Tags

, ,


Author : veahwa eunve
Title : heart of the black piano
Genre : sad romance
Cast :
– Park jung soo (leeteuk suju)
– han soo ra
– Kim jong woon (yesung suju)
– Kim eun joo


Part 9

“kanker??”
“ya, anda tidak tau kalau saudara han soo ra menderita kanker otak stadium akhir??”
Semua yang ada disitu bagai tercabut nyawanya.
“KAU BOHONG!!!!” teriak jung soo. Dicengkramnya baju dokter itu “kau bohong kan?? Kau pasti bohong!!!”
“oppa. . .” eun joo terisak sambil menahan jung soo. Sementara ibu soo ra sudah menangis dalam dekapan ayah soo ra.
“saya sangat menyesal sekali, tapi itulah kenyataannya. . .”
“dokter bisa kita bicara sebentar??” tanya ayah soo ra.
“mari ikut keruangan saya!!” jawab dokter itu “untuk sementara ia tidak bisa dilihat dulu hingga ia dipindahkan!!”
Ayah soo ra melepaskan bahu istrinya dan menenangkannya sebentar kemudian ia mengikuti sang dokter.
Sementara jung soo, ia sudah jatuh terduduk dilantai sambil terisak. “dia tidak boleh pergi. . .” gumamnya pelan.
“oppa tenanglah. . .” kata eun joo pelan.
“jung soo, ada yang ingin aku bicarakan denganmu!!” kata ayah jung soo tiba2 “kau juga candy ssi. . . bisa kita bicara sebentar??”
Ibu soo ra mengangguk. Kemudian ayah soo ra menghampiri putranya itu, menariknya untuk berdiri dan menariknya ketempat lain.
“oppa. . . sebenarnya apa yang terjadi??” tanya eun joo begitu semua orang pergi.
“jjagi, apa kau masih ingat aku pernah bercerita tentang kekasih soo ra dulu yang ternyata adalah kakaknya??” tanya jong woon.
Eun joo mengangguk pelan.
“ya, dialah orangnya. . . park jung soo. . . dialah kekasih soo ra dulu, yang ternyata adalah kakaknya sendiri!!”
Eun joo menutup mulutnya dengan sebelah tangan. “tidak mungkin. ..” desisnya. Kemudian ia ingat saat seorang namja menyeret soo ra keluar dari sekolah, laki2 itu. . . park jung soo ssi. . . kenapa dia tidak ingat hal itu?!

“jung soo. . . ada satu hal yang harus kau ketahui. . .”
“aku sudah tau appa!!” potong jung soo, membuat kedua orang didepannya terkejut “aku sudah ingat semuanya. . . “
“tapi appa tidak pernah menceritakan ini padamu. . .”
“soo ra yang memberitahuku!!”
Lagi2 kedua orang itu terkejut.
“kau mengenal soo ra. . .??” tanya ibu soo ra.
“ada sesuatu yang ingin kukatakan. . .” jung soo terdiam sejenak “dulu. . . empat tahun yang lalu. . . aku adalah pacar soo ra!! Sebelum aku mengalami kecelakaan itu. . .”
Kedua orang itu terkejut lagi, tapi tak ada satupun dari mereka yang berbicara.
“tapi suatu hari tiba2 saja soo ra pergi meninggalkanku. . . sikapnya berubah, dan aku memaksanya untuk berkata, kalian tau apa yang dia katakan padaku?? Dia mengatakan bahwa aku dilahirkan dari rahim yang sama dengannya!! Dan itulah awal dari kehancuran kami!!”
Ibu soo ra terisak. . . jadi selama ini yang membuat putrinya depresi adalah hal itu?? ia ingat saat soo ra bertanya padanya apakah kakaknya itu memiliki tailalat di belakang telinganya, dan ternyata itu adalah jung soo?? Pacarnya sendiri?!
“aku bertanya pada eomma apakah dia ibu kandungku, dan dia menjawab aku bukan anak kandungnya, kemudian aku berlari keluar dan terjadilah kecelakaan itu hingga aku amnesia. . . aku tidak pernah bisa membayangkan bagaimana soo ra menanggung semuanya ini sendirian selama ini. . .
Kami saling mencintai appa. . . hingga sekarangpun kami saling mencintai. . . tapi kami tidak boleh. . .” air mata jung soo menetes lagi “kenapa . . . kenapa kalian tidak memberitau kami sejak awal?? Kenapa??” tanya jung soo lirih.
“maaf. . .” ibu soo ra terisak pelan “maafkan aku. . .”
“ini bukan salahmu candy ssi. . . tapi salahku. . .”
“tidak ada yang benar. . .” saut jung soo lemah. . . “inilah kenyataan yang harus kami jalani. . . dan ia bilang kami adalah saudara. . .”

