Tags

, ,

be your wife

 

Yoon Hye menatap kamar itu. terasa kosong. Ia tidak mengerti kenapa ia harus tinggal di rumah Eomma Han. Kenapa ia tidak kembali ke rumah Eomma Cho? Dan… Kenapa Kyuhyun tidak pernah menemuinya? Sejak ia membuka mata tersadar dari koma, laki-laki itu tidak terlihat sekali pun di matanya.
Ada perasaan sesak yang mendera ketika mengingatnya. Gadis itu menggigit bibir pelan. Ia tidak pernah bertanya kemana laki-laki itu. Bibirnya terlalu berat untuk terbuka dan lidahnya terasa kelu setiap akan mengucapkan nama laki-laki itu. Bahkan hingga ia keluar dari rumah sakit, ia tidak pernah berbicara apapun.
Ia ingat saat terakhir kali mereka bertengkar di pinggir jalan. Ia juga ingat bagaimana tubuhnya secara otomatis berlari untuk mendorong laki-laki itu. Dan setelah ia melindungi laki-laki itu dengan nyawanya sekarang dia tidak pernah muncul di hadapan Yoon Hye. Kenapa??
Gadis itu tersentak. Apa dia baik-baik saja?? Tidak ada seorang pun yang berbicara mengenai keadaannya. Bahkan Hyuk Jae pun tidak mengatakan apa-apa.
“Yoon?”
Panggilan lembut itu menyadarkan Yoon Hye dari lamunannya. Gadis itu menoleh ke arah pintu lalu tersenyum tipis melihat Eomma Han yang berjalan masuk.
“Ada yang ingin eomma sampaikan kepadamu,”
Gadis itu diam, menunggu Eomma Han berbicara lagi.
“Sebelumnya… Aku ingin bertanya. Sejak usia berapa kau tinggal di panti asuhan??”
Kening Yoon Hye mengernyit sejenak “Aku tidak ingat… Mungkin tiga atau empat tahun…”
“Apa tidak ada sesuatu yang bisa kau gunakan untuk mencari orang tua kandungmu??”
Gadis itu terdiam. Kenapa tiba-tiba Eomma Han bertanya soal ini?!
“Itu… Aku hanya punya sebuah syal yang berinisial HSI…
tampak keterkejutan di mata Eomma Han “Jadi semuanya benar…”
Yoon Hye menatap tidak mengerti. Sekarang wanita itu tampak seperti ingin menangis.
“Kau adalah Soo In… Kau adalah Soo In putriku…” tiba-tiba saja wanita itu memeluk Yoon Hye erat.
“Apa maksud Eomma??”
“Kau adalah putri kandungku. Han Soo In. Namamu adalah Han Soo In,”
“A-apa?”
“Saat di rumah sakit, kami melakukan pemeriksaan dan darahmu sangat cocok dengan Appamu…”
“Jadi… Selama ini kalian sebenarnya adalah orang tua kandungku??”
“Benar Yoon ah…” Eomma Han mengusap air matanya.
“Juga Han Ji Su…”
“Dia adalah kakak kandungmu… Sejak kecil kalian berbeda. Ji Su gadis yang periang. Ia sering berlarian kesana-kemari, tapi walaupun begitu dia selalu kembali. Berbeda denganmu yang lebih memilih untuk mengikutiku,”
“Bagaimana bisa aku berada di panti asuhan??”
“Saat itu aku ingin membawa kalian ke rumah kakek kalian di Chungnam. Kita terpisah di stasiun. Aku tidak tau bagaimana bisa kau tiba-tiba saja menghilang dari kami. Kami terus mencarimu tapi kau tidak pernah kembali…”
“Aku lega mendengarnya… Setidaknya aku tau kenapa aku bisa berada di sana. Dan itu bukan karena kalian membuangku…”
“Tentu saja bukan. Kau adalah putri kecilku. Kau adalah Soo In-ku…” Eomma Han kembali memeluk Yoon Hye.
“Eomma…”
“Kau tidak tau betapa bahagiannya kami Yoon ah… Ini benar-benar keajaiban kau dapat kembali ke rumah ini…”
“Terima kasih sudah mengenaliku Eomma…”
“Karena kecelakaan itu kau membutuhkan darah. Dan ternyata darahmu cocok dengan Appamu. Itu yang membuatku berfikir kau adalah putriku. Kau tau? Wajahmu begitu mirip dengan Appamu…”
Mendengar kata kecelakaan membuat Yoon Hye teringat lagi dengan Kyuhyun. Gadis itu menggigit bibir bawahnya ingin bertanya. Tapi bibirnya tidak sanggup bergerak.
