Tittle : Different Heart
Cast:
– Lee Eunhyuk
– Lee Hyuk Jae
– Min Seo Rin (Saya)
– Kim Yoon Hye (Sudah pasti saya juga)
– Hyo Yeon
– Lee Donghae

————–

“Apakah rasanya enak?” tanya seorang wanita pada putranya yang sedang memakan sup rumput laut dengan lahap itu.
“Rasanya tidak berubah eomma, gomawo,” balas Eunhyuk.
“Tidak terasa umur kalian sudah bertambah lagi. Dan Eomma jadi semakin tua,” Soo Eun mendesah pelan.
Eunhyuk menghentikan makannya. Laki-laki itu meraih tangan sang Eomma “Eomma… Jangan khawatir, aku akan selalu bersamamu…”
Wanita itu tersenyum “Eunhyuk ah, kau mengenal Kim Yoon Hye bukan? Dia bekerja di tempat yang sama dengamu,”
“Ye… Kenapa kau menanyakannya Eomma?”
“Kau punya nomor ponselnya? Eomma memerlukan bantuannya,”

“Kenapa semuanya sudah berkemas?” tanya Hyuk Jae sambil melihat jam tangannya yang masih menunjukkan jam setengah delapan malam.
“Aku yang mengatakan kepada mereka untuk pulang lebih awal,” jawab Yoon Hye.
“Kenapa?”
“Ada yang ingin kutunjukkan kepadamu, bisa kita pergi sebentar??”
Hyuk Jae menatap ragu sesaat kemudian mengangguk pelan. Yoon Hye mengajaknya ke sebuah tempat makan kecil yang punya meja makan terbuka.
“Tunggulah sebentar,” pinta gadis itu kemudian melangkah pergi.
Hyuk Jae sedang memesan soju saat gadis itu kembali. Ia menatap heran saat Yoon Hye meletakkan sebuah panci kecil di hadapannya.
“Jja, bukalah,” kata gadis itu sambil duduk di hadapannya.
“Apa ini?” tanya Hyuk Jae sambil membuka tutup panci itu, “Sup rumput laut?” tanyanya heran.
Yoon Hye tersenyum “Kau terlalu sibuk dengan duniamu sendiri hingga tidak menyadari kalau hari ini adalah hari ulang tahunmu. Selamat ulang tahun PDnim,”
“Mmm… Go-gomawo,” Hyuk Jae tidak tau harus berkata apa. Selama ini tidak pernah ada seseorang yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya sejak ia berpisah dari Eommanya. Bertahun-tahun yang lalu, wajar bukan kalau dia lupa?!
“Jja, makanlah,” kata Yoon Hye sambil menyerahkan sebuah sendok panjang kepadanya.
Hyuk Jae tertegun saat sendok itu mengaduk supnya. Ada kerang di dalamnya. Ia ingat benar kalau Eommanya senang sekali membuatkan sup rumput laut dengan campuran daging dan kerang untuknya, dan campuran daging dan udang untuk Eunhyuk saat mereka ulang tahun (inget, hyuk jae alergi udang, jadi dia pakek kerang). Perlahan, Hyuk Jae menyuap sesendok sup itu dan kembali tertegun. Wajahnya terangkat menatap Yoon Hye tidak percaya “Kau yang membuat sup ini?” tanyanya dengan suara hampir tercekat.
“Waeyo? Apa rasanya tidak enak??” tanya Yoon Hye khawatir.
“Jawab saja, kau yang membuat ini atau bukan?”
Gadis itu terdiam beberapa saat “Bukan… Bukan aku yang membuatnya,”
“La-lalu siapa?”
Yoon Hye menghela nafas sejenak “Menurutmu? Siapa yang memasaknya?”
Braaak…
Hyuk Jae meletakkan sendok dengan kasar di atas meja lalu berdiri. Matanya menatap Yoon Hye marah lalu melangkah pergi begitu saja.
“Setidaknya habiskan dulu, dia sudah susah payah membuatkannya untukmu!!” seru Yoon Hye sambil ikut berdiri.
“Jangan ikut campur urusanku!!! Aku tidak pernah memintanya!!” teriak Hyuk Jae sambil berbalik lagi.
“Tidak bisakah kau memaafkannya??”
“Sama ketika dia tidak bisa menahanku!! Jangan mengurusi hidupku Yoon Hye ssi, kau bukan siapa-siapaku!!!” kata Hyuk Jae dingin lalu berbalik.
Bruuuk…
“Aakh…”
Seorang wanita meringis kesakitan sambil memegangi kakinya. Sepertinya ia keseleo saat Hyuk Jae menabraknya hingga jatuh. Hyuk Jae hanya diam. Ia menatap wajah wanita itu. Sepertinya tidak asing.
“Ajhuma, kau baik-baik saja?” tanya Yoon Hye sambil membantu Ajhuma itu berdiri.
“Aaakh kakiku sakit sekali…” rintih Ajhuma itu.
“YAA kenapa kau hanya diam saja?!” bentak Yoon Hye pada Hyuk Jae yang hanya mematung.
“Sepertinya kau keseleo Ajhuma. Biar kuantar, dimana rumahmu?”
“Tunggu di sini, aku ambil mobil dulu,” kata Hyuk Jae kemudian berlalu.
“Agashi, dia Lee Hyuk Jae bukan?”
“Ajhuma mengenalnya?” tanya Yoon Hye terkejut. (Inget Rae Ajhuma di chap 1?? Dia bibi Hyuk Jae dan Eunhyuk.)
Belum sempat wanita itu menjawab, mobil Hyuk Jae sudah berhenti di dekat mereka.

