Tags

, , ,

= ryeowook =
“anyeong haseo hye soo ssi. . .” aku tersenyum lebar saat baru saja tiba dikantor.
Gadis itu mendongak menatapku kemudian menundukkan kepalanya sedikit sebagai salam hormat dikorea. Tanpa berbicara apapun, ia menatap layar komputernya kembali.
aku tersenyum sipul melihatnya. Kenapa gadis ini begitu dingin??
“apa yang kau kerjakan??” tanyaku kembali saat duduk dimejaku.
“gambar2 design yang baru sudah ada didalam kaset CD diatas mejamu, silahkan diperiksa!!” saut hye soo tanpa menoleh.
aku menoleh kemeja dan mendapati ada sekeping CD diatas tumpukan buku diatasnya. Kuhela nafas pelan dan mulai memeriksa kaset itu.
aku meregangkan tangan2ku untuk melemaskan otot2. Kupandang jam didinding yang sudah menunjukkan waktu makan siang.
“wookie, kau mau makan bersama kami??” tanya yoona.
Aku menggelengkan kepala pelan “kamsahamnida, kalian pergi saja dulu!!” jawabku ramah. Kemudian kulirik hye soo yang masih berkutat dengan komputernya.
“kau butuh bantuan??” tanyaku.
“kamsahamnida!!” jawab hye soo singkat, padat dan jelas. Aku menghela nafas melihatnya.
“kau sering pergi ketaman itu??” tanyaku lagi tanpa menyerah.
“mwo??” hye soo menghentikan kegiatannya dan memutar kepalanya menghadapku.
aku tersenyum manis, sepertinya aku berhasil menarik perhatian gadis itu. “beberapa hari yang lalu aku melihatmu ditaman itu. . .”
“hanya kebetulan!!” saut hye soo dingin sambil mengalihkan pandangannya pada komputer lagi.
Aku tidak menyerah. Aku ingin gadis itu memperhatikanku, “fotomu bagus sekali!!” komentarku sambil menatap layar komputernya.
Berhasil!! Hye soo menoleh lagi kepadanya “apa maksudmu??”

= song hye soo =

“apa maksudmu??” tanyaku dingin.
“apa kau tidak tau?? kau sangat manis saat tertawa!!”
Kutatap laki2 tajam. Tapi percuma, ia sedang serius menatap layar komputernya. Kemudian kuikuti arah pandangnya. Dikomputer itu aku melihat foto wallpaper seorang gadis yang menggunakan dress putih lembut dirangkap dengan cardigan coklat muda. Gadis itu sedang berjongkok dihadapan seorang gadis kecil dan mereka sedang tertawa sambil meniup kincir angin. Perlahan aku mulai menyadari siapa gadis itu.
“i. . .itu. . .”
Ryewook menoleh kemudian tersenyum “aku merindukan tawamu. . .”
Aku mematung menatap ryewook. Apa maksud laki2 itu?? apa ia sengaja ingin menggodaku?? Tapi wajahnya terlihat serius. Tidak. . . aku tidak boleh berhubungan dengannya, tidak. Aku beranjak dari dudukku dan berjalan cepat menuju toilet. Air mataku jatuh. Kututup pintu toilet dengan keras dan membiarkan kesedihan mengalir kedalam diriku.
Aku menghampiri wastafel dan membasuh mukaku. Baiklah hye soo, ingat, siapa dirimu!! Kuatkan dirimu dan abaikan dia!! Bisikku dalam hati. Aku memandang wajahku sekilas dalam cermin, cih, aku benar2 membenci wajah ini!! Wajah yang menjadi penyebab kehancuranku!!
Tanpa berlama2 aku keluar dari toilet dan menuju cafetaria. Memesan lasagna dan segelas teh dingin seperti biasanya. Aku duduk dimeja sudut dekat jendela, sempat kulihat namja itu ada disana, dimeja besar bersama yoona, donghae, sunye, dan lainnya sedang membicarakan sesuatu sambil tertawa. Aku menatap lagsanaku, kusendok dan kumasukan kedalam mulutku. Kukunyah pelan sambil menahan tangis. Ya, hingga kini, aku belum pernah bisa melupakan jung soo oppa, meskipun sudah tiga tahun berlalu. . . tetap saja, bayangnya yang penuh kehangatan selalu ada dalam mataku. Seseorang yang menjadi cahaya untukku. . . seseorang yang membuatku mengenal cinta untuk pertama kalinya, seseorang yang memiliki kunci untuk membuka hatiku. . . seseorang yang bisa masuk kedalam kehidupanku dan seseorang yang telah kulukai. . .
“boleh aku duduk disini??”
Aku tersentak saat mendengar suara itu. kuangkat wajahku dan kim ryeowook, namja itu sedang tersenyum lebar sambil duduk tanpa menunggu persetujuanku “kenapa kau tidak gabung bersama kami??” tanyanya.
Aku hanya menatapnya datar. Sebenarnya apa yang diinginkan namja ini?? “kenapa kau kemari??” tanyaku dingin.
“disini sangat sepi, jadi aku kemari untuk membuatnya ramai!! Aku benci kesunyian!!”
Aku terperangah menatapnya. Kenapa. . . kenapa ia mirip dengan. . .
“kenapa hanya makan lasagna?? Seharusnya kau makan nasi, nanti perutmu bisa sakit!!”

