yang agak kacau.
Aku sampai di depan pintu kamar hotel dengan nafas naik turun. Awas kau kunyuk, aku akan membunuhmu!! Suami macam apa yang menelantarkan istrinya seperti ini?! Kupencet-pencet nomer sandi kamar dan masuk ke dalam. Baru saja aku akan marah-marah, tapi kamar itu kosong. Kucari Hyuki di setiap sudut kamar, tapi nihil. Tunggu sampai kau pulang, aku tidak akan memaafkannya!! Di saat istrinya tersesat dia malah bersenang-senang sendiri?? Benar-benar laki-laki yang baik.
Aku menjatuhkan tubuhku di ranjang dan memejamkan mata. Aku lelah, benar-benar lelah. Dan ini sudah jam sepuluh malam. Sebaiknya aku mengistirahatkan tubuhku sejenak. . .

= Lee Hyuk Jae/hyuki =

Aku menguap lebar. Kukucek mataku sambil berbalik. Kulihat kamar tidur di sampingku kosong. Kemana Yoon Hye? Kulirik jam ditempat tidur. Sudah jam 5? Jadi seharian ini aku tidur?? (anggap aja waktunya sama kayak diindo) Aiiisssssh. . . Yoon pasti marah sekali padaku. Tapi kemana dia?? Kenapa tidak ada? Jangan-jangan dia pergi jalan-jalan sendirian. Dasar. . . Kenapa meninggalkanku seenaknya?!
Aku turun dari tempat tidur dan meraih ponselku. Kuhubungi dia. Tapi begitu telphone tersambung, terdengar juga suara dering ponsel. Aku menatap ke arah meja dan melihat benda itu sedang bergetar-getar. Bahkan dia tidak membawa ponselnya? Dasar pabo!!
Tapi tidak biasanya ia pergi selama ini. . . Ia kan sulit sekali menghafal jalan, kalau dia tersesat bagaimana?? Kalau dia tersesat. . .Kalau dia tersesat. . . Apa dia bisa kembali?? Kalau hilang bagaimana?? Kalau ada sesuatu. . . Kalau ada hal yang buruk terjadi. . .
ANDWAE!!! Aku belum mau jadi duda!! Tanpa berfikir lebih jauh lagi aku keluar dari kamar hotel dan berlari mencarinya. Bahkan aku sampai lupa kalau aku baru saja bangun tidur dan sudah bisa dipastikan tampangku seperti apa (tampangmu imut yeobo >.<).
Kucari dia diseluruh penjuru hotel. Kutelphone ponselnya yang ada di kamar berkali-kali. Kalau tidak ada yang menjawab itu artinya ia belum pulang.
Hari semakin gelap. Aiiissh. . . Kemana dia pergi?? Runtukku kesekian kalinya saat ponsel yang kuhubungi tidak diangkat. Aku jadi teringat dulu ia juga pernah kabur dari rumah dan saat itu ia sedang mengandung Jeyoon. Aigooooo….. Bagaimanapun dia tetap seorang wanita.
Aku keluar dari hotel dan langsung berlari sepanjang jalan, masuk ke cafe-cafe untuk mencarinya. Aku benar-benar panik sekarang. Ponselnya juga belum diangkat. Ya tuhan selamatkanlah istriku yang bodoh itu.
Berjam-jam aku mencari, ku jelajahi seluruh jalan dan taman, juga café-cafe bahkan supermarket. Tampangku seperti orang tolol saat ini. Tapi mencari Yoon Hye di kota ini, seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami. Sebaiknya kusewa sebuah taksi. Seketika itu juga aku menepuk keningku.
Aigoooo……Aku bahkan tidak membawa sepeser uang pun saat keluar dari hotel tadi!! Jangankan uang, bahkan sekarang aku masih memakai sandal hotel, aiiiisshh…….
Aku berlari lagi kembali ke hotel. Ini sudah sangat malam dan dia belum kutemukan. Kalau perlu sekarang juga aku akan pergi ke kantor polisi. Dengan nafas naik turun aku memencet tombol sandi kamarku dan masuk ke dalam. Seketika aku membeku.
Dia, gadis bodoh itu sedang tidur di atas ranjang??? Setelah aku berlarian ke sana kemari ternyata dia sudah ada di sini dan sedang tidur?? Apa dia ingin mengerjaiku?? Seketika aku menjadi kesal.
“Yaak Kim Yoon Hye ssi!!!” teriakku keras. Ia terkejut dan terbangun dengan cepat.
“Yaak Lee Hyuk Jae ssi!!!” teriaknya sama kerasnya “Bagus kau baru pulang,” desisnya.
Mwo?? Ada apa ini? Kenapa dia marah?? Apa aku melakukan kesalahan??
“Dari mana saja kau??? Kenapa pergi tidak memberitauku??” tanyaku kesal.
“Ini semua gara-gara kau bodoh!!”
“Kenapa aku?? Aku mencarimu ke mana-mana dan sekarang kau masih menyalahkanku??”
“Karena kau lebih memilih tidur daripada menemaniku. Aku tersesat dan beruntung aku bisa pulang. Tapi kau malah bersenang-senang sendiri di luar!!”
“Mwo?? Bersenang-senang katamu?” teriakku tidak percaya.
“kau benar-benar menyebalkan!!”
“Kau juga!!”
“Kau lebih menyebalkan!!”
“Aku capek mau tidur!!” kataku kesal dan langsung tidur di ranjang, menarik selimut hingga menutupi kepalaku dan tidak memperdulikannya lagi! Aku kesal!!