Hyuk Jae dan Yoon Hye mengantar Ajhuma itu hingga ke rumahnya. Suasana rumah itu sangat sepi.
“Ajhuma, apa kau tinggal sendiri?” tanya Yoon Hye.
“Ada Appa dan Eonniku. Sepertinya Appa sudah tidur dan Eonni masih belum pulang. Bisa kalian mengantarku ke kamar? Obatku ada di sana,”
“Araseo,”
Kedua orang itu mengantar Ajhuma itu ke kamarnya di lantai atas. Mereka membaringkan Ajhuma itu di tempat tidurnya.
“Tunggulah aku di bawah, aku akan segera menyusul,” kata Yoon Hye pada Hyuk Jae.
Laki-laki itu hanya mengangguk lalu berjalan keluar kamar saat Yoon Hye sedang memijat kaki Ajhuma itu.
Ada yang aneh. Hyuk Jae merasa sangat familiar dengan wajah wanita itu dan juga rumah ini. seperti ia pernah berkunjung kemari sebelumnya. Namja itu berjalan sambil berfikir. Tapi matanya tidak sengaja menatap sebuah kamar yang pintunya terbuka. Foto di atas meja lampu itu yang menarik perhatiannya. Sepertinya ia kenal.
Perlahan, langkah kakinya berjalan menuju foto itu meskipun ia tau bahwa memasuki kamar orang lain itu sangat tidak sopan. Tangannya meraih foto itu menatapnya. Foto dua orang anak laki-laki yang memiliki wajah sama.
Braaak…
Hyuk Jae tersentak seketika hingga memundurkan langkah dan tanpa sengaja menabrak lemari di belakangnya hingga salah satu pintunya terbuka. Menjatuhkan beberapa kotak kado sementara pigora foto yang dipegangnya tadi terlempar ke atas tempat tidur.
Nafas Hyuk Jae berderu keras. Tubuhnya gemetar dan keringat dingin mulai keluar. Tenggorokannya terasa kering dan matanya masih menatap foto itu. Foto masa kecilnya bersama Eunhyuk.
Kakinya sudah akan melangkah pergi tapi tanpa sengaja menyandung kotak-kotak yang berjatuhan tadi. Perlahan, dengan tangan gemetar diraihnya kotak itu. ada sebuah kartu yang diikatkan di pita kotak kado itu. Dengan dada sesak, dibukanya lipatan kartu itu.
‘Selamat ulang tahun yang ke 13 hyuki… Eomma membelikanmu sepatu sport, kau selalu menginginkannya bukan? Semoga sepatu ini masih cukup ketika kita bertemu lagi. Eomma merindukanmu…’
Air mata hyuk jae jatuh. Dadanya benar-benar terasa sesak. Tangannya terulur, mengambil kotak kado yang lain.
‘Selamat ulang tahun yang ke 14 sayang, kau ada di mana sekarang? Eomma ingin bertemu… Lihat, Eomma sudah merajutkan syal untukmu, asmamu tidak akan kambuh lagi saat musim dingin. Apa kau baik-baik saja?’
‘Selamat ulang tahun yang ke 15, Hyuki ah… Apa kau tidak merindukan eomma? Eomma sudah membelikan PSP yang kau minta dulu. Apa kau membenci Eomma?? Mianhae… ‘
Ada noda bekas air mata yang mengaburkan tinta tulisan itu. Hyuk Jae semakin terisak. Dengan brutal, ia melihat semua tumpukan kado yang ada di dalam lemari itu. Semua kado-kado ulang tahunnya sejak ia berpisah dengan Eommanya hingga tahun lalu. Tanpa ada tahun yang terlewat. Bukan hanya kado tapi juga beberapa benda lainnya.
‘Hari ini sweeter yang diminta Eunhyuk sudah selesai, dia memilih warna hijau jadi Eomma membuatkanmu warna biru. Apa kau menyukainya?’
‘Eomma baru saja mengunjungi Pulau Jeju. kau menyukai Piano bukan? Jadi Eomma belikan miniatur piano ini untukmu. Jangan bilang pada Eunhyuk, nanti dia iri karena benda ini hanya ada satu dan itu untukmu,’
“Eomma…” lirih Hyuk Jae dalam isaknya. Air matanya mengalir deras, melihat semua benda-benda itu.
“Eunhyuk ah, apa itu kau?”
Hyuk Jae tertegun mendengar suara lembut itu. Suara yang selalu didengarnya sebelum dan sesudah membuka mata dulu.
Bruuk… Terdengar suara benda terjatuh.
“Hyuki… Apa itu kau?” tanya suara itu hampir tercekat.
Perlahan Hyuk Jae membalikkan tubuhnya menatap wanita yang tengah berdiri diambang pintu itu dengan sebuah kotak kado yang baru saja terlepas dari tangannya.
“Eomma…”
Wanita itu langsung membekap mulutnya. Air matanya mulai mengambang.
“Kenapa kau tidak menahanku? Kenapa kau tidak memilihku? Apa aku terlalu nakal? Apa eomma membenciku? Kenapa harus Eunhyuk? Yang dekat dengan Eomma aku bukan Eunhyuk! Yang selalu bercerita semuanya aku bukan Eunhyuk! Yang selalu belajar piano dengan Eomma aku bukan Eunhyuk! yang selalu tersenyum pada Eomma aku bukan Eunhyuk! Yang… yang selalu menemani Eomma aku bukan Eunhyuk…” isak laki-laki itu.
Ada luka dalam tatapan Hyuk Jae. Seberapa banyak usiannya, ia akan menjadi seorang anak kecil lagi dihadapan Eommanya. Mungkin ini saatnya ia mendapatkan jawaban atas semua pertanyaan yang disimpannya.
Soo Eun membekap mulutnya semakin kuat. Air matanya mengalir deras. Tubuhnya terasa lemas. Namun ia berusaha untuk tegar.
“Tidak ada satu Eomma manapun yang bisa memilih Hyuki ah… Bukan Eomma, tapi Appamu… Appamu yang telah memilihmu dan dia mengancam akan membawa kalian berdua jika Eomma menolak…Mianhae, mianhae…”
“Kenapa?? Bukankah Eunhyuk lebih pintar dariku? Bukankah Appa selalu membanggakannya? Kenapa bukan dia??” tanya Hyuk Jae beruntun.
“Karena Appamu merasa kau lebih bisa bergaul dengan banyak orang dan hal itu yang dibutuhkan dalam perusahaan,”
“Tapi Eomma tau kalau aku tidak suka bisnis!! Eomma tau kalau aku tidak suka belajar hitungan, Eomma tau kalau aku lemah di pelajaran management!!”
“Eomma tau… Eomma sangat tau… Eomma tau kau ingin menjadi seorang penyanyi, eomma tau kau sangat suka bermain musik, Eomma tau itu Hyuki ah…” isak soo eun.
Dengan langkah cepat, laki-laki itu sudah menghambur kepelukan Eommanya “Jangan melepasku Eomma… Aku takut… Aku sendirian…” isaknya dalam pelukan yang bertahun-tahun tidak dirasakannya itu.
“Aniyo… Eomma tidak akan melepaskanmu lagi. Eomma tidak akan membiarkanmu sendiri lagi… Kau tetap putra Eomma… Maafkan Eomma… Kita akan bersama-sama lagi, kita tidak akan terpisah lagi,”
“Janji?”
“Janji!! Eomma berjanji…” didekapnya putra yang bertahun-tahun hilang itu. Mengeluarkan semua kerinduan yang tertahan.
Sementara itu diluar kamar, dua orang wanita sedang menahan tangis mendengarnya. YOON HYE dan Rae Ajhuma…
***