“yaak, soo ya, kenapa kau makan lasagna?? Seharusnya kau makan nasi!! Kalau perutmu sakit bagaimana?? Ini tidak cukup untuk makan siangmu, penyakit magh-mu bisa kambuh!!”
“tapi aku suka oppa. . .”
“aniyo!! Kau harus makan nasi, kalau kau tidak makan nasi, aku juga tidak akan makan!!”
“yaak jung soo oppa, kenapa begitu??”
“karna aku menyayangimu. . .”

“soo ya??”
Aku tersentak kaget saat seseorang mengguncang tubuhku pelan.
“kenapa kau menangis?? Ada apa?? apa kau terluka??”
Aku menatap ryewook linglung tanpa tau harus apa. kemudian kuhapus air mataku cepat “pergilah ryeowook ssi, kumohon. . .” pintaku lirih.
“apa aku menyakitimu??” tanya namja itu. ada nada sedih didalamnya.
Aku menatapnya sejenak “kau. . .kumohon, tinggalkan aku sendiri. . .”
“baiklah. . . aku tidak akan mengganggumu sekarang!!”
“dan satu lagi, jangan memanggilku soo ya. . .”
“lalu??”
“terserah, tapi jangan memanggilku dengan nama itu. . .”
“baiklah. . .”
Suasana cafetaria mulai sepi. Mungkin jam istirahat sudah habis. Yoona dan yang lainnya juga sudah kembali. Hanya tinggal beberapa orang disana.
“nona, ini nasi anda!!”
Aku menatap bingung pada pelayan yang menaruh nasi, dan tumis daging dan sayuran didepanku “tapi aku tidak memesannya. . .”
“oh, tadi seorang namja sudah memesan dan membayar semuanya. . . silahkan!!” jawab pelayan itu sebelum pergi.
Aku tercenung menatap seogeogi chapchae itu, makanan ini. . . makanan yang selalu dipesan jung soo saat kami makan bersama. Air mataku jatuh dan menghapusnya cepat. Aku beranjak dari dudukku dan meninggalkan makanan yang masih utuh itu. seluruh nafsu makanku leyap tidak berbekas.

= ryewook =

Aku terus menatapnya. Ada sesuatu yang aneh padanya. Ada sesuatu yang tidak diketahui oleh orang lain. Dan aku ingin tau apa itu. kenapa dia begitu dingin?? Kenapa dia tidak mau berbaur dengan yang lainnya?? Dibalik itu semua, aku tau, ia adalah sosok gadis yang hangat. Ia gadis yang lembut dan penyayang. Dan itu yang membuatku menyukainya saat pertama kali melihatnya.
Aku ingin tau tentangnya, aku ingin tau semuanya karna aku ingin masuk kedalam kehidupannya. Dan aku akan berusaha membuka pintu hatinya. Aku memang tidak mempunyai kunci untuk membuka hatinya, tapi aku yakin, suatu saat nanti, ia yang akan membukakannya untukku!! Dan aku tidak akan menyerah. . .
Wajahnya terlihat sedikit pucat. Ia terlalu serius dengan pekerjaannya. “hyeni, apa kau sakit??” tanyaku pelan.
Ia terdiam sejenak kemudian menggeleng pelan dan kembali meneruskan pekerjaannya. Sebenarnya aku ingin bertanya banyak kepadanya, tapi dilihat dari sikapnya, tentu saja dia tidak akan mau menjawab pertanyaanku, termasuk kenapa aku tidak boleh memanggilnya dengan nama soo ya. Akhirnya dengan berat hati aku mengalihkan tatapanku darinya dan mulai mengerjakan pekerjaanku.

Aku melihatnya disana. Ia sedang berjalan dikoridor sambil memegangi dinding. Sebelah tangannya memegangi perutnya. Ada apa dengannya?? Kenapa ia tampak kesakitan?? Belum sempat aku bertanya, ia sudah hampir jatuh. Aku berlari menghampirinya dan menopang tubuhnya dari belakang.
“kau baik2 saja??” tanyaku pelan.
“per. . .gi. . .” pintanya lemah.
“hyeni, kau sedang sakit mana mungkin aku meninggalkanmu?!”
“jangan pedulikan aku!!” katanya lemah berusaha untuk menjauh dariku. Tiba2 ia membungkuk sambil memegangi perutnya.
“hyeni!!”

= song hye soo =

Aku berhenti melangkah saat kurasakan perutku bertambah sakit. Keringat dingin mengalir melewati tengkukku. Kakiku terasa lemas, dan sebelum aku terjatuh ketanah, seseorang tiba2 mengangkat tubuhku, kim ryowook.
“kita harus kerumah sakit!!” katanya pelan.
Aku hanya menggigit bibirku sambil memejamkan mata kuat2 menahan perih. Tubuhku terasa lemas. Yang bisa kulakukan, hanya menyandarkan kepalaku kedadanya. Aroma lilac, dan dedaunan basah menyeruak kedalam pernafasanku. Aroma yang segar dan lembut, membuatku seolah2 berada ditengah hutan yang basah oleh hujan.
Tidak tuhan. . . kumohon. . . jangan biarkan aku memasuki kehidupannya, aku tidak boleh menyakitinya. . . tidak boleh. . .
Kurasakan air mataku meleleh dipipi kemudian, semuanya berubah menjadi gelap. . .