Tags

, , ,

Untitled-2

“Kim Yoon Hye. Namanya Kim Yoon Hye, mahasiswi jurusan sastra tingkat empat. Gadis paling suram di universitas ini. Kalau kau tidak bisa menjadikannya pacarmu selama tujuh hari, statusmu sebagai penakhluk wanita lebih baik kau buang saja.”

 

“Dan jika aku bisa?”

 

“Aku akan mengakuimu sebagai penakhluk paling mematikan.”

 

“Hanya itu?”

 

“Mobil sport terbaruku akan jadi milikmu!”

 

“Sepertinya menarik.”

—————-

Namja itu menatap gelisah gadis di depannya. Tanpa alasan yang jelas ia merasa gugup. Ini adalah hal baru untuknya dan ia sedikit terkejut mengetahuinya. Seumur hidupnya, ia tidak pernah merasakan rasa cemas seperti yang dialaminya saat ini. Gadis itu menatapnya dengan bola mata hitamnya. Seolah akan menelanjanginya. Sudah satu menit berlalu dan dia belum mengatakan apapun.

“Kenapa aku?”

Akhirnya bibir itu mengeluarkan suaranya, membuat Cho Kyuhyun mendesah lega. Ia nyaris berfikir bahwa gadis di depannya ini bisu.

“Karena kau berbeda dari gadis lainnya… Dan… A-aku tertarik padamu.”

Gadis itu menutup buku di depannya yang tadinya terbuka. Ia menatap Kyuhyun intens dari balik kaca mata berbingkai hitam miliknya. Oh demi seluruh gadis sexy yang pernah dipacari Kyuhyun, namja itu bersumpah tatapan mata itu lebih mengerikan dari tatapan pembunuh sekalipun. Kyuhyun meruntuk dalam hati, sepertinya ia salah bermain-main dengan gadis ini.

“Ahahahah…”

Laki-laki itu terkesiap saat mendengar suara tawa Kim Yoon Hye. Gadis itu bahkan sampai memegangi perutnya sendiri. Kyuhyun merasa seperti orang idiot saat ini. Ia mengerutkan kening bingung.

“Sejak kapan selera seorang Cho Kyuhyun turun drastis?” ada nada sindiran dalam pertanyaan itu. “Aku bukan gadis cantik bertubuh sexy.”

“Aku tau,” jawab Kyuhyun mencoba untuk tenang meskipun dalam hati ia terus mengumpat sejak tadi.

“Lalu?”

Kyuhyun tergeragap. Ia tidak tau harus berkata apa. Selama ini ia sudah terbiasa melakukan rayuan pada gadis-gadis sebelumnya. Tapi ia tidak bisa melakukannya pada gadis yang ada di hadapannya ini. Gadis ini berbeda. Untuk mendapatkannya, Kyuhyun harus menggunakan cara yang tepat. Hanya saja ia tidak menyadari bahwa perbedaan itulah yang memberinya perasaan baru. Seperti rasa gugup misalnya. Hal itu terasa aneh untuknya.

“Baiklah… Apa mulai sekarang aku harus berbicara informal kepadamu?” Yoon Hye sedikit memajukan tubuhnya, menatap namja itu dengan tatapan menggoda.

“Kau menerimaku?” tanya Kyuhyun tidak percaya. Oke, ia benar-benar terlihat seperti orang idiot sekarang.

“Kau ingin kutolak?”

“A-aniyo…” saut Kyuhyun cepat.

Yoon Hye tertawa geli melihatnya, “Kau terlihat sangat polos saat gugup. Terima kasih sudah memperlihatkan sisi lainmu padaku.”

Cho Kyuhyun terkesiap mendengarnya. Ia bahkan tidak tau harus berkata apa. Kenapa ia bisa menjadi namja idiot di depan gadis ini? Hei, kemana gelar penakhluk wanita yang dimilikinya?

“Kenapa kau menerimaku?” tanya Kyuhyun kemudian, mencoba menguasai dirinya sendiri.

