Tags

, , ,

“pergilah. . . aku baik2 saja. . .”
“bukankah lebih baik kita lapor polisi??”
Aku menggeleng pelan sambil menatap jong woon “biarlah, aku tidak ingin ia semakin mendapat masalah nanti. . . kau boleh pergi oppa, aku akan menunggunya hingga sadar. . .”
“baiklah. . . aku akan meninggalkan kalian berdua. . . kalau ada apa2 hubungi aku!!”
Aku mengangguk pelan “gomawo. . .”
Jong woon membelai lembut kepalaku kemudian berjalan keluar. Aku mengalihkan pandanganku kepada ryeowook. Namja itu masih belum sadarkan diri. Aku membawanya keapartementku dan tadi dokter sudah mengobatinya. Tubuhnya memar semua, dan entah kenapa hatiku terasa perih melihatnya. Senyumnya yang selalu ceria, kini hilang, tatapannya yang bersinar2, redup. . . dan itu semua karna aku. . .
Kuraih tangannya kemudian kucium. Air mataku bergulir lagi. . . “mianhae. . . “ bisikku lirih. . .
Tiba2 jari dalam genggamanku bergerak pelan. aku tersentak dan cepat2 menghapus air mataku.
“hyeni. . .” gumamnya lirih.
Aku mendekatkan wajahku “aku disini. . .” bisikku pelan.
Ia mendesah pelan sambil membuka matanya perlahan. Dikerjap2kannya beberapa kali untuk melihat lebih jelas. Ia menatapku kemudian tersenyum “aku senang kau baik2 saja. . .”
Air mataku seketika jatuh “kenapa kau begitu baik kepadaku wook ah. . .”
Ia mengusap pelan air mataku “jangan menangis lagi. . . sudah cukup banyak air mata yang kau keluarkan. . .”
Aku menggenggam lebih erat tangannya “mianhae. . .” bisikku lirih.
“aniyo. . . bukan salahmu. . . “
“kumohon wook ah, jangan perduli lagi kepadaku. . . aku tidak ingin__”
“ssst. . .” ia meletakkan jarinya dibibirku “aku tidak ingin lagi mendengarmu berbicara seperti itu. . . satu2nya masalahku adalah ketika kau tidak ada disisiku. . .”
Aku terisak pelan. ia menarik wajahku dengan kedua tangannya. Bisa kurasakan hembusan nafasnya yang menerpa wajahku.
“kumohon. . . jangan menyalahkan dirimu sendiri. . . biarkan aku membuka pintu hatimu dan melihat betapa berkilaunya berlian yang ada didalam hatimu. . .bisakah kau memberiku kunci hatimu?? Kumohon. . . “
“aku. . .”
“saranghae song hye soo ssi. . .” bisiknya kemudian menarik wajahku dan melumat bibirku pelan.
Untuk sejenak aku diam. Aku melihatnya sedang memejamkan matanya sambil terus melumat bibirku. Rasanya lembut, hangat dan manis. . .
Dan aku merasakan ada sesuatu disana. . . sesuatu yang tidak pernah kurasakan saat aku berciuman dengan laki2 yang sudah membayarku. Sesuatu yang pernah kurasakan saat bersama jung soo oppa dulu. . .Aku merasa hatiku menghangat. . .
Kupejamkan mataku dan kubalas ciumannya sama pelannya. Mengikuti rasa yang ada dihati. Membiarkan semuanya mengalir dengan sendirinya. . .
Ia melepaskan bibirku saat kami kehabisan nafas. Aku mendengar nafas kami yang naik turun dan aku bisa merasakan detak jantung kami yang menghentak kuat. Kami masih memejamkan mata mengatur nafas.
“kemarilah. . . aku ingin memelukmu. . . bogoshipoyo. . .” bisiknya pelan.
Ia menggeser tubuhnya dan aku naik ketempat tidur, masuk kedalam selimut dan tidur didadanya, memeluk tubuhnya yang hangat. Ia mendekapku erat dan mencium puncak kepalaku.
“apa tidak sakit bila aku begini??” tanyaku pelan.
“aniyo. . . semua rasa sakitku akan hilang kalau kau ada didalam pelukanku seperti ini. . .” bisiknya pelan.
Tanpa sadar air mataku bergulir, “kamsahamnida. . . “bisikku pelan “sekarang tidurlah. . .”
Ia mempererat pelukannya “saranghae hyeni. . .” bisiknya kemudian memejamkan mata. . .
***