~ Second day in Spain ~

= Kim Yoon Hye =

Aku merasakan tubuhku sakit semua, jelas saja kemarin hari yang benar-benar melelahkan untukku. Aku sudah bangun, namun masih memejamkan mata. Aku benar-benar kesal pada Kunyuk. Seenaknya saja kemarin meninggalkanku tidur. Tapi samar-samar aku mendengar suara rintihan seseorang. Aku mengernyit kemudian membuka mata. Kulihat Hyuki di sebelahku.
Ia tidur sambil memegangi perutnya, matanya masih terpejam, namun bibirnya terus merintih. Kusentuh keningnya, dingin. . .
“Hyu. . . Kau tidak apa2??” tanyaku cemas.
Ia hanya merintih pelan.
Semua rasa kesalku menguap seketika. Aku bangun dan melangkahi tubuhnya (istri kurang ajar ini).
Aku duduk di kakinya dan mencoba menarik selimut yang menutupi tubuhnya “Yaak Hyu kau kenapa?? Jangan membuatku takut!!” teriakku cemas.
“Per. . rutku. . .sa. . . kit. . .” rintihnya.
“Apa?? Perutmu sakit?? Apa kau masuk angin?? Mual??”
Ia menggeleng pelan.
“Apa kau diare??”
Ia menggeleng lagi.
“Sebaiknya kau makan dan minum obat dulu,” aku meraih telphone yang ada di meja lampu sebelah ranjang dan segera menghubungi pelayan, memesan makanan dan juga obat.
“Masih sakit??” tanyaku cemas. Ia semakin menekuk kakinya, menyembunyikan perutnya sambil mengangguk pelan. “Aigoo. . .Eotokkeh?” gumamku panik.
Tidak lama kemudian pintu kamar diketuk. Aku segera berlari ke pintu dan mengambil pesananku kemudian menghampiri Hyuki lagi.
“Makanlah dulu sedikit. . .Lalu minum obat!!”
Aku membantunya bangun dan bersandar di tempat tidur. Ia masih memegang perutnya. Kemudian aku menyuapinya, nafsu makannya baik-baik saja, ia menghabiskan makanannya dengan cepat. Setelah habis kuambil obat “Buka mulutmu!!”
“Itu obat apa??” tanyanya pelan.
“Penghilang rasa sakit!!” jawabku pendek. Aku memasukkan obat kemulutnya kemudian memberinya segelas air.
“Sudah lebih baik??” tanyaku.
“Masih terasa sakit. . . Tapi tidak begitu parah. . .”
“Kenapa bisa begini?? Pasti kau salah makan kemarin. Sudah kubilang jangan makan sembarangan. Aku ini bukan Bibi Jang Geum yang bisa cepat menyembuhkanmu. Kalau parah bagaimana?? Sebenarnya kau makan apa kemarin??” omelku panjang lebar.
“Aku bahkan tidak makan apapun kemarin. . .” jawabnya pelan sambil mengalihkan tatapannya dariku.
Aku tertegun. . .”Kau tidak makan??” gumamku.
“Jangankan makan, minum pun aku tidak!!”
Aku menatapnya tidak percaya “Kenapa?”
Ia melotot kepadaku “Tentu saja karena aku mencari istriku yang bodoh!!”
“Kau mencariku??”
“Kau pikir apa?? Bersenang-senang?” tanyanya sinis “Begitu bangun tidur kau sudah tidak ada, ponsel pun kau tidak bawa. Aku panik jadi langsung berlari keluar mencarimu. Aku bahkan tidak sempat mencuci muka, ganti baju dan memakai sepatu. Bisa kau bayangkan bagaimana aku berlarian di sepanjang jalan dengan memakai sandal hotel dan tampang kacau karena mencari istrinya yang tiba-tiba menghilang?! Bahkan uang pun aku tidak membawa, sampai-sampai aku berniat melaporkanmu ke polisi kalau kau tidak kutemukan, tapi begitu aku kembali lagi kemari untuk mengambil uang, apa yang kulihat?? Kau sedang tidur kemudian mengajakku ribut!!”