Sudah tiga hari soo ra tidak sadarkan diri. Ia sudah dipindahkan keruangan lain. Dan jung soo tidak pernah beranjak dari tempatnya sedetikpun. Ia tetap ada disamping gadis itu, menggenggam tangannya. Ia menangis, tentu saja. . . kalau dengan cara itu soo ra bisa sembuh, ia rela untuk menangis seumur hidupnya.
Orang tua soo ra tetap ada disana, menyesali takdir yang sudah terjadi. Betapa kenyataan sudah melukai putrinya. Jong woon dan eun joo juga datang kerumah sakit, mereka membantu menjaga adik soo ra, soo eun yang baru berumur tiga tahun. Sedangkan ayah jung soo tetap datang, tapi tidak bisa lama2 disana.
“sampai kapan kau akan menutup matamu hmm??” bisik jung soo lirih “kenapa kau selalu meninggalkanku?? Dulu kau pergi begitu saja. . . dan sekarang apa kau akan pergi lagi. . .?? kau bilang kau mencintaiku. . . tapi kenapa kau meninggalkanku. . .??” air mata jung soo mengalir lagi. . .
“kau membuatku sedih soo ra ya. . . kau melukaiku dengan keadaanmu. . . aku tidak akan pernah memaafkanmu kalau kau pergi. . . sekarang bukalah matamu. . . dan lihatlah aku. . . aku selalu mencintaimu. . .” jung soo terisak pelan. Sementara ibu soo ra yang mendengar hal itu sudah tidak sanggup lagi, ia keluar dari ruangan.
Tiba2 saja jari2 itu bergerak pelan.
“soo ra ya??” panggil jung soo.
Mata itu perlahan terbuka. Mengerjap beberapa kali kemudian tersenyum lemah. “oppa. . .” ucapnya lirih.
“aku disini soo ra, aku disini. . . aku akan selalu disisimu. . .”
“saranghae. . .” bisik soo ra lemah.
“nado saranghae. . . neomu saranghae. . .” jawab jung soo sambil mengecup kening gadis itu. “kupanggilkan dokter dulu!!”
Jung soo menekan tombol disebelah ranjang soo ra. Dan beberapa menit kemudian seorang dokter masuk diikuti dengan seorang suster.
“bisakah anda keluar sebentar??”
Jung soo mengangguk pelan kemudian berbisik disebelah telinga soo ra “aku akan segera kembali. . .” Kemudian iapun keluar dari ruangan itu.
“apa yang terjadi??” tanya ayah soo ra cemas.
“soo ra sudah sadar. . .”
Kedua orang tua soo ra mendesah lega. Tidak lama kemudian dokter itu keluar.
“bagaimana dokter??” tanya ayah soo ra.
“mm. . . soo ra ssi sudah sadar itu bagus. . . tapi keadaannya tetap sama. . . semoga saja ia bisa bertahan. . .”
“terima kasih dokter. . .” ucap ayah soo ra.
Dokter itu mengangguk “ada yang bernama park jung soo?? Soo ra ssi ingin bicara berdua dengannya. . . dan saya ingin bicara dengan orang tuanya. . .”
Jung soo masuk lagi kedalam kamar soo ra dan menghampiri gadis itu. ia duduk dipinggir tempat tidur soo ra, meraih tangannya dan menggenggamnya erat.
“oppa bantu aku duduk. . .” pinta soo ra.
“kau masih lemah soo ra. . .”
“aku tidak apa2 oppa. . .”
Jung soo membantu gadis itu duduk bersandar bantal ditempat tidur.
“oppa. . . bolehkan aku meminta sesuatu kepadamu??” tanyanya pelan.
“apapun. . . bahkan yang tidak mungkin sekalipun, kalau kau yang minta, akan kujadikan mungkin. . .”
Soo ra tersenyum “oppa. . . esok. . . untuk sehari saja. . . jadilah kekasihku. . .lupakan status dan semua kenyataan yang ada. . . karna aku ingin tersenyum didepanmu. . .bukan menangis. . .”
“selamanya aku tetap kekasihmu soo ra ya. . .”
Soo ra tersenyum pahit. “apa eomma dan appa ada disini?? Kau sudah bertemu mereka??”
Jung soo mengangguk pelan “biar kupanggilkan mereka. . .”