Eunhyuk membuka pintu itu perlahan. Ia sudah mendengar semuanya dari Rae Ajhuma tadi malam. Tampak seorang laki-laki yang memiliki wajah sama dengannya sedang terlelap dalam pelukan seorang wanita.
Soo Eun tersenyum saat melihat Eunhyuk memasuki kamarnya. Tangannya tidak berhenti mengusap-usap kepala Hyuk Jae yang sedang tidur dalam pelukannya. Eunhyuk membalas senyum itu sambil berjalan mendekat tanpa suara. Dikecupnya pipi wanita itu sebagai ucapan selamat pagi. Kemudian ia kembali keluar kamar. Meninggalkan ibu dan anak yang baru bertemu itu. Ia merasa menemukan kembali keluarganya.
“Kau sudah makan Eunhyuk ah?” tanya Soo Eun yang baru tiba di dapur.
“Dimana Hyung?” tanya Eunhyuk.
“Dia sedang menemui Haraboji, kau mau makan apa? Dimana bibimu?”
“Bibi sedang membeli buah di supermarket. Dia ingin membuat kue nanti,”
“Baiklah, Eomma masak dulu kalau begitu,”
Eunhyuk sedang membaca koran di meja makan, membiarkan Eommanya berkutat dengan bahan-bahan masakan.
“Eomma??” terdengar teriakan seseroang.
“Eomma di sini Hyuki, kemarilah!!” balas Soo Eun.
“Pagi hyung,” sapa Eunhyuk saat melihat Hyuk Jae yang baru datang.
Hyuk Jae sedikit canggung saat melihat Eunhyuk. well, ia masih dalam keadaan tidak baik dengan saudaranya itu.
“Duduklah, Eomma akan membuatkan kita sarapan,” kata Eunhyuk “Dan kau tidak boleh merebut jatahku lagi seperti dulu!!”
Soo Eun tertawa kecil “Tenang saja, hari ini Eomma memasak banyak hingga perut kalian tidak akan muat,”
Kehangatan itu membuat Hyuk Jae nyaman. Ia tersenyum sambil mengambil duduk di salah satu kursi makan. Pagi itu semua kursi makan terisi. Pemandangan yang berbeda.
“Haah… Aku jadi merasa mataku yang tidak normal…” cetus Haraboji setelah makan “Bagaimana mungkin Eunhyuk terlihat dua,”
Semua tertawa menanggapinya. Ah, rumah itu menjadi lebih ceria saat ini.
“Hyung, kau tidak ingin menemani Eomma di butiknya? Lihatlah ke sana, biar aku dan Yoon Hye ssi yang mengambil alih pekerjaan. Semuanya akan baik-baik saja. Lagipula beberapa hari lagi syuting akan berakhir,” kata Eunhyuk.
“Ah, aku baru ingat… Hyuk Jae ya, kapan-kapan ajaklah Yoon Hye ssi ke butik. Eomma ingin bertemu dengannya lagi, dia gadis yang baik…”
“Aku sebenarnya ingin bertanya dari kemarin. Eomma, seberapa dekat hubunganmu dengan Yoon Hye? Kenapa gadis itu tau banyak tentangku?” tanya Hyuk Jae.
Wanita itu tersenyum “Kami pernah bertemu beberapa kali dan saling mengobrol,”
“Hyuk Jae ya, sepertinya Eommamu sudah memilih calon menantu untukmu…” saut Rae Ajhuma yang sukses membuat Hyuk Jae gugup seketika. Laki-laki itu tersenyum sambil menggaruk-garuk kepalanya canggung.
“Lalu bagaimana denganmu Eunhyuk ah?” tanya haraboji.
“Mm? Kenapa aku juga?”
“Kulihat kau dan Hyo Yeon sangat dekat Eunhyuk ah,” komentar Soo Eun.
Eunhyuk menatap Hyuk Jae sejenak kemudian tersenyum “Eomma, gadis yang pernah menjadi model pengganti untuk berfoto pakaian pengantin bersamaku… Bagaimana menurutmu??” tanyanya pada Soo Eun.
Soo Eun mengerutkan keningnya “Yang pernah menjadi model pengganti?? Omo… Apakah dia gadis yang menggantikan Jong Eun ssi??”
Eunhyuk hanya mengangguk sambil meminum air.
“Waaah… Dia sangat manis… Eomma juga baru ingat kalau dia dulu pernah menolong Eomma saat kaki Eomma terkilir. Siapapun pilihan kalian, Eomma akan mendukung asal kalian bahagia,” kata Soo Eun lembut.
“Aku punya kabar baik,” kata Rae Ajhuma “Bulan depan Rei Na putriku akan kembali. Suaminya dipindahkan tugas di sini lagi,”
“Itu bagus…” kata Haraboji.
***