“Kau. . .mengkhwatirkanku.. . .” gumamku dengan perasaan campur aduk.
“Tentu saja pabo!! Aku hanya punya satu istri kalau terjadi apa-apa denganmu, bagaimana denganku?? Kau pi__”
Kalimatnya terputus karena aku tiba-tiba memeluknya erat. Air mataku mengambang, kenapa aku jadi cengeng seperti ini?? “Gomawo. . .” bisikku di telinganya. Kupikir dia bersenang-senang sendiri. . . aku benar-benar merasa bersalah sekarang.
Ia menghela nafas pelan “Kau tidak tau bagaimana paniknya aku?? Aku tidak akan sanggup memaafkan diriku sendiri jika terjadi sesuatu padamu. . .” katanya pelan sambil mempererat pelukannya.
“Aku tau. . .” sautku pelan “Terima kasih sudah mengkhawatirkanku. . .”
Hyuki memundurkan wajahnya tapi masih memelukku. “Hanya ucapan terima kasih??” tanyanya sambil menatapku dengan alis terangkat “Setelah aku berlari-lari, tidak makan seharian hingga sakit hanya ucapan terima kasih yang kudapat??”
“Lalu. . .?” tanyaku bingung.
“Setidaknya beri aku ciuman!!” katanya sambil cemberut.
“Andwae!!” sautku langsung menundukan wajah, pasti sudah merah saat ini. Kenapa dia suka sekali meminta hal itu?! Aku kan maluuuuuu….. Hhh Hyuki pabo!!!
“Sudahlah, sana kalau mau pergi lagi. Tidak akan kucari lagi!!”
Aku mendongak dengan terkejut, kulihat ia sedang membuang muka ke samping dan melepaskan pelukannya. Kuraih wajahnya, tapi ia mengelak. Kupaksa ia menghadapku kemudian kukecup bibirnya pelan.
Ia sempat membeku sesaat. Tapi kemudian membalas ciumanku sambil memeluk pinggangku lagi dan aku otomatis melingkarkan lenganku ke lehernya dan. . .
Benda itu berbunyi nyaring membuat kami menoleh kaget seketika. Dengan kesal Hyuki menyambar ponselnya yang ada di tempat tidur. Aku melihatnya hendak menekan tombol off tapi tertahan kemudian dijawabnya telphone itu “Ya Ibu?? Kenapa kau menelphone sekarang?” runtuknya.
Aku terkikik pelan, ternyata yang menelphone itu Ibu.
“Mwo??. . .Tentu saja kami sangat sibuk sebelum Ibu menelphone!!” ia melirikku.
Aku langsung tergelagap kemudian cepat-cepat kabur ke kamar mandi, sebelum ia melanjutkan kesibukannya yang tadi.
Saat aku keluar dari kamar mandi ia sedang berdiri di depan jendela dan melihat keluar, “Kau sudah tidak sakit lagi??” tanyaku.
Hyuki menoleh dan menyeringai “Ternyata obat yang manjur itu memang ciuman darimu!!”
Aku langsung melotot dan gugup. Kenapa ia senang sekali menggodaku?? Aiiissh. . . “Ba-baguslah kalau kau sudah sembuh. Cepat mandi, setelah ini kita jalan-jalan,” kataku sambil mengeringkan rambut dengan handuk.
Ia menghampiriku kemudian memelukku dari belakang “Tidak mau melanjutkan pekerjaan yang tadi dulu. . .??” bisiknya sambil mengecup leherku.
“Andwae!!” jawabku langsung dan melepaskan diri darinya “Sudah cukup dengan kau membuatku memakai syal hari ini! Sekarang cepatlah mandi atau aku akan pergi lagi seperti kemarin!” ancamku.
“Baiklah baiklaaaaaahhhh. . .” sautnya kesal sambil masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintunya dengan sedikit membanting.
Aiiiisssh. . . Bocah itu. selalu saja merajuk. Bagaimana kabarnya malaikat kecilku?? Ah aku sangat merindukannya. kuambil ponselku dan menghubungi rumah.