“Ini adalah kamarmu Yoon… Semua barang-barangmu saat kecil ada di sini… Kau bisa melihatnya nanti,” kata Eomma Cho sambil tersenyum lembut “Dan… Tunggu sebentar!”
Yoon Hye hanya diam saja saat Eomma Han mengambil sebuah kotak dari dalam sebuah lemari “Aku menyimpan ini untukmu…”
Yoon Hye menerima kotak itu lalu membukanya. Dadanya berdesir saat melihat benda itu. Sepatu higheels putih… Sepatu yang membawanya untuk menjadi pengantin Kyuhyun.
Terdengar ketukan pintu. “Nyonya ada tamu untuk anda,” kata seorang pelayan.
“Aku keluar sebentar, kau istirahatlah…”
Mata Yoon Hye terasa panas menatap sepatu itu. Ia pernah mengingat kata-kata seorang suster di panti asuhannya dulu. ‘Setiap gadis harus memiliki sepasang sepatu yang indah… Karena sepatu itu akan mengantarmu ke tempat yang indah pula.’ Yoon Hye tidak tau apakah pernikahannya dengan Kyuhyun adalah sesuatu yang indah. Perlahan, tangannya terulur menyentuh sepatu itu. Kemudian dipakainya. Ia tidak habis fikir bagaimana bisa ukuran kaki Ji Su sama dengannya. Gadis itu menunduk menatap kedua kakinya yang memakai sepatu itu.
‘Aku mencintaimu…’
suara itu terus terdengar di telinganya. Ia tidak mengerti tetapi saat dirinya dalam keadaan koma, ia seperti melihat sebuah cahaya. Ketika kakinya akan melangkah ke arah cahaya itu, ia mendengarnya. Ia mendengar suara Kyuhyun yang membuatnya berlari ke arah sebaliknya. Dan hingga kini suara itu masih ada dalam ingatannya. Tanpa sadar, air matanya jatuh.
“Yoon…”
Yoon Hye menghapus air matanya dengan cepat lalu mengangkat wajah. “Eomma…” ia melihat Eommanya, Eomma Cho disana bersama Lee Hyuk Jae.
“Bagaimana keadaanmu?” tanya Eomma Cho sambil mendekat. Wanita itu duduk di samping Yoon Hye, menggenggam tangan gadis itu.
“Aku baik-baik saja…”
“Eomma senang mendengarnya,”
Yoon Hye ingin sekali bertanya tentang Kyuhyun. Tapi ia tidak tau harus memulai darimana.
“Yoon ah… Ada yang ingin Eomma sampaikan kepadamu,”
Gadis itu memandang tidak mengerti. Hyuk Jae mengulurkan sebuah amplop coklat besar padanya.
“Bukalah,” pinta Eomma Cho.
Dengan pelan Yoon Hye membuka amplop coklat itu lalu mengeluarkan selembar kertas di dalamnya.
“Su_rat cerai??” tanyanya tidak percaya. Tiba-tiba saja dadanya berdenyut sakit.
“Kami sadar, menikah dengan Kyuhyun bukanlah kemauanmu… Maafkan kami karena selama ini sudah mengikatmu tanpa perduli bagaimana perasaanmu. Karena itu… Kyuhyun bersedia melepasmu, dia juga ingin agar kau bahagia…” wanita itu membelai kepala Yoon Hye lembut.
Mata Yoon Hye berair saat melihat setempel itu. Kyuhyun sudah menandatanganinya. Apakah ia benar-benar membencinya? Gadis itu menggigit kuat bibirnya. Rasanya perih.
“Dimana… Dimana dia? Dimana Kyuhyun??” suara Yoon Hye bergetar seolah butuh kekuatan untuk dapat mengucapkan nama laki-laki itu.
“Dia meminta maaf atas semua sikapnya dan ingin agar kau berjanji untuk selalu bahagia,”
TES
Air mata itu jatuh begitu saja “Agar aku bahagia??” lirihnya.
“Dia tidak ingin melihatmu terluka lagi karena dia Yoon… Dia tidak ingin menyakitimu, dia ingin agar kau bahagia dengan orang yang menjadi pilihanmu,”
Sesak itu memenuhi dada Yoon Hye “Kenapa dia tidak mengatakannya sendiri??”
“Mianhae… Dia sudah ada di bandara saat ini. Kyuhyun memutuskan untuk mengurus cabang perusahaan yang ada di London,”
Sraak
Yoon Hye berdiri dari duduknya. Tanpa berkata apapun, ia berlari keluar.
“Yoon??”
“Biar aku menyusulnya!!” kata Hyuk Jae.