“OK CUT!!!” teriak Shin sutradara lantang. “Bagus sekali Hyo Yeon ssi. Baiklah, semuanya sudah selesai, kerja yang sangat bagus!!”
“Kamsahamnida…” gadis itu dan pemain lainnya membungkuk-bungkuk berterima kasih.
“Ayo kita makan bersama, aku yang teraktir!!” teriak Hyuk Jae.
Semua bersorak senang.
“Hyung, aku ingin menjemput Seo Rin dulu, nanti aku menyusul,” kata Eunhyuk.
Hyuk Jae mengangguk “Bawalah mobilku,” katanya sambil melempar kunci mobil pada Eunhyuk.
Suasana restourant di dekat tempat syuting itu mendadak ramai. Semua kru terlihat sedang menikmati pesta kecil mereka.
“Seo Rin ssi, kau terlihat pendiam saat ini,” komentar Yoon Hye yang duduk di sebelah gadis itu.
“Aku hanya… Sedikit tidak mengerti… Sebenarnya aku tidak ingin pergi kemari, tapi Eunhyuk ssi memaksaku untuk pergi,”
“Kenapa kau tidak ingin pergi?”
“Aku tidak ingin melihat mereka berdua!!” saut Seo Rin kesal.
Yoon Hye tertawa kecil “Dengarkan aku… Cobalah untuk memaafkan dan menerima,”
“Maksudmu aku harus membiarkan mereka mempermainkanku??”
Yoon Hye menggeleng “Mereka mungkin orang yang masih sama tetapi tidaklah lagi sama, mereka mungkin orang yang serupa, tapi jelas perbedaannya,” senyumnya.
“Kurasa aku bisa mencoba… Tapi kalau mereka masih menyebalkan, aku akan kursus karate untuk menghajarnya!”
“Jangan kursus karate, berjalan saja kau masih tersandung-sandung,” saut Hyuk Jae yang tiba-tiba saja ada di dekat mereka.
“YAA apa-apa maksudmu?!”
Hyuk Jae tertawa kecil “Aku minta maaf untuk perbuatanku Seo Rin ah, dan… kau tau, Eunhyuk adalah orang yang baik, jangan mengecewakannya,”
Gadis itu mengerutkan keningnya “Seharusnya aku yang tidak boleh di kecewakan,” ucapnya yang langsung membuat Yoon Hye dan Hyuk Jae tertawa.