“apa kau yakin akan pergi??”
Aku hanya menunduk menatap jari2ku.
“hyeni, ini belum terlambat. . . kau boleh tidak pergi. . . bekerjalah diperusahaanku yang ada disini. . . apa kau benar2 yakin akan meninggalkannya dan memilih untuk bersamaku?? Meskipun bisa dibilang, yaah aku mencintaimu, tapi aku ingin melihatmu bahagia. . . aku ingin melihatmu tertawa dan tersenyum. . . berhentilah menyebut dirimu sampah. . . aku tau dia mencintaimu dengan tulus hyenie, dan kau juga begitu bukan??”
Aku hanya terdiam mendengar kata2 jong woon. Apa benar aku mencintainya?? Apa benar aku yakin akan pergi keparis?? Apa aku siap?? Siap kehilangan senyumnya? Tawanya?? Dan semangatnya??
Air mataku jatuh begitu saja tanpa bisa kucegah. Kenapa aku menangis?? Kenapa aku menginginkannya?? Tapi apalah arti diriku yang kotor ini?? Pantaskah aku mencintainya seperti mencintai jung soo oppa??
“cukup!!” jong woon tiba2 saja menghentikan mobilnya membuatku bingung “kau bahkan tidak sadar aku membawamu kemana!!!”
Kuedarkan pandanganku dan kami tidak ada dibandara saat ini. Aku menatap bingung luasnya laut biru didepan mataku.
“villa diujung sana adalah milikku!! Jernihkanlah otakmu, aku tau kau butuh persiapan untuk memulai hidup baru!! Bagaimanapun itu sudah lama sekali hyeni. . . lepaskanlah masa lalumu, kau berhak untuk mendapatkan kebahagiaan. . .” jong woon meraih tanganku dan memberi sesuatu kedalam genggamanku. Sebuah kunci. . .
“kuberikan kunci ini kepadamu, semoga saja kau juga bisa memberikan kunci hatimu kepadanya, meskipun aku masih berharap kalau aku yang akan mendapatkan kunci itu, tapi dia lebih berhak bukan??”
Aku menatapnya dengan pandanganku yang kabur “oppa. . .”
Ia tersenyum lembut “saat ini juga, aku sudah menjadi oppamu, dan aku ingin melihat dongsaengku bahagia, apakah itu permintaan yang sulit untukmu??”
Tanpa ragu langsung kupeluk dirinya. “gomawo. . . jeongmal gomawo. . .” bisikku sambil terisak.
Ia mengelus punggungku lembut “turunlah. . .” bisiknya.
Aku melepaskan pelukanku dan turun dari mobilnya. Kemudian iapun pergi dari hadapanku. Aku mengalihkan tatapanku kepada luasnya laut. Kurasakan angin pantai membelai tubuhku sejuk. . .
Kutatap kunci didalam genggamanku kemudian menggenggamnya erat.
***

= ryeowook =

Aku membuka mataku pelan dan langsung terbangun begitu sadar ia tidak ada didalam dekapanku. Kuedarkan pandanganku dan melihat semuanya rapi. Terlalu rapi. . . dimana dia??
Badanku terasa sakit semua. Aku mencoba untuk turun dari tempat tidur dan mencarinya kedapur ataupun kamar mandi tapi tidak ada. Tiba2 saja perasaanku tidak enak. Dengan panik aku membuka lemari pakaiannya dan kosong. . .
Butuh beberapa detik untukku bisa mencerna. Dia. . . pergi??
Aku tersentak dan langsung berlari keluar. Kemana aku harus mencarinya?? Siapa orang yang bisa kuhubungi?? Aku mengacak2 rambutku frustasi. Tidak tuhan, kumohon kembalikan dia kepadaku. . . aku akan mencintainya, menjaganya selamanya, aku berjanji. . .
Tiba2 saja, sebuah mobil berhenti tepat didepanku. Aku menatap bingung kemudian seorang namja keluar dari mobil itu “kim ryeowook ssi. . .”
Aku menatapnya heran. Apa kami saling mengenal??
“kau mencari hyeni??”
“dimana dia??” tanyaku langsung. Kutatap tajam laki2 itu. siapa dia??
“tenanglah, dia baik2 saja, namaku kim jong woon, aku oppanya!!”
“oppa??” aku menatapnya heran. Hyeni punya oppa??
“kau pasti bingung, kau bisa menanyakan langsung kepadanya nanti!! Saat ini dia ada divilaku, pergilah temui dia!!”
Aku menerima secarik kertas dari laki2 itu dan memandangnya diam.
“sampaikan juga kalau aku berangkat keparis, semoga kalian bahagia. . . berjanjilah kepadaku kau akan menjaganya, atau kalau tidak, aku akan datang dan merebutnya darimu!!”
“mwoya??” aku menatapnya terkejut. Ia hanya tersenyum sambil membuka pintu mobilnya.
“anyeong!!” ucapnya sebelum masuk kedalam mobilnya.
Aku masih menatap mobilnya yang semakin menjauh dariku. Kutatap lagi kertas berisikan alamat villa itu. siapa sebenarnya dia?? Tapi bukan itu yang terpenting saat ini, yang harus kulakukan adalah menemukan gadis itu!!