= Lee Hyuk Jae/Hyuki =

Aku duduk di sebelahnya dengan tampang masih cemberut. Kulihat ia menghirup nafas dalam-dalam.
“Haaaah. . . Besok kita sudah harus pulang. Tapi kita belum belanja apapun,”
“Kita bisa belanja besok sebelum pulang. Bukankah jadwal pesawatnya sore?!”
“Mm. . .” ia mengangguk pelan.
“Besok sudah mau pulang tapi belum melakukan apapun!!” kataku sambil meliriknya. Ia tampak sedang berfikir “Kalau seperti ini sih namanya liburan, bukan bulan madu,” tambahku. Ia masih terlihat seperti berfikir. “Kalau begini saja aku juga bisa bersama hyung-hyung di Super Junior,”
Tiba-tiba saja ia beranjak dari duduknya dan berjalan pergi.
“Yaak Kim Yoon Hye ssi, kenapa meninggalkanku???” teriakku sambil menyusulnya.
“Kau benar. . .” gumamnya pelan.
“Mwo??”
“Kita belum melakukan apapun. . .”
Aku tersenyum mendengarnya “Jadi . . .Kau mau kembali ke hotel??”
Ia mengerutkan alisnya “Kenapa harus ke hotel??”
“Lalu kita kemana??”
“Tentu saja mengunjungi tempat-tempat yang belum kita datangi. Ayo!!” katanya bersemangat sambil menarik tanganku.
“Ta-tapi. . .”
“Tidak ada tapi. Ini sudah siang, waktu kita tidak banyak,” katanya sambil menyeretku pergi.
Aaarrgh. . . Bukan ini maksudku. . . Tapi. . . Aaaargh. . .. Sudahlah, Dasar pabo!! tunggu saja nanti malam, kau akan lihat Kim Yoon Hye!!
Akhirnya kami makan siang dulu, kemudian jalan-jalan, memberi makan merpati-merpati, mendengarkan pemain biola jalanan, melihat matador, bahkan mencicipi air Barzelona yang konon katanya siapa saja yang sudah meminumnya suatu saat pasti akan kembali.
Tidak terasa hari sudah gelap. “Kau mau ice cream??” tanyaku tiba-tiba, entah kenapa aku ingin makan sesuatu yang dingin saat ini.
“Mm boleh juga. Tapi ingat, aku tidak mau yang Strowberry!!”
“Aku tau!!” jawabku tersenyum sambil mengacak-acak rambutnya.
“Yaaak hentikan bodoh!!” teriaknya kesal. Dan aku buru-buru melangkah pergi sebelum ia membunuhku.
Ia memang tidak seperti Ang yang manja, kadang aku berharap sekali saja ia bertingkah manja kepadaku. Tapi tetap saja tidak bisa, dan jadinya akulah yang manja kepadanya. Sebenarnya ia terlihat manis kalau sedang malu-malu. Tapi aku mencintainya yang seperti sekarang, karena itu adalah dirinya sendiri.
Aku menuju minimarket di ujung jalan sementara ia menungguku di bangku taman itu. Ini, pertama kalinya kami pergi berdua, karena selama ini kami tidak pernah pergi ke mana-mana. Seperti saat berpacaran saja.
“Oh, Eunhyuk ssi. . .”
Aku menoleh saat mendengar namaku dipanggil. Kulihat sekerumunan yeoja sedang menghampiriku. Mereka member snsd (!!=_= heuuuuh. . . .).
“Oppa, sedang apa kau disini??” tanya si Magnae Seohyun (nahan diri supaya gak evolusi jadi setan gw).
“Ah, kebetulan sekali kita bertemu disini, aku sedang bersama istriku, kalian sedang apa??” sapaku ramah.
“Kami ada perform disini, tapi masih besok pagi. . .” jawab Hyo Yeon.
“Ah, kalian pasti sangat sibuk,”
“Bukankah kau juga begitu?!”
Aku tersenyum “Ne, kita harus sama-sama saling berusaha,”
“Kau mau kemana oppa??”
“Ah aku mau beli ice cream, kalian mau??”
“Kau mau mentraktir kami??”
“Siapa bilang? Aku hanya bertanya. . .”
“Aiish. . .Kau ini. . .”
Aku tertawa kecil melihat mereka.
“Baiklah, kami jalan-jalan dulu. . . Anyeong Eunhyuk Oppa. . .”
“Anyeong, berhati-hatilah. . .”
“Ne. . .”
Aku menatap kepergian mereka sejenak kemudian melanjutkan langkahku ke mini market untuk membeli es cream. Aku heran kenapa Yoon tidak suka ice cream Strowberry. Dia bilang rasanya asam, padahal meskipun asam ada manis yang terasa. Mirip sekali dengan karakternya. Setelah mendapatkan apa yang kuinginkan aku kembali lagi ke taman tempat ia menunggu. Tapi apa itu?? Yoon sedang berpelukan dengan seorang laki-laki? Bule??
Tunggu dulu. . . Bule. . . Bule. . . Jangan-jangan. . . Itu mantan tunangannya yang mencampakkannya dulu. . . Si Vampir Edward Cullen alias Rombeng, eh, Robby, eh Robsten a.k.a Robert Pattison. . . Shit!!
Kulempar kantong plastik yang kubawa. Apa selama ini ia masih memikirkan laki-laki sialan itu?? Tiba-tiba saja aku merasa kemarahan yang luar biasa hingga membuat dadaku sesak. Kutinggalkan tempat itu dan menuju salah satu club dan minum di sana.