“Kurasa aku sudah bisa melepasmu Eunhyuk ah…” kata gadis itu pelan.
“Apa terjadi sesuatu selama kau pergi?!”
Hyo Yeon menoleh ke arah Hyuk Jae yang sedang duduk bersama Seo Rin dan Yoon Hye sejenak “Hyungmu orang yang hebat… Dia yang membuatku melihat apa yang sebenarnya kuinginkan. Jalanku masih panjang, mungkin kali ini aku tidak beruntung tapi aku yakin suatu saat pasti akan ada cerita untukku sendiri…”
Eunhyuk tersenyum mengusap kepala gadis itu “Kau terlihat jauh lebih dewasa Yeon ah…”
Hyo Yeon tersenyum “Aku seperti ini, belajar agar bisa seperti Eonniku. Menunjukkan kepada orang tuaku kalau aku mampu berdiri di jalanku,”
Laki-laki itu mengerutkan keningnya “Kau tidak lagi membencinya?”
Hyo Yeon menggeleng “Aku mulai melihat seberapa besar cintanya kepadaku. Seperti yang kau katakan, aku mulai menjadi dewasa kini…Yoon Hye Eonni, dia orang yang hebat bukan?”
“Yoon Hye ssi??”
Gadis itu tersenyum “Dunia ini sempit…”
“YAA apa yang kalian lakukan di sana???” teriak Hyuk Jae dari arah meja “Eunhyuk ah, kau tidak ingin aku merebutnya lagi bukan?!”
“YAA Hyung, sudah cukup kau mengambil semuanya!! Kau sudah mendapatkan Eomma, biarkan aku bahagia sedikit!!” balas Eunhyuk.
“Eomma??” tanya Hyo Yeon menatap skeptis.
Eunhyuk mengangguk sambil tersenyum “Semuanya menjadi lebih baik saat ini… Jja, kita gabung dengan yang lainnya!!”