Gadis itu tersenyum, “Sama seperti alasanmu memintaku,” jawabnya sambil beranjak dari kursi yang didudukinya.

Tanpa alasan yang jelas, tubuh Kyuhyun menegang mendengarnya. Ia menatap gadis itu was-was, berfikir apa gadis itu tau apa yang sebenarnya menjadi alasannya.

“Karena aku juga tertarik kepadamu…” lanjut gadis itu kemudian melangkah pergi meninggalkan ruang perpustakaan. Meninggalkan Cho Kyuhyun yang masih menatap sosoknya.

“Damn!!” maki Kyuhyun sambil membenturkan kepalanya sendiri pada meja perpustakaan. Namja itu mengerang frustasi sambill menjambak rambutnya yang berantakan. Membuat beberapa orang menatap aneh padanya. Tapi toh ia tidak perduli. Siapa yang tidak mengenal Cho Kyuhyun? Laki-laki tampan, kaya dan berbakat dalam bidang music juga matematika.

Tapi seorang Cho Kyuhyun, baru saja hampir dibuat gila oleh sikap seorang gadis. Gadis yang dijuluki sebagai gadis paling suram di universitas.

“Kalau tau akan sesulit ini, harusnya aku meminta imbalan yang lebih untuk taruhan kali ini,” gerutunya pelan. Ia terus menggumamkan umpatan untuk teman yang mengajaknya taruhan, Shim Changmin. Hanya beberapa menit di depan gadis itu rasanya ia ingin menghilang, bagaimana dengan tujuh hari selanjutnya? Namja itu hanya bisa mengerang frustasi.

****

Seperti biasa, mobil berwarna biru gelap itu terparkir di tempat yang mencolok mata. Di dekat pintu masuk lobi gedung utama. Pemiliknya sedang berdiri, bersandar pada body mobil sambil memainkan ponselnya dengan serius. Tidak lama kemudian, sebuah mobil sport putih datang dan berhenti di dekat mobil biru miliknya. Pintunya terbuka bersama dengan keluarnya seorang namja jangkung yang tampan bernama Shim Changmin. Ia berjalan mendekati Cho Kyuhyun yang masih serius dengan ponselnya.

“Bagaimana kabarmu hari ini? Apa kau berhasil?” tanya Changmin sambil berdiri di sebelah Kyuhyun, ikut bersandar pada body mobil biru itu.

“Seperti yang diharapkan, bahwa aku adalah penakhluk wanita,” saut Kyuhyun tanpa menoleh.

Changmin mendengus pelan. Matanya menatap ponsel ditangan Kyuhyun dengan raut wajah tertarik, “Apa kau sedang mengirim pesan pada kekasihmu?”

“Mwo?” tanya Kyuhyun. Kepalanya menoleh dengan cepat pada namja jangkung itu.

“Atau jangan-jangan kau masih belum tau nomor ponselnya?” terlihat jelas seringaian di bibir Changmin.

Kyuhyun mendengus pelan.

“Kalian juga tidak datang bersama hari ini,” lanjut Changmin.

Kyuhyun menatap tajam namja di sebelahnya itu. Tapi mata Changmin sedang menatap ke arah lain. Namja itu menggerakkan kepalanya, mengikuti arah pandang Changmin. Di sana, ia melihat Kim Yoon Hye sedang berjalan menuju gedung bahasa. Seperti biasa, gadis itu tidak terlihat mencolok. Penampilannya begitu sederhana.

“Jaga matamu, Shim!” desis Kyuhyun dengan amarah yang membuatnya terkejut sendiri. Tapi namja itu tidak ingin ambil pusing. Kakinya segera melangkah meninggalkan Changmin yang makin menyeringai tanpa diketahuinya.

.

.

Yoon Hye terkesiap saat sesuatu menyentuh kepalanya dengan lembut. Ia mengangkat wajah dan melihat Cho Kyuhyun sudah berada di sebelahnya dengan senyuman.

“Mianhae… Seharusnya aku menjemputmu tadi,” ucap Kyuhyun sambil memasang wajah menyesal.