Soo ra membuka matanya pelan. Kemudian tersenyum lebar saat memelihat ada jung soo disampingnya.
“kau sudah bangun??” tanya jung soo sambil tersenyum.
“oppa. . . kau tidak tidur??” tanya soo ra.
Jung soo menggeleng pelan “aku tidak ingin kehilangan waktu sedetikpun untuk menatapmu. . .”
Soo ra tersenyum “tidak perlu begitu. . .” ia menyentuh kelopak mata jung soo lembut membuat laki2 itu memejamkan matanya “karna aku akan selalu ada disini. . . didalam matamu. . .”
“ya. . .bahkan saat aku memejamkan matapun hanya kau yang terlihat. . .”
“yaak. . . kenapa kau belum mandi?? Cepat pulang dan mandilah!!”
Jung soo mengerutkan alisnya bingung “untuk apa??”
“hari ini kita akan jalan2. . . kau tidak mau menemaniku??”
“soo ra ya, keadaanmu belum pulih!!”
“dokter sudah mengijinkanku. . . jadi kau tidak boleh menolak. . . ayolaaah. . . besok aku tidak akan kemana2. . .”
Jung soo menatapnya sejenak. “baiklah. . .” katanya mengalah.
Cup. . . tiba2 saja soo ra mengecup pipi jung soo “gomawo. . . yeobo. . .” ucapnya sambil tersenyum.
Mau tidak mau jung soo ikut tersenyum “ne jjagi. . .”
“kalau begitu cepatlah pulang!! Dan mandilah!! Jangan datang kalau kau tidak terlihat keren, aku tidak mau punya pacar jelek!!”
Jung soo tertawa kecil sambil mengacak2 rambut soo ra “sejak kapan kau jadi manja begini??”
“aiish oppa. . . sudah, cepatlah. . .”
“iya iya. . . aku akan segera kembali!!” jung soo mengecup kening soo ra sejenak kemudian berjalan keluar ruangan dan menutup pintu. Begitu pintu itu tertutup, senyuman soo ra meredup. . .

Meskipun permintaan soo ra aneh, jung soo tetap saja menuruti permintaan soo ra. Ada sesuatu yang dirasakannya tidak baik. Bahkan kedua orang tua soo ra pun menuruti apa permintaan putrinya.
“pulanglah saat makan siang, eomma akan memasak makanan kesukaanmu. . .”
“ne eomma. . .”
“hati2 soo ra ya. . . “ jong woon membelai kepala soo ra lembut “jung soo ssi. . . jaga dia baik2. . .”
Jung soo mengangguk pelan kemudian membukakan pintu mobil untuk soo ra. Soo ra masuk kedalam dan jung soo menutupnya. Kemudian ia sendiri masuk kedalam mobil dan mulai meninggalkan tempat itu. ia sempat mengerutkan alisnya sejenak saat melihat orang tua soo ra dari kaca spion, kenapa mereka semua menangis?? Termasuk eun joo dan jong woon.
“oppa. . . hari ini aku ingin ketoko itu. . .”
“tentu saja. . .” jawab jung soo sambil tersenyum.
Soo ra memandang toko itu lagi. Masih sama saat terakhir kali ia kesana. . . tapi kini, piano itu ada ditempatnya. . . kemarin ia meminta jong woon untuk mengembalikan piano ini ketempat dimana seharusnya benda itu berada.
“kau mau mendengarku bermain??” tanya jung soo.
Soo ra mengangguk semangat. Mereka berdua kemudian duduk dan mulai bermain piano bersama. Suara dentingan itu mengalun bersama2. . . begitu indah. . . namun terdengar pilu.
“oppa. . . apa kau membawa kamera??” tanya soo ra.
“ne, wae?”
“ayo kita membuat kenangan!!” katanya semangat.
Jung soo mengambil kameranya kemudian menjepretkannya beberapa kegadis itu, kemudian mereka berfoto bersama. Tidak terasa hari sudah siang.
“kita harus pulang. . . eomma bilang ia sudah memasakkan makanan kesukaanmu bukan??” kata jung soo.
“mm. . . tapi setelah makan aku ingin pergi nonton, main ice sketing, dan ketaman hiburan bersamamu. . .”
“soo ra ya. . . keadaanmu masih lemah!!” protes jung soo.
“tapi aku ingin pergi kesana bersamamu. . .” wajah soo ra terlihat kecewa.
Jung soo tidak tahan melihatnya “baiklah baiklah. . . sudah jangan sedih lagi. . . bukankah kau bilang ingin tersenyum dihadapanku??”
Seketika soo ra tersenyum “ne. . .”