Pesta kecil itu berakhir saat hari menjelang pagi. Hyo Yeon sudah pamit lebih dulu. seharian ini dia memang belum beristirahat.
“Aiiish… Dia sudah tidur…” gumam Eunhyuk saat melihat Seo Rin yang sudah tertidur bertumpu lengan di atas meja itu.
“Bawa dia ke mobil, biar kita mengantarnya sekalian mengantar Yoon,”
“Tidak perlu hyung, biar aku saja yang mengantarnya,” jawab Eunhyuk.
“Kau yakin?”
“Mm,” laki-laki itu mengangguk kemudian meraih tubuh Seo Rin, memposisikan di punggungnya lalu di gendongnya gadis itu.
“Kau akan berjalan kaki?” tanya Hyuk Jae ragu.
“Rumahnya tidak begitu jauh dari sini, ada jalan pintas yang bisa di lewati. Tenang saja, aku pergi dulu,”
“Baiklah… Ayo Yoon, kuantar kau pulang,” kata Hyuk Jae pada Yoon Hye.
Eunhyuk berjalan pelan melewati jalan pintas yang sudah sepi itu. wajar saja, ini sudah jam dua pagi. Tiba-tiba saja Seo Rin bergerak dalam tidurnya.
“Eng~” gumamnya sambil membuka sebelah mata dengan berat.
“Tidurlah lagi, sebentar lagi kita sampai…”
“Mmmh…” gumam gadis itu lagi tapi kemudian tersentak “A-apa yang kau lakukan?? Yaa turunkan aku!!” teriaknya panik.
“Min Seo Rin ssi, ini sudah jam dua pagi, jangan berteriak-teriak!!” kata Eunhyuk masih tetap berjalan pelan.
“Ta-tapi kenapa kau menggendongku?!”
“Lalu? Apa kau ingin aku menyeretmu?”
“Kau bisa membangunkanku tadi!!”
“Aku sudah menendangmu tapi kau tidak bangun-bangun juga!!”
“Ige mwoya?? Kau bohong kan?? Yaa, jawab aku!!”
SET
Cuup…
Mata itu membelak seketika. Eunhyuk tiba-tiba saja menurunkannya dari gendongan lalu menariknya dan mencium bibirnya. Membuat jantung gadis itu berhenti.
“Sudah kubilang untuk tidak berteriak,” bisiknya setelah mengecup bibir gadis itu “atau aku akan membungkam mulutmu…” tambahnya lalu mengecup bibir gadis itu lagi, merubahnya menjadi lumatan-lumatan manis…

“Terima kasih sudah mengantarku,” ucap Yoon Hye saat Hyuk Jae membukakan pintu mobil untuknya.
“Aku yang seharusnya berterima kasih kepadamu. Semuanya tidak akan seperti sekarang tanpamu Yoon ah… Aku benar-benar berterima kasih kepadamu… Maafkan untuk semua sikapku. Aku tau kau sebenarnya lelah, tapi kau tetap berdiri di sebelahku… Terima kasih…”
Yoon Hye tersenyum mendengarnya “Kau tau PDnim, kau sudah mulai berubah… Aku senang melihatmu yang sekarang…” jawab gadis itu “Baiklah, aku masuk dulu, anyeong…”
“Emm Yoon ah!!” panggil Hyuk Jae saat gadis itu sudah jalan beberapa langkah.
“Ye?”
“Bolehkah… Bolehkah kalung itu untukku?”
Yoon Hye mengerjap mendengarnya.
“Kalung Appamu, bolehkah itu untukku? Kalung itu selalu mengingatkanku pada ucapanmu dulu,” jelas Hyuk Jae “Kau pernah mengatakan kepadaku bahwa aku tidak akan bisa menang jika membiarkan emosi menguasaiku. Meskipun kita baru berkerja bersama beberapa bulan ini, tapi sebenarnya ucapanmu sudah menemaniku selama bertahun-tahun,”
Yoon Hye menatapnya sejenak kemudian tersenyum. Gadis itu berjalan menghampiri Hyuk Jae lagi sambil melepaskan kalung di lehernya. Setelah tepat di hadapan Hyuk Jae, dipasangkannya kalung itu di leher Hyuk Jae “Aku yakin kau bisa menjaganya…” bisik gadis itu.
Gadis itu tersentak saat sepasang lengan Hyuk Jae meraih pinggangnya saat ia akan mundur. Laki-laki itu menunduk, menempelkan dahinya di dahi Yoon Hye. Menatap lembut. Tangan Yoon Hye mencengkeram bahu laki-laki itu saat lengan Hyuk Jae semakin menariknya merapat. Jantungnya berdebar keras. Dadanya menjadi terasa sesak dan tubuhnya menegang.
“Hyu-hyuk Jae ssi…”
“Selama ini kau sudah menemaniku untuk melangkah, bisakah seterusnya kau tetap menemaniku dan berada di sisiku??”
“Aku…”
Cuup…
Gadis itu tersentak saat bibir itu menekan lembut bibirnya beberapa detik.
“Teruslah berada di sisiku! Hanya aku!!” bisik laki-laki itu sebelum kemudian melumat lagi bibir Yoon Hye dengan dalam.
***