= Kim Yoon Hye =

Tidak terasa hari sudah gelap. “Kau mau ice cream??” tanya Hyuki tiba-tiba.
“Mm boleh juga. Tapi ingat, aku tidak mau yang Strowberry!!” jawabku.
“Aku tau,” jawabnya tersenyum sambil mengacak-acak rambutku.
“Yak hentikan bodoh!!” teriakku kesal. Dan dia buru-buru melangkah pergi sebelum aku membunuhnya.
Aku menatapnya yang berjalan menjauh sesaat, kemudian ku edarkan pandanganku ke sekeliling taman ini. Di sini benar-benar berbeda dengan di Korea. . . Suasananya begitu romantic, aku menghela nafas pelan dan teringat aku harus membeli lotion yang biasanya kugunakan kalau akan tidur, dan Bibi Kajol tidak membawakan aku itu ketika mengemas barang-barangku sebelum berangkat kemari. Sebaiknya kususul saja Hyuki sebelum jauh.
Aku beranjak dari dudukku dan berjalan menyusul Hyuki. Tapi apa itu?? Aku memincingkan mataku untuk melihat lebih jelas. Itu benar Hyuki, tapi . . . Dia bersama sekumpulan yeoja?? Dan mereka begitu akrab? Aiiiissh. . . Dasar Kunyuk pabo!! sekali yadong tetap aja yadong!! Aku berbalik lagi dan kembali ke tempatku dengan kesal sampai-sampai aku menabrak seseorang.
“Oh sorry. . .” ucapku pelan.
“Yoon Hye??”
Aku tertegun mendengar suara ini. Nada suara yang khas ini membuatku ingat kepada seseorang. Robby. . .
“Robby. . .” gumamku sambil menelan ludah. Kenapa aku harus bertemu dengannya di sini??
“Oh, My dear. . . I miss you so. . .” ucapnya riang dan langsung memelukku.
Aku terlalu terkejut hingga membeku.
“How do you do?? So long not to see you. . . “
“I. . .I. . .” aku bingung harus menjawab apa.
“Are you ok??” tanyanya sambil melepaskan pelukannya. “You don’t angry with me, do you??” tanyanya cemas.
Tidak marah?? Tidak marah?? Ok, dia menanyakan hal itu sekarang dan harus kuakui, gara-gara dia juga aku bisa bertemu dengan Hyuki, jadi secara otomatis aku bisa memaafkannya. Coba dia tanyakan hal itu dulu, pasti sudah kucincang dia. Tega-teganya meninggalkanku demi si Bella Kristen Swan Sttewart (?) itu.
“No. . . It’s ok. . .” jawabku.
“So, what are you doing here??” tanyanya sambil menatapku lekat-lekat.
Aigooooo…..Aku selalu saja leleh dengan mata hijaunya itu. . . Sadarlah Yoon Hye. . .
“I. . .I am with my husband here. . .”
“Husband??” ia menatapku penuh tanya “You got married??”
Aku mengalihkan tatapanku “Yes. . .” jawabku pelan.
“Oh really?? I am so happy hear that, Oh congcratulation dear. . .” katanya riang sambil memelukku lagi. Membuatku terkejut lagi. Aigoooooo… kenapa sifatnya tidak berubah??!
“And you? What are you doing here??” tanyaku sambil melepaskan pelukannya.
“I visited my grendma’s house, oh, would you come to my grendma’s house?? Kristen will happy to see you. . . And my girl too, Renesmee (baca: Breaking Dawn, seri keempat dari Twiligh Saga)”
Omo tuhaaan. . . Apa dia sudah gila? Mengajakku bertemu dengan Istri dan anaknya? Ck. . .
“Oh, maybe other time. . . I must find my husband,”
“Where’s him??”
“He said will buy ice cream, but he doesn’t come back until now. . .”
“Oh, I’ll accompany you to looking for him. I want to meet him too. . .Do you mind??”
Aku menelan ludah. Bagaimana reaksi Hyuki nanti?? Tapi aku juga takut tersesat seperti kemarin. . . lagipula kemana Kunyuk itu, kenapa tidak kembali?!
“I think, will better if I finding him self. . .I am sorry. . .”
“Oh, it’s ok, no matter. Maybe, we meet again next time. . .”
“Yeah. . . I have to go now, see you. . .”
“Be carefull, see you. . .” (jika ada kesalahan kata, mohon maaf, saya bukan orang bule,,)
Aku melambaikan tangan pelan dan melangkah pergi. Kuambil ponselku di tas tanganku. Ke mana Kunyuk sialan itu? Apa dia sedang bersama yeoja-yeoja itu?? Kalau benar mati kau!! Kuhubungi ponselnya berkali-kali, tapi tidak diangkat. Aiiissh. . . Kurang ajar betul dia! Akhirnya setelah aku mencarinya sebentar, aku kembali ke hotel. Lihat saja kau Kunyuk, aku tidak akan memaafkanmu.
Sudah jam sebelas malam, tapi ia belum juga kembali. . . Aku melirik ponsel di tempat tidur dengan gelisah. . . Sekarang aku jadi cemas. Apa mungkin dia tersesat?? Tidak mungkin, ia lebih pintar soal jalan daripada aku!!