“eomma. . . terima kasih sudah memasakkan ini untukku. . .” kata soo ra sambil memakan makanannya dengan lahap.
“tentu saja. . . kau kan putri kesayangan eomma. . .”
Soo ra tersenyum mendengar itu. “gomawo. . .”
Kedua orang tua soo ra, soo ra dan jung soo makan bersama sementara soo eun sedang bersama jong woon dan eun joo sekarang.
“oppa. . . aku ingin kekamar dulu. . . tunggu sebentar ya. . .” pinta soo ra saat selesai makan.
Jung soo mengangguk pelan, menatap gadis itu.
“biar aku yang membereskan piring. . .” kata ayah soo ra kemudian menuju kedapur.
Suasana jadi canggung. . . jung soo tidak tau apa yang harus berkata apa.
“jung soo ssi. . .” panggil ibu soo ra tiba2.
“ye??”
“boleh aku memelukmu. . .?? sebentar saja. . .” pinta ibu soo ra. Air matanya sudah mengambang.
“tentu saja. . . eomma. . .” jawab jung soo.
Ibu soo ra langsung menangis dan memeluk putranya itu. putra yang belum sempat dilihatnya saat lahir.
“eomma benar2 bahagia bisa memelukmu seperti ini. . .bisa mendengarmu memanggilku eomma. . .” isak eomma.
Jung soo melepaskan pelukkannya, “eomma. . . sudahlah. . . jangan menangis. . . air matamu terlalu berharga, kau tidak ingin soo ra melihatnya bukan??” jung soo menghapus air mata ibunya itu. entah kenapa ia merasa dekat dengannya meskipun ia tidak pernah bersama wanita itu sebelumnya.
“oppa. . .ayo, kita pergi sekarang!!” teriak soo ra diujung tangga.
“kalian mau pergi lagi??” tanya eomma soo ra.
“ne, eomma. . . aku ingin menghabiskan waktuku dengan oppa hari ini!!”
“baiklah, hati2. . .”
Soo ra mengangguk2 riang kemudian menarik tangan jung soo keluar. Ketika dua sosok itu menghilang dibalik pintu, ibu soo ra langsung terisak dan memeluk suaminya yang baru saja menghampirinya.