~Epilog~

“Untuk pemeran tokoh wanita terbaik tahun 2012, jatuh pada…Kim Hyo Yeon dalam film Teardrops In The Rain!!!”
Gadis itu masih terpaku saat orang-orang bertepuk tangan untuknya.
“Selamat Hyo Yeon ah,” ucapan manager itu membuatnya tersadar.
“Eonni…” dengan haru di peluknya wanita itu. Kemudian ia berdiri dan membungkukkan badannya untuk orang-orang di sekitarnya. Ia berjalan menuju panggung untuk menerima award itu dengan perasaan tidak percaya.
Ia tersenyum dan berterima kasih kepada dua orang artis yang menyerahkan award kepadanya. Ditatapnya semua orang yang hadir di tempat itu sambil menahan tangis. Ia menyentuh mic podium dengan tangan sedikit bergetar.
“Terima kasih untuk tuhan, piala ini untuk Eomma dan Appaku yang ada di paris, juga untuk seseorang yang membuatku berusaha sebaik mungkin, Yoon Hye Eonni, aku mencintaimu. Dan untuk Lee Hyuk Jae ssi, terima kasih banyak. Untuk semua kru pembuatan film Teardrops In The Rain, kamsahamnida!!!” teriaknya diiringi tepuk tangan dari semua undangan.

“Dan untuk film terbaik tahun ini, jatuh pada film… Teardrops In The Rain!!!”
Hyuk Jae tersenyum saat nama film itu di sebut. Segera ia berdiri dari tempat duduknya dan memberi hormat pada orang-orang disekitarnya.
Laki-laki itu memandang piala ditangannya sejenak sebelum mendekatkan mulutnya pada mic.
“Sebenarnya saya masih tidak menyangka film ini akan menjadi populer. Untuk Sutradara Shin, untuk penulis cerita, Min Seo Rin ssi, untuk semua artis dan kru yang sudah bekerja dengan baik, piala ini milik kalian!! Dan untuk seseorang yang selalu berdiri di sisi saya, film ini tidak akan ada tanpamu. Terima kasih,”
Riuh tepuk tangan kembali terdengar. Well, semua usaha tidak akan menjadi sia-sia selama kita melakukannya dengan baik.

Acara itu sudah selesai sejam yang lalu. Tapi masih banyak orang yang ada di ruangan itu.
“Selamat untuk keberhasilanmu Hyuk Jae ya,” ucap seorang pria dengan suara baritonya.
“Gomawo Appa, tapi aku akan tetap menagih janjimu untuk membiarkanku menjadi produser music!”
“Aku sudah memikirkan hal itu dan tentu saja kau akan mendapatkannya. Donghae yang akan menggantikanku,”
“Kurasa itu yang paling tepat,”

“Eonni!!”
Yoon Hye menoleh ketika namanya dipanggil. Ia tersenyum melihat Hyo Yeon yang menghampirinya. Sebenarnya ia sedikit terkejut mendengar namanya disebut oleh gadis itu tadi.
“Selamat Hyo Yeon ah, kau berhasil!!” ucap Yoon Hye.
Gadis itu memeluk Yoon Hye erat “Gomawo Eonni… Ini semua karenamu. Maafkan sikapku selama ini…”
“Sssh… Gwenchana… Semuanya akan baik-baik saja. Aku senang melihatmu menjadi diri sendiri!!”
“Eonni, kalau bisa, pulanglah… Eomma, Appa sangat merindukanmu. Aku sering melihat Eomma menangis saat melihat fotomu,”
Yoon Hye tersenyum “Hubungi aku jika kau akan pulang,”
“Kau yang terbaik Eonni…” gadis itu balas tersenyum.
“Apa aku mengganggu?”
“Hyuk Jae ya… Selamat untukmu,” ucap Hyo Yeon.
“Untukmu juga Yeon,”
“Hyung, bisa kau jelaskan siapa dia? Dari tadi dia bersikukuh kalau aku adalah dirimu!!” sela Eunhyuk tiba-tiba.
“Bagaimana mungkin Hyuk Jae Hyung ada dua?” laki-laki itu bergumam bingung.
Hyuk Jae tertawa kecil “Donghae ah, kenalkan dia adalah Lee Eunhyuk, saudara kembarku!”
“kembar??”
“benar!! “ pandangannya beralih pada Eunhyuk “Akan kuceritakan nanti,”
“Sepertinya mulai sekarang aku harus berhati-hati agar tidak tertukar!!” gumam laki-laki itu pelan kemudian matanya berbinar saat melihat Hyo Yeon “Hyo Yeon ssi, kenalkan aku Lee Donghae. Kebetulan aku ingin menawarimu untuk membintangi iklan produk dari perusahaan Jung Corps. Bisa kita bicara sebentar?”
Hyo Yeon tersenyum “Tentu,” jawabnya “Kami permisi dulu!” pamitnya pada yang lain.
“Dimana Seo Rin ssi?” tanya Yoon Hye.
“Masih berbicara dengan produser film lain, sepertinya ada tawaran untuknya,” jawab Eunhyuk “Ah Hyung, aku ada perlu dengan Sutradara Shin. Nanti kita bertemu di rumah!!”
“Ne!!”
“Kau tinggal di rumah Eommamu?” tanya Yoon Hye.
Hyuk Jae mengangguk “Aku ingin bersama Eomma,”
Gadis itu tersenyum mengerti “Dan, selamat untuk keberhasilanmu Sangjangnim,” ucap Yoon Hye.
Hyuk Jae mengulurkan piala yang dibawanya itu sambil tersenyum “Ini adalah milikmu, tanpamu piala ini tidak akan ada digenggamanku,”
“Tapi…”
“Simpanlah… sama seperti kalung ayahmu, piala itu adalah benda yang berharga. Didalamnya ada keringat dan kerja keras dari kita semua. Aku percaya kepadamu…”
Yoon Hye menerimanya sambil tersenyum “Terima kasih…” bisiknya dengan hati yang berdebar saat Hyuk Jae mengecup keningnya lembut.
***