Kuraih ponselku dan kuhubungi lagi dia. Lama sekali. . . Ayo angkatlah Kunyuk. . .
“Hello??”
Aku mengerutkan kening saat mendengar suara di sebrang itu. Itu bukan suara Kunyuk “I am sorry. . . it’s Lee Hyuk Jae phone number, right??” tanyaku hati-hati.
“Oh, I don’t know. But you know the phone number own?? Can you come here now??”
Keningku semakin mengerut saat mendengar apa yang dikatakan orang itu “MWO?? Oh, sorry, where’s the address?? . . . I’ll coming soon. . .”
Aku memutuskan telphone, dan segera berlari keluar hotel. Menyetop taksi dan segera pergi ke tempat yang disebutkan orang tadi. Ia bilang Hyuki sedang mabuk. Aiiish. . . Kenapa bocah itu selalu saja membuat masalah?! Ck. . . Apa dia sudah tidak peduli lagi padaku??
Begitu sampai di tempat itu aku segera masuk ke club itu. Di dalamnya begitu bising. Bau alkhohol dimana-mana. Ya tuhan lindungilah aku. Beberapa laki-laki berteriak-teriak kepadaku. Aku semakin takut, tapi aku harus mencari si jelek itu. Akhirnya kulihat dia sedang menelungkupkan wajah di salah satu kursi. Kuhampiri ia.
“Yaak, Lee Hyuk Jae ssi. . .”
Ia bergerak mendongak dan menatapku. Kemudian mengambil botol minuman dan meminumnya. Aku merebut botol itu dan meletakkannya di meja lagi.
“Yaak, apa yang kau lakukan?? Kenapa kemari? Pergi saja, aku tidak peduli lagi. . .” katanya dengan nada melantur.
Pletak. . .
“Aaaw. . . Sakit tauuuu. . . .” jeritnya.
Aku mengabaikan tatapan orang-orang yang heran. Aku benar-benar kesal, kalau aku tidak peduli lalu bagaimana jadinya dia, dasar kunyuk!!
“Ayo pulang sekarang juga!”
“Andwae!!! Aku tidak mau bersamamu. . .”
Kuangkat lengannya tanpa menghiraukan kata-katanya. “Can you help me bring him to the taxi please??” tanyaku pada bartender yang ada di situ. Dari seragamnya dapat kulihat nama ‘Zac Effron’ di dadanya.
“Sure. . .” jawabnya dan langsung membantuku membawa Kunyuk ini ke taxi.
Sepanjang perjalanan dia mengoceh tidak jelas terus. Sampai-sampai aku harus membekap mulutnya. Untung tempatnya tidak jauh dari hotel. Begitu sampai di hotel aku membawa Kunyuk dibantu oleh supir taksi yang amat sangat baik hati.
“Thank you so much. . .” ucapku di ambang pintu sambil menopang tubuh Hyuki yang sudah hampir oleng.
“Your welcome” jawabnya ramah.
Aku menutup pintu hotel begitu sopir itu pergi. Kubawa Hyuki dengan susah payah keranjang. Tapi ia memberontak.
“Lepaskan aku. . .Kau menyebalkan Kim Yoon Hye ssi. . .” gumamnya. “macam pula kau peluk-peluk orang lain didepanku?? Tak tau kau aku ini kesal pada kau??!”
=_=??? Dia bicara bahasa apa sih?! Kenapa jadi merancau begitu?!
“Kau ini sebenarnya kenapa??” tanyaku sambil bersusaha menyeretnya ketempat tidur.
“Katakan padaku siapa laki-laki itu??” kali ini ia memegang bahuku dengan kuat. Kutatap matanya yang merah.
“Di-dia. . .”
“Katakan padaku!!! Apa dia mantan tunanganmu?? Dan kau akan kembali kepadanya?? Oh baguus. . . Sangat bagus. . .”
Aku menatapnya takut. Ia seperti bukan Hyuki yang kukenal. “Tentu, tentu saja tidak. . . Aku kan Istrimu pabo!!” sautku.
“Aku kesal yoon . . . Aku marah. . .Aku tidak suka melihatmu dipeluk olehnya. . .” ucapnya melantur sambil mendorongku hingga ke dinding.
“Hyu lepaskan. . . Sakit. . .” aku merintih pelan saat tangannya mencengkeram bahuku.
“Kau milikku yoon. . . Kau milikku. . .”
“Hyu. . .lepas__ mmff. . .” kalimatku terpotong saat ia tiba-tiba mencium bibirku dengan kasar.
“Mmmff. . . “ aku berusaha melepaskan ciuman itu, tapi ia lebih kuat. Dengan kasar dilumatnya bibirku. Tidak memeberiku kesempatan untuk melepaskan diri.
Aku tidak bisa melawannya. Tanpa sadar air mataku jatuh. Dan tiba-tiba saja Hyuki berhenti menciumku dan. . . . Bruuk. . .
Ia terjatuh di lantai tidak sadarkan diri. Aku berjongkok dan merapikan rambutnya yang kacau. “Mianhae. . .” ucapku pelan. kemudian kubawa ia ke tempat tidur dan kuganti bajunya dengan kaos dan celana longgar. Kuselimuti tubuhnya dan aku pun ikut tidur di sebelahnya, memeluknya. Entah kenapa aku merasa bersalah melihatnya yang seperti ini. . .