Yoon Hye berlari menuju jalan raya untuk mencari taksi. Air mata itu terus mengalir di pipinya. Tangannya masih mencengkeram surat cerai itu. Ia harus bertemu dengan laki-laki itu.
TIIIN
Suara klakson mobil menghentikan langkahnya. Sebuah mobil putih yang kacanya terbuka berhenti di sampingnya.
“Masuklah!!” teriak Hyuk Jae dari dalam.
Gadis itu langsung masuk ke dalam mobil. Matanya terus memandang lurus selama perjalanan. Begitu mobil berhenti di bandara, Yoon Hye langsung turun. Gadis itu berlari masuk ke dalam bandara sambil matanya mencari kyuhyun.
Ia tidak perduli dengan penampilannya yang berantakan. Langkahnya terus berlari menyusuri bandara itu. Pada akhirnya, sepatu itu akan tetap membawanya pada takdirnya. Ia melihat laki-laki itu di sana. Sedang berjalan ke arah petugas pemeriksa tiket. Ia mempercepat larinya.
PLAK
Dipukulkannya kertas dalam genggamannya ke kepala laki-laki itu dari belakang.
“YAA!!” Kyuhyun berteriak sambil berbalik. Seketika tubuhnya mematung saat melihat Yoon Hye “Yoon…”
“Apa kau ingin kabur?”
“Mwo??”
“Setelah semua yang kau lakukan kepadaku kau ingin kabur??”
“Yoon…”
“Kau kejam Cho Kyuhyun!! Kau berengsek!! Bagaimana bisa kau meninggalkan surat cerai tanpa berkata apapun?? Bahkan kau tidak menemuiku langsung!! Kau pengecut!!”
Orang-orang dibandara mulai berkerumun dan melihat mereka.
“Yoon bukan begitu…”
“Apa?? Katakan kepadaku!! Kenapa kau selalu menyakitiku?? Kenapa kau selalu melukaiku?? Aku sudah berusaha menjadi istrimu!! Aku sudah bersikap baik kepadamu! Bahkan aku tidak memperdulikan nyawaku untukmu lalu sekarang apa yang kau lakukan?? Kau meninggalkanku dengan sebuah surat cerai dan kau ingin kabur ke luar Negeri!! Kau beralasan semua ini untuk kebahagiaanku, kebahagiaan yang mana???” teriak Yoon Hye emosi. Air mata itu terus mengalir “Bagaimana aku bisa bahagia?? Jawab aku Cho Kyuhyun!! Selama ini aku sudah berusaha keras. Aku berlatih berjalan, berlatih duduk, cara makan, berdandan itu semua untuk dirimu dan sekarang kau ingin kita bercerai begitu saja?? Bagaimana aku bisa bahagia kalau orang yang menjadi pilihanku akan pergi?? Kau bilang akan mengajakku pergi ke Spanyol bukan? Sekarang kau ingin mengingkarinya??”
Kyuhyun mengerjap. Apa dia tidak salah dengar??
Greeep…
Dipeluknya gadis itu erat.
“Aku membencimu… Sangat membencimu…” Yoon Hye memukul-mukul punggung laki-laki itu.
“Mianhae… Mianhae… Mianhae…” gumam Kyuhyun sambil membenamkan wajahnya pada gadis itu “Aku mencintaimuYoon…”
Pukulan gadis itu berhenti. Sebagai gantinya, tangan itu kini memeluk punggung laki-laki itu erat. Ia terisak “Dasar bodoh!!”
“Benar, aku laki-laki yang bodoh… Maafkan aku… Aku berjanji akan membuatmu bahagia. Aku berjanji tidak akan melepasmu lagi. Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu, aku berjanji… Please, be my wife for my life…”
Yoon Hye semakin membenamkan wajahnya “I will… I’ll be your wife…”
Dilepasnya pelukan itu. Dirapikannya anak rambut Yoon Hye yang basah oleh air mata. Dikecupnya kening itu lalu dipeluknya lagi gadis yang menjadi istrinya itu. Merasakan batinnya yang lapang. Perasaan lega sekaligus bahagia mengalir. Semuanya menjadi terasa benar kini. Dengan gadis itu ada dalam pelukannya dengan status yang sebenarnya.
Tepuk tangan terlontar dari orang-orang yang melihatnya. Diantara mereka, Lee Hyuk Jae menatapnya sambil tersenyum. Kini tanggung jawabnya sudah selesai. Gadis itu telah menemukan kebahagiaannya.
Seorang gadis kecil yang kebetulan berjalan di dekat mereka berhenti, ia berjongkok untuk memungut sesuatu. Setangkai bunga dandalion kering. Gadis itu kemudian meniupnya lalu melanjutkan langkahnya lagi.
‘Aku ingin orang yang memberiku bunga dandalion ini bahagia…’

FIN

Yuhuuuu!!! Selesaiiii!!!
Buat yang merasa bingung dengan kalimat-kalimat di ff ini, atau yang merasa scenenya menggantung, memang di sengaja. Kadang sesuatu tidak butuh penjelasan secara detail, cukup rasakan maknanya ^^
setelah ff ini saya mau hiatuuuus…
Entah sampai kapan. Bisa sehari, dua hari, seminggu, sebulan, setahun, jangaaan… kau tanyakan mengapa karna ku tak tauuuu…. *singing*
Saya hanya akan melanjutkan ff yaoi yang judulnya ‘believe’ saja.
well terima kasih yang uda baca, jeongmal saranghaeee…. *kecup basah*
See you again, sayonara *lambai-lambai tangan*