Hari itu, mereka menghabiskan waktu bermain di taman hiburan. Mencoba semua permainan, hingga tak terasa waktu sudah malam.
“soo ra ya, ini sudah malam. . . sebaiknya kita pulang!!” kata jung soo sambil memakaikan syal keleher gadis itu.
Soo ra menggeleng pelan. “ani oppa. . . aku tidak ingin pulang. . . karna aku ingin menghabiskan satu hari penuh bersamamu. . . karna esok. . . kau bukan kekasihku lagi. . .” suara soo ra memelan diakhir kalimat. Air matanya mengambang, ia menunduk untuk menyembunyikannya.
“ayo ikut aku. . .” balas jung soo pelan sambil menarik tangan gadis itu.
Dan disanalah mereka. Dipinggir danau, duduk dibawah pohon besar dan bersandar pada batangnya. Soo ra duduk diatas pangkuan jung soo, menyandarkan kepalanya kedada laki2 itu, dan laki2 itu mendekapnya erat, memandang bintang2.
“oppa. . . terima kasih. . . terima kasih atas cinta dan melody terindah yang kau berikan kepadaku. . . untuk segala2nya, terima kasih. . .”
“kenapa aku merasa kau seolah2 mengucapkan kata perpisahan??” tanya jung soo.
“esok. . . kau sudah bukan kekasihku lagi oppa. . . kau harus menerima kenyataan bahwa aku adalah adikmu. . . dan bisakah kau memandangku tanpa rasa itu. . .??”
“ani. . . selamanya kau akan tetap menjadi kekasihku. . .” jawab jung soo sambil mempererat pelukannya.
Air mata soo ra jatuh “selamanya. . .??”
“selamanya. . .” jawab jung soo tegas.
“gomawo. . .” bisik soo ra. Ia sudah tidak bisa menahan air matanya lagi.
“soo ra ya, sejak kapan kau tau bahwa kau menderita kanker otak??” tanya jung soo pelan.
“dua tahun yang lalu. . . sebelum aku kembali kemari. . . aku divonis kanker otak stadium tiga. . . dan setelah itu aku tidak pernah datang lagi kerumah sakit. . .”
“kenapa??”
“karna aku sudah tidak punya kehidupan oppa. . . kenyataan sudah merenggutnya dariku. . . ia sudah merebutmu dariku. . . aku lega akhirnya kini semuanya terungkap. . . kau bisa bertemu dengan eomma. . . dan aku bisa bertemu dengan kakakku meskipun aku berharap orang itu bukanlah dirimu. . .”
“bukankah sudah ku bilang bahwa selamanya aku adalah kekasihmu. . .??” saut jung soo.
Soo ra tersenyum pahit “ya. . . selamanya. . .”
“kenapa kau menangis. . .??” tanya jung soo pelan sambil memegang wajah gadis itu menghadapkannya kebelakang dan menghapus air matanya “bukankah kau berjanji untuk tersenyum dihadapanku??”
Soo ra tersenyum lemah “aku bahagia oppa. . .”
“soo ra ya. . . hari ini aku akan menjadi kekasihmu seutuhnya. . . dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang kekasih. . .”
Soo ra menatap bingung “maksudmu oppa. . .??”
Jung soo tidak menjawab, ia mendekat dan memiringkan wajahnya, mengecup bibir gadis itu lembut. “ini maksudku. . .saranghae kim soo ra ssi. . .” bisiknya kemudian melumat bibir gadis itu lagi dengan teramat pelan.
“nado saranghae park jung soo ssi. . .” bisik soo ra kemudian membalas ciuman itu sama lembutnya.
Air mata jatuh dari kelopak matanya yang terpejam. Mengalir melewati pipinya. . .
Melupakan semua masalah yang ada, melupakan apa statusnya dan melupakan kenyataan yang ada. . . untuk saat ini, biarlah hati yang mengambil alih semuanya. . .
Jung soo mengulum bibir gadis itu lembut, kemudian melepaskannya dan memeluk gadis itu erat. Soo ra menyandarkan kepalanya didada jung soo dan memejamkan mata, tertidur. Dan jung soo pun ikut memejamkan matanya.

Jung soo mengerjap2kan mata saat sinar matahari membuatnya silau. Saat pertama kali bangun, yang dilihatnya adalah pemandangan sebuah danau yang begitu indah. Gadis itu masih ada dalam dekapannya. Didekatkannya bibirnya ketelinga soo ra.
“soo ra ya. . . bangunlah. . .” bisiknya pelan.
Gadis itu tidak bereaksi. Kemudian jung soo mengecup kening gadis itu pelan. Dingin. . .??
“soo ra. . . bangunlah!!” diguncangnya tubuh gadis itu pelan. Tangan soo ra jatuh terkulai lemas. Jung soo membeku “soo ra. . . bangun!!” diguncangnya lebih keras tubuh gadis itu. air mata jung soo mulai menetes. “soo ra jangan bercanda!!! Ayo cepat bangun!!” teriaknya keras sambil mengguncang tubuh gadis itu. namun soo ra. . . tetap memejamkan matanya. . .
Dada jung soo terasa sesak “soo ra ya. . . bangunlah. . .” isak jung soo “bangunlah. . .” bisik jung soo lirih.
Kini yang terdengar hanya isakan tangisnya. Diddekapnya lebih erat gadis itu. air matanya mengalir deras. “saranghae. . . yeonwonhi. . . saranghae. . .” bisiknya pelan. . .
———————————————————–

Jung soo memandang kamar soo ra itu dengan rasa sesak. Sudah tiga hari sejak kepergian gadis itu. dan sejak itu ia tinggal dirumah soo ra. Dibukanya laptop soo ra, dibacanya isi laptop itu.