~ Third day in Spain ~

= Lee Hyuk Jae/ Hyukie =

Aku merasa kepalaku begitu sakit. Pusing, rasanya seperti dipukul-pukul dengan tongkat bassball. Kubuka mataku pelan dan mengerjap.
“Kau sudah bangun??”
Kudengar suara Yoon Hye. Aku beranjak duduk disandaran tempat tidur.
“Minumlah. . .”
Aku menerima segelas air madu darinya dan meminumnya pelan. “Apa yang terjadi. . .??” tanyaku.
“Semalam kau mabuk berat,”
Aku mengangkat wajah menatapnya. Mabuk?? Tunggu dulu. . . Semalam aku. . . Dia. . . . Aku melihatnya berpelukan dengan laki-laki lain. Kemudian minum-minum di sebuah club. Aku meletakkan gelas yang kupegang di atas meja lampu dengan kesal.
“Kenapa kau masih disini??” tanyaku dingin sambil melipat tangan di depan dada.
“Apa maksudmu??”
“Kukira kau akan lebih senang jika kembali pada laki-laki itu!!”
“Kau melihat kami??”
Mwo?? “Tentu saja aku melihat kalian!! Kalian berpelukan sangat mesra di tempat umum jadi mana mungkin aku tidak melihatnya??” semburku kesal.
“Hyu, kami tidak ada apa-apa. Ia hanya senang melihatku lagi, itu sudah jadi kebiasaannya. Lagipula dia kan sudah punya istri dan anak,”
“Siapa tau kau mau jadi istrinya yang kedua,”
Pletak. . .
“Yaak. . .Kenapa kau memukulku??? Kepalaku ini sudah sakit, dan kau membuatnya semakin sakit!” teriakku.
“Lalu bagaimana denganmu?? Bukankah bersama yeoja-yeoja itu lebih menyenangkan?? Kenapa tidak pergi saja dengan mereka??” balasnya sama kerasnya.
Aku menyipitkan mata menatapnya “Yeoja??”
“Oh, ayolah jangan pura-pura. Bukan hanya satu tapi lebih dari lima, sepuluh kurasa. Jadi jangan mengelak!! Kenapa kau tidak ikut saja bersama mereka??” tanyanya sinis sambil melipat tangan di depan dada.
“Tapi mereka member SNSD. . .”
“Member siapa aku tidak perduli!!”
“Tapi mereka satu management denganku yoon! Dan kebetulan kemarin kami bertemu, lagipula kami juga sering bertemu sebelumnya!!”
“Oh bagus!! Jadi kau sering bertemu dengan mereka. . . Kalau begitu sebaiknya aku juga sering menemui Robby saja!”
“KIM YOON HYE!!!”
Ia menatapku terkejut, aku benar-benar marah saat ini.
“Aku kesal padamu Kunyuk. Kau menyebalkan!! Kenapa kau selalu dikelilingi oleh yeoja-yeoja itu?? Kenapa kau suka sekali menggoda mereka??”
“Kau. . .Cemburu??” tanyaku terperangah, ini pertama kalinya sejak pernikahan kami ia cemburu padaku. Sebelumnya ia selalu tidak perduli.
Ia melotot padaku “Siapa bilang aku cemburu padamu?! Silahkan saja lakukan sesukamu!!” dengusnya kemudian berbalik.
Aku turun dari tempat tidur menyusulnya dan memeluknya dari belakang.
“Yaak lepaskan aku!!” dia memberontak, tapi aku lebih kuat.
“Aku senang kau marah padaku. . . “ gumamku di sebelah telingannya. Kali ini dia diam. “Kalaupun gadis di seluruh dunia ini diberikan kepadaku, tetap aku akan menolaknya demi dirimu. . . Karena aku hanya menginginkanmu. . .”
“Jjinja??” tanyanya pelan.
“Tentu saja, to much love will kill you. . .”
Ia kembali mendengus, aku jadi semakin gemas melihatnya. Kupererat pelukanku. “Jadi sekarang jelaskan padaku kenapa kau bisa bertemu dengannya lagi?!” tanyaku pelan.
“Entahlah. . . Aku tidak tau. . .” gumamnya pelan. “Saat aku ingin menyusulmu, aku melihatmu bersama yeoja-yeoja itu. Lalu aku kembali ke taman, tapi tidak sengaja bertabrakan dengannya. . . Dia hanya senang melihatku lagi. . . Bahkan aku sudah bilang kepadanya kalau aku sudah menikah dan sedang bersama suamiku saat ini. Ia senang mendengarnya hingga memelukku. Ia bahkan ingin bertemu denganmu, tapi tidak kuijinkan!!”
“Kenapa??” tanyaku bingung.
“Apa yang akan kukatakan kalau dia melihat suami Kim Yoon Hye sedang bersama yeoja-yeoja?!” dengusnya.
“Mianhae. . .” ucapku pelan.
“Sudahlah. . . Sebaiknya kita lupakan apa yang terjadi semalam. Jangan meminum alkhohol lagi, kau benar-benar merepotkan,”
“Benarkah??”
“Ya, bahkan kau sempat menyakitiku. . .”
Aku terperangah, kuputar tubuhnya hingga menghadapku. Ia menunduk, tidak mau menatapku. “Apa yang kulakukan kepadamu??” tanyaku panik “Apa aku memukulmu?? Mendorongmu??”
Ia menggeleng pelan “Kau menciumku. . .”
Mataku melebar seketika “Aku menciummu dan kau merasa sakit??” tanyaku skeptis.
“Kau menciumku dengan kasar, bukan seperti Hyuki yang kukenal. . .”
Mungkin itu pengaruh dari alkhohol yang kuminum “Mianhae. . .” ucapku pelan “Bagaimana kalau kuganti dengan yang lebih lembut??”
Ia mendongak menatapku “Mwo??” tanyanya bingung.
Sebelum ia bertanya lebih jauh, kuraih dagunya dan kucium bibirnya. Tiba-tiba ia tersentak dan langsung melepaskan diri dariku.
“Waeyo. . .??” tanyaku polos.
“Kau tidak tau ini jam berapa??” tanyanya sambil mendelik “Dua jam lagi pesawat kita berangkat pabo, dan kita belum sempat membeli apapun untuk orang-orang di rumah!!”
“Ta- tapi kita belum melakukannya sama sekali!!” protesku.
“Itu salahmu sendiri kenapa semalam pakai mabuk segala. Cepat mandi sekarang juga atau aku akan meninggalkanmu untuk belanja!!”
“Ta- tapi. . .”
“Tidak ada tapi. Mandi sekarang juga!!!”
“Aaaaarrrrggggghhh……….” Teriakku frustasi sambil mengacak-acak rambut dan berjalan ke kamar mandi. BRAAK!! Kubanting pintu dengan keras.