Gadis itu mendengus pelan, “Lebih baik kau tidak melakukannya.”

“Wae?”

“Karena aku tidak ingin kau terlihat seperti sopirku,” jawab Yoon Hye sambil melanjutkan langkahnya, tidak perduli oleh senyuman yang mendadak lenyap itu.

Cho Kyuhyun menghela nafas pelan sebelum akhirnya menyusul gadis itu, berjalan di sisinya. “Berikan nomer ponselmu,” pinta Kyuhyun sambil mengulurkan ponselnya.

Gadis itu mengambil benda itu lalu menekan sederet nomor kemudian menyimpannya, “Jangan menghubungiku untuk sesuatu yang tidak penting,” katanya sambil menyerahkan ponsel itu lagi pada pemiliknya.

“Aniyo… Aku akan menghubungimu saat aku merindukanmu.”

Langkah Yoon Hye mendadak terhenti. Gadis itu menatap Kyuhyun dengan ekspresi yang sulit di jelaskan.

“Apa? Itu sesuatu yang penting bagiku!” kesal Kyuhyun.

Gadis itu tertawa geli sambil melanjutkan langkahnya lagi, “Apa kau selalu melakukannya pada gadis-gadis sebelumnya?”

“Tidak pernah… Karena mereka yang selalu meneleponku lebih dulu. Aku berani bertaruh kau tidak akan pernah melakukan hal itu.”

“Kau cukup pintar rupanya,” saut Yoon Hye, “Kyuhyun ah… Apa kau keberatan menjadi pusat perhatian bersamaku?”

“Mwo?” Kyuhyun menatap bingung, tapi ia langsung tersadar kalau ternyata ada banyak mata yang memperhatikan mereka. Satu lagi hal yang dialaminya. Kenapa saat bersama gadis ini ia seolah lupa dengan yang lainnya?!

“Kau keberatan tidak?” desak gadis itu, membuat Kyuhyun tersadar.

“Kau ingin menjadi pusat perhatian?” Kyuhyun balik bertanya.

“Sepertinya itu bukan hal yang buruk,” gumam Yoon Hye.

“Kalau begitu aku tidak keberatan.”

“Baiklah,” jawab Yoon Hye sambil melingkarkan lengannya pada lengan namja itu. Memeluknya sambil terus berjalan menuju gedung bahasa, “Aku akan membuatmu terlihat menjadi kekasih paling baik hari ini dengan mengantarkan kekasihnya menuju kelas.”

“Yaa, aku ini selalu baik. Karena itu banyak wanita tergila-gila padaku, seharusnya kau beruntung memiliki kekasih sepertiku.”

Yoon Hye hanya bisa memutar bola matanya jengah. Tidak ingin menanggapi ucapan namja disampingnya itu.

****

Kim Yoon Hye meletakkan bukunya dengan kesal. Ia melirik namja di sampingnya itu sambil menghela nafas pelan, “Cho Kyuhyun, apa kau akan menghabiskan waktumu dengan menatapku?” tanyanya malas. Gadis itu terbiasa sendiri, tapi sejak Cho Kyuhyun datang memintanya untuk menjadi kekasihnya beberapa hari yang lalu, namja itu terus berkeliaran di sekitarnya.

“Kau mengusirku?” tanya Kyuhyun dengan raut wajah dibuat terkejut.

“Aku hanya menyelamatkanmu dari kebosanan,” jawab Yoon Hye datar.

Kyuhyun tertawa geli. Ia masih dalam posisinya. Menopang kepala pada telapak tangannya dengan lengan yang membentuk sudut siku di atas meja. “Semua gadis menempel seperti permen karet kepadaku, tapi kau malah mengusirku.”

“Apa perlu kujelaskan kalau aku tidak sama dengan mereka?”

“Aniyo… Kau tidak perlu menjelaskan apapun karena aku sudah melihatnya sendiri.”