Aku tak tau apa yang akan terjadi dalam hidupku pada detik selanjutnya. . . dan betapa ajaibnya takdir. . . ia bisa mengubah hidupku dalam waktu singkat. . . semula yang terasa hampa. . . kini sudah terisi penuh dengan melody2 dan cinta. . .
Begitu saja datang tanpa pernah kuduga. . . rasanya. . . nyaman. . . memiliki seseorang untuk berbagi rasa. . . dengan kehadirannya saja sudah cukup. . .
Kalau boleh tuhan, biarkanlah dia selalu ada untukku, maka aku tidak akan butuh apa2 lagi. . . karna aku sadar akan satu hal, park jung soo. . .aku mencintainya. . .

Aku tidak tau bagaimana caranya untuk hidup normal tanpa masalah. Tapi, bukankah hidup tanpa masalah itu artinya tidak normal. Ah, kalau seperti itu, lebih baik aku memilih hidup dengan tidak normal saja. Aku tidak tau bagaimana cara orang lain dalam menghadapi masalahnya masing2, dan aku juga tidak tau apakah mereka merasakan apa yang kurasakan saat mendapat masalah. Sering aku berfikir, apakah masalahku ini begitu berat dibandingkan dengan masalah orang lain?? Atau malah tidak apa2nya. . . tidak, ringan ataupun berat, masalah adalah tetap masalah, suatu hal yang bisa memperburuk keadaan dan menuntut untuk diselesaikan, mau atau tidak. Jadi tidak ada masalah yang paling berat atau paling ringan, karna masalah tidak pernah diinginkan kehadirannya dalam hidup ini yang ironisnya mau tidak mau ia akan tetap hadir. Yang terpenting, adalah bagaimana bisa menghadapinya. Adakah jalan untuk mengatasinya?? Pasti ada karna waktu ini terus berputar, entah itu hasilnya baik atau buruk tergantung dari cara pandangnya. Ah, kenapa harus ada masalah?? Apa mungkin karna hidup?? Tentu saja, karna hidup itu sendiri adalah masalah. . . jika seperti itu adanya, aku lebih memilih untuk tidak hidup. . .

Jung soo meneteskan air mata saat membaca tulisan terakhir soo ra itu, tulisan yang sempat ditulis gadis itu saat mereka selesai makan siang bersama, kemudian ia menuliskan sesuatu dibawah tulisan soo ra itu. setelah itu ia berjalan keluar kamar dan mendapati eommanya sedang ada dibawah, menggendong soo eun dengan wajah sembab.
“eomma. . . aku pergi dulu. . .” pamitnya pelan.

Jung soo sedang menekan2 tuts2 piano itu pelan. Melody itu. . . mengalun indah. . . namun pilu. . . ada kesedihan didalamnya. . . air matanya menetes saat memainkan benda itu. . .
Melody itulah yang mempertemukan mereka ditempat ini bersama piano hitam ini. . . namun kini, selamanya ia tidak akan pernah bertemu lagi dengan gadis itu. benarkah ia tidak bisa?? Karna tidak ada perpisahan yang abadi. . .
Semua kenangan tentangnya muncul kembali satu persatu. . .

“ini adalah lagu buatanku. . . bagaimana menurutmu??”
“benar2 indah. . .”
“kau mau memainkannya??”
“ta. . . tapi aku tidak bisa. . .bermain piano. . .”
“akan kuajarkan. . .nah, namaku park jung soo, dan kau??”
“han soo ra. . .”
“baiklah, mulai hari ini, aku resmi menjadi guru pianomu han soo ra ssi. . .”

“jangan ragu. . . ikuti hatimu. . . karna melody itu, adalah alunan yang berasal dari dalam hati. . .jika kau mengikuti hatimu, tanganmu akan bergerak sendiri menekan tuts2 itu tanpa kau sadari. . .”
“benarkah??”
“coba saja. . .”

“bagaimana permainanku??”
“benar2 bagus. . . kau sudah menguasainya. . .”
“itu karna aku mengikuti hatiku. . . seperti yang kau bilang. . .jadi bagaimana aku bisa menjauhimu jika kau sudah mengikatku dengan melody2mu??”
“aku benar2 senang mendengarnya. . .”
“park jung soo ssi. . . terima kasih karna kau sudah mengisi hatiku dengan melody2mu. . .”
“soo ra ah, apa kau tau kalau cinta itu sama dengan melody?? Keduanya. . . sama2 berasal dari dalam hati. . .jika aku bisa mengisi hatimu dengan melody2ku. . .bisakah kau mengisi hatiku dengan cintamu??”