~ Seoul, South Korea ~

= Kim Yoon Hye =

Selama berbelanja Hyuki tidak bicara apapun. Sepertinya ia benar-benar kesal. Itu salahnya sendiri. Sampai di Seoul pun ia masih belum bicara. Hingga akhirnya kami tiba dirumah.
“Yoon ah. . . Hyuki selamat datang kembali. . .” sambut semua keluarga.
Hyuki tetap cemberut dan aku hanya tersenyum masam.
“Bagaimana bulan madu kalian??” tanya Ibu ceria.
“Apa menyenangkan??” saut Hisa kun.
“Apa kami terlihat seperti bersenang-senang??” jawab Hyuki kesal, menjatuhkan dua kopor besar di lantai dan langsung berjalan menuju kamar.
“Apa yang terjadi??” tanya Ayah bingung.
“Jangan tanyakan itu dulu!!” jawabku pelan sambil menghampiri Bibi Kajol dan mengambil Jeyoon dari gendongannya.
“Sepertinya gagal. . .” Avril terkekeh.
“Apa dia tidak melakukan apa yang kukatakan??” bisik Taekyung Oppa pada Yong Jae Oppa yang masih bisa kudengar.
“Memangnya kau bilang apa??” Yong Jae oppa balas berbisik.
“Seperti apa yang kita lakukan dulu. . .” keduanya sama-sama terkikik.
“Ajhuma. . . Mana mainanku??” tanya Jeremy sambil menarik-narik bajuku.
“Ada di koper. . .” jawabku pelan “Hadiah kalian ada di koper, ambilah sendiri!!” kataku kemudian naik keatas, ke kamar Jeyoon. Aku sudah sangat merindukan malaikat kecilku.
Begitu aku sampai diatas, aku mendengar jeritan-jeritan dari orang rumah.
“Yaak! Kenapa aku dibelikan sepatu higheels dengan hak 12 cm???” jerit Avril “Apa ia ingin membunuhku??!”
“Aigoooooo…….Apa ini???” Ibu menatap ngeri pada satu set peralatan memasak “Dia ingin membunuh kita semua?? Aku tidak bisa memasak!!”
“Kim Yoon Hyeeee…….. Lu gila ape ngasih gw baju beginian??” teriak Ki Jou Koo sambil mengancungkan baju ala hawai dengan warna kuning dan merah ngejreeng lengkap dengan topinya “Seenggaknya beliin gw keris kek. . .”
Hanya Jeremy yang sibuk dengan mainan barunya. Sedangkan Justin Bieber menatap bola tenis tepat di depan hidungnya hingga matanya nyureng. Bagaimana bisa ia main basket dengan bola tenis?? Sementara Ji Eun Eonni sedang sibuk mencoba sepatu ketsnya, dan Minyeo Eonni sedang mengamati sampho barunya yang dilengkapi dengan formula penumbuh rambut, agar rambutnya yang pendek segera panjang.
Di lain tempat, Nenek Deokman sedang mengerutkan alis menatap satu set peralatan sanggul, (dikira mau kondangan ape?!) dan Bibi Jang yang paling beruntung, ia mendapatkan sekotak gingseng.

Aku sama sekali belum masuk ke kamar. Sejak tiba di rumah, Hyuki hanya di dalam kamar, dan keluar saat waktunya makan. Ia sama sekali tidak bicara apa pun. Dan seluruh anggota keluarga dengan bijak tidak bertanya apa-apa pada kami, karena mereka sepertinya sudah menyimpulkan bahwa honeymoon kami ini GATOT alias GAGAL TOTAL!!
Sudah jam setengah sembilan malam. Keluarga yang lain masih dengan kesibukannya masing-masing. Jeremy yang rebutan stik drum dengan Avril, Justin yang masih sibuk dengan earphonenya, Bibi Kajol yang sedang melihat film India, Kuch Kuch Hota Hai. Ibu yang merajut, Ayah yang membaca koran, Taekyung Oppa yang mengajari Minyeo Eonni bermain piano, Bibi Jang yang membuat kue, Paman Joeng Ho dan Paman Syah yang bermain catur, Hisa kun yang sedang menelphone Yui, Ji Eun Eonni yang mengajari Yong Jae oppa membuat makanan burung (?) [nasi campur maksudnya, Yong Jae bilangnya makanan burung], Nenek Deok yang duduk di kursi goyang yang didorong oleh Kakek Hyun Shin (Cieeh. . . Kembali muda ne dua orang), serta Ki Jou Koo yang sibuk membakar menyan, karena hari ini jum’at kliwon (?)
Setelah Jeyoon tertidur aku membawanya kembali ke kamar dan meletakkannya di ranjang boxnya.
“Sudah jauh-jauh ke Spanyol, tetap saja melakukannya di rumah!!”
Aku menoleh dan berbalik. Kulihat Hyuki berdiri di ambang pintu sambil mengenakan baju handuk. Sepertinya ia habis mandi, rambutnya terlihat basah. Aaiish.. . . Aku benci melihatnya seperti itu, membuatku berdebar-debar. Aku berjalan ke kamar lewat pintu tembusan kamar kami dan jeyoon.
“Tidak ada tempat yang senyaman rumah sendiri,” sautku sambil berjalan mengambil remote AC dan mengecilkannya.
“Kenapa dikecilkan??” tanyanya sambil memelukku dari belakang. Sepertinya ini sudah menjadi kebiasaannya.
“Err. . .Aniyo. . . aku hanya sedikit kedinginan saja. . .” ucapku tergelagap. Dapat kucium aroma wangi tubuhnya. Dan itu membuat detak jantungku kacau seketika.
“kalau begitu biar kuhangatkan. . .” bisiknya pelan.
Well, ternyata honneymoon kami memang tetap di rumah. Tapi meskipun begitu, kami tetap menikmatinya.

FIN