= song hye soo =

Aku menatap lautan didepanku ini sambil menghela nafas pelan. “jung soo oppa. . . mianhae. . .” ucapku lirih “bolehkah aku mencintainya?? Kumohon. . . aku memang masih mencintaimu, selamanya akan tetap mencintaimu, tapi aku membutuhkannya. . . kuharap kau baik2 saja saat ini. . .”
Air mataku jatuh perlahan. Aku tau, hingga kini aku masih mencintainya. . . namja pertama yang mengambil kunci hatiku. . . dan tidak akan pernah ia kembalikan lagi. Tapi bukan hanya kunci bukan yang bisa membuka pintu?? Saat ini, baru kusadari kalau ryeowook, sudah berhasil mendobrak pintu hatiku, dan aku tau, aku membutuhkan kehadirannya disisiku.
Kuhapus air mataku pelan, kurasakan angin yang berhembus membelai wajahku, sejuk. . .
Aku tersentak saat sepasang tangan merengkuhku dari belakang.
“akhirnya aku menemukanmu. . .”
“wo. . .wookie. . . “
“jangan pergi hyeni. . . kau bisa membuatku gila. . .”
Aku terdiam, membiarkan laki2 itu memelukku dan membenamkan wajahnya dileherku, hangat. . . aku tau, pasti jong woon yang memberitahunya aku ada disini. Ah, apakah ia sudah terbang keparis saat ini?? Terima kasih jong woon oppa. . . kau benar2 namja terbaik yang pernah kutemui, ah tidak,, kalian (jong woon, jungsoo, ryeowook) adalah namja terbaik yang pernah kutemui. . .
“song hye soo ssi. . . “
“mmm??”
“mulai saat ini, tubuh yang sedang kupeluk ini hanya akan menjadi milikku!! Dan tidak akan kubiarkan orang lain menyentuhnya. . .”
“apa maksudmu??”
Ia memutar tubuhku perlahan. Tubuhnya masih penuh memar. . .
“menikahlah denganku. . .”
“ye??” aku terkejut menatapnya. Ia memandangku lekat.
“menikahlah denganku. . .” ulangnya.
Apakah aku salah dengar?? Apa dia serius?? Apa dia namja bodoh??
“aku tidak ingin dengar alasan kau menolakku karna masa lalumu!!” sautnya sebelum aku membuka mulutku “aku tidak perduli seperti apa dirimu, bahkan seandainya dirimu adalah pembunuhpun aku tidak perduli, karna aku mencintaimu, aku tidak perduli dengan semua kekurangan dan kelebihan pada dirimu, yang kutau, hanyalah aku menginginkanmu untuk berada disisiku. . .”
Air mataku jatuh perlahan. . . tuhan, apakah dia adalah kebahagiaan yang kau kirimkan kepadaku?? Cahaya yang menerangi kehidupanku??
“kumohon. . . jangan menangis lagi, aku hanya butuh jawaban ‘ya’ darimu!!”
“kau. . . bodoh!!” isakku.
“tidak masalah kalau kau menganggap ini adalah suatu kebodohan, tapi bagiku, mencintaimu adalah suatu keberuntungan. . . “
Tanpa bicara lagi kulingkarkan lenganku kelehernya, memeluknya erat “kau. . . tidak perlu sebuah kunci untuk membuka hatiku. . . karna kau sudah mendobraknya. . . saranghae kim ryeowook ssi. . .”
“apa aku bermimpi??”
“menurutmu??”
Ryeowook membalas pelukanku “neomu saranghae hyeni. . . jeongmal saranghae. . .”
***