“siapa dia??”
“dia sepupuku. . .”
“jjinja??”
“kau tidak percaya??”
“tentu saja aku percaya. . . kalaupun itu benar, akan kulakukan apapun agar kau bisa menjadi milikku satu2nya!!”

“Aku pernah mengenal seseorang yang bilang kepadaku ‘melody adalah alunan yang berasal dari dalam hati. . ‘ namun kini, orang itu tidak ingat apapun tentang melody itu. . . tidak tentang masa lalunya. . . tidak tentang orang2 terdekatnya. . . tidak tentang aku. . .bahkan tidak tentang dirinya sendiri. . .
Aku hanya berharap bisa mengatakan kepadanya ‘sekali saja dalam kekosongan ingatanmu, pernahkah kau mengingat sedikit saja tentangku?? Walaupun itu hanya namaku atau melody yang pernah ada. . .karna aku selalu mengingatmu. . .’ “

“oppa. . . esok. . . untuk sehari saja. . . jadilah kekasihku. . .lupakan status dan semua kenyataan yang ada. . . karna aku ingin tersenyum didepanmu. . .bukan menangis. . .”

“oppa. . . terima kasih. . . terima kasih atas cinta dan melody terindah yang kau berikan kepadaku. . . untuk segala2nya, terima kasih. . .”
“kenapa aku merasa kau seolah2 mengucapkan kata perpisahan??”
“esok. . . kau sudah bukan kekasihku lagi oppa. . . kau harus menerima kenyataan bahwa aku adalah adikmu. . . dan bisakah kau memandangku tanpa rasa itu. . .??”
“ani. . . selamanya kau akan tetap menjadi kekasihku. . .”
“selamanya. . .??”
“selamanya. . .”
“gomawo. . .”

Ketika melody itu berakhir, jung soo membuka matanya pelan dan menatap sebuah foto yang diletakkan diatas piano itu. foto yang pertama kali mereka ambil ditaman hiburan itu. dan disebelahnya, kamera itu tergeletak. Kamera yang berisi semua kenangan2 mereka. . .
Sakit. . . benar2 sakit. rasanya ada yang menghimpit jantungnya. . . dan ada sesuatu yang hilang dari hidupnya. . . hati itu kini terasa kosong, hampa. . .
Jung soo beranjak dari duduknya kemudian berjalan pelan. Meninggalkan toko itu, meninggalkan kenangan2 itu. . . pandangannya terasa kosong. Ia terus berjalan tanpa arah. Hampa, itulah yang kini dirasakannya.
TIIIIIIINNNNNNN…………..
Suara nyaring itu membuatnya mengangkat wajah dan menoleh. saat mobil putih mendekat dengan kecepatan tinggi, ia sadar sepenuhnya, ia tidak bisa bernafas tanpanya. Dengan senyum terlukiskan dibibirnya, ia memejamkan mata perlahan. Dan air mata itu jatuh. . .
BRAAAK. . .
Nafas itupun pergi bersama darah yang berceceran dimana2. Dan sang kenyataanlah yang tetap menjadi pemenang. Apa yang bisa dilakukan oleh hati bila takdir itu sudah berkata?? Tak ada yang bisa melawannya. . . hanya ada dua opsi yang bisa dilakukan, yaitu berdamai dengan hati itu sendiri, atau mengeluarkan hati itu dari tubuhnya. . . karna rasa itu letaknya ada didalam hati. . .

~epilog~

Saat suara itu tak lagi bisa ku dengar. . . saat wajah itu tak lagi bisa ku lihat. . . dan saat jariku tak lagi bisa lagi menyentuhnya. . . aku sadar. . . nafas itu telah telah pergi. . . meninggalkan semua rasa sakit. . . meninggalkan semua masalah. . . meninggalkan semua kenyataan. . . dan meninggalkanku bersama cinta ini. . .
Lalu bagaimana aku bisa hidup tanpa nafasku. . .?? satu2nya pilihan yang kupunya hanyalah pergi untuk mengambil nafas itu kembali. . .

Park jung soo

FIN

Hiks. . .
*masih mewek*
Makasi yang uda baca ff romeo and juliet second ini,, pkoknya makasi banyak dah,,
Semoga mereka berdua tidak mengahantuiku,, hiiiii……
*peluk hyuki*