Rumah putih itu terlihat minimalis namun elegan. Bagian besar dindingnya variasi kaca.Soo Eun menerima kunci itu sambil menahan tangis.
“Ini rumah kita Eomma… Hasil dari keringat kami sendiri,” kata Hyuk Jae.
“Jja, bukalah Eomma,” pinta Eunhyuk.
Soo Eun membuka pintu rumah itu kemudian mereka masuk ke dalamnya. Wanita itu berjalan masuk ke dalamnya sambil menatap sekeliling.
“Di sini kau bisa menggambar desain pakaian sambil melihat keluar Eomma,” jelas Eunhyuk saat Soo Eun menyentuh sebuah kursi di hadapan papan gambar itu.
“Seo Rin akan menemanimu sambil merangkai kisah kehidupan kita,” tambah Eunhyuk saat gadis itu menyentuh perlengkapan komputer tidak jauh dari tempat itu.
“Dan… Aku dan Yoon akan memainkan piano di sini,”
Wanita itu menoleh ke arah Hyuk Jae dan Yoon Hye yang sudah duduk di depan sebuah piano hitam. Mereka mulai menekan tuts-tuts dan lagu Twinkle-Twinkle Little Star mengalun lembut “Lagu pertama yang kau ajarkan kepadaku,” kata hyuk jae sambil tersenyum.
Air mata Soo Eun jatuh. Wanita itu duduk di sebuah kursi sofa. Menatap kedua putranya yang berlutut di depannya sambil menggenggam masing-masing tangannya, juga kedua gadis yang berdiri disampingnya.
“Mulai sekarang Eomma akan tinggal dengan kami bersama Yoon dan Seo Rin di sini,” jelas Eunhyuk.
“Jangan khawatir, bukankah putri Rae Ajhuma akan kembali ke Korea?! Mereka bisa menjaga Haraboji,” tambah Hyuk Jae.
“Aku akan ada di sini Ajhuma, membantumu bekerja di butik,” saut Yoon Hye.
“Dan… Kami memutuskan untuk menikah secepatnya,” kata Hyuk Jae sambil meraih tangan Yoon Hye, menggenggamnya.
Soo Eun terkejut mendengarnya. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa bahagiannya.
“Aku ingin Ajhuma yang membuatkan gaun untuk kami,” bisik seo rin.
“Eomma sangat bahagia… Dan kalian jangan memanggilku Ajhuma lagi. Aku juga Eomma kalian,”
“Kami menyayangimu,” bisik Hyuk Jae.
Soo Eun memeluk kedua kepala putranya yang terkulai dipangkuannya dan membiarkan kedua calon menantunya menyandarkan kepala di bahunya. Ini pertama kalinya ia merasakan bahagia yang benar-benar bahagia.
Kedua putranya mungkin sama, namun mereka berbeda… dan meskipun mereka berbeda, mereka sebenarnya sama…
Dan biarlah kehidupan ini menjadi akhir yang bahagia seperti dalam lembaran-lembaran kisah…

FIN

Ya tuhan, akhirnya selesai T.T
*nangis terharu*
Cerita yang sangat melenceng dari ide awal. Awalnya karakter yang jadi tokoh utama itu Lee Eunhyuk dan Min Seo Rin, tapi entah mengapa karakter Hyuk Jae dan Yoon Hye jadi mendominasi di sini T_T
Makasih buat yang masih baca, ini ff terlama prosesnya yang saya buat hahahai…
Sayonara!!!