“Hmm jinjja?” tanya Yoon Hye sambil ikut meletakkan kepalanya pada telapak tangan dengan lengan membentuk siku di atas meja, persis pose Kyuhyun. Hanya saja mereka saling berhadapan, “Apa yang kau lihat?” bisik gadis itu pelan.

Waktu terasa berhenti saat Kyuhyun menatap mata hitam itu. Ia melihat pantulan dirinya sendiri di sana. Bahkan ia tidak tau harus berkata apa. Keheningan yang membekukan. Mereka hanya saling menatap, seolah menyelami jiwa masing-masing. Tanpa sadar, jarak itu semakin mengecil. Ia tidak merasakan apapun saat mata hitam itu mengunci tatapannya. Tepat saat hidung mereka hampir bersentuhan, dering ponselnya memecah keheningan.

Kyuhyun sontak menarik kembali tubuhnya ke belakang. Ia terkejut saat menyadari bahwa jarak mereka tadi begitu dekat. Sejak kapan tubuhnya bergerak sendiri tanpa ada perintah dari otaknya?

“Pergilah Kyuhyun ah, sebentar lagi kelas ini dipakai.”

Namja itu tidak menolak. Ia hanya mengangguk pelan, masih belum menjawab ponselnya, “Aku akan menemuimu nanti,” ucapnya sambil beranjak dari duduknya dan melangkah pergi meninggalkan kelas.

Yoon Hye menghela nafas lega. Gadis itu membenamkan wajahnya pada kedua lengannya yang bertumpu di atas meja, “Kenapa jantungku seperti ingin melompat keluar?” keluhnya.

***

Cho Kyuhyun sedang duduk di dalam mobilnya yang terparkir di halaman sejak setengah jam yang lalu. Ia melihat orang-orang keluar masuk club dari jendela kaca mobilnya. Biasanya ia memang menghabiskan waktunya di sana saat sedang bosan. Tapi kali ini ia enggan masuk meskipun sudah datang ke tempat itu. Di dalam sana akan sama saja. Hanya ada wanita-wanita bertubuh sexy yang dengan senang hati merelakan dirinya untuk mendapat uang Kyuhyun.

Namja itu mendesah saat panggilannya tidak dijawab untuk yang kesekian kalinya. Ia sendiri tidak tau kenapa merasa begitu kesal. Sebenarnya ia hanya benci merasa sendiri. Setengah melempar benda itu ke kursi sampingnya, Kyuhyun kemudian menghidupkan mesin mobil lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Jalanan kota Seoul selalu terlihat ramai. Ketika matahari tenggelam, ribuan lampu menghiasi gelap malam. Cho Kyuhyun mengemudikan mobilnya pelan tanpa arah. Ia malas untuk melakukan apapun tapi terlalu malas untuk berdiam diri dalam rumahnya yang sunyi. Ia hanya menelusuri jalanan itu dengan lambat.

Matanya menatap kaca spion dengan focus saat baru saja melewati gadis yang dikenalnya. Tidak salah lagi, itu Kim Yoon Hye. Gadis itu sedang berjalan pelan sambil mendekap sebuah buku. Kyuhyun menghentikan mobilnya namun tidak keluar. Ia penasaran apa yang akan dilakukan gadis itu. akan kemana dia dan kenapa tadi tidak menjawab panggilannya. Namja itu tercenung. Ia baru saja menyadari bahwa ia sendiri tidak tau kenapa tadi menghubungi gadis itu. Apa yang ingin dikatakannya?

“Aniyo… Aku akan menghubungimu saat aku merindukanmu.”

Kyuhyun menertawai dirinya sendiri saat teringat apa yang pernah dikatakannya pada gadis itu. Apa ia tadi merindukan gadis itu? Ini benar-benar lebih buruk dari yang tidak diharapkannya. Gadis itu benar-benar berbahaya. Tapi tanpa sadar, ia seolah tertarik ke dalam bahaya itu.

Namja itu keluar dari mobilnya setelah Yoon Hye berjalan cukup jauh darinya tetapi masih terlihat. Ia meninggalkan mobilnya di sana dan mengikuti gadis itu diam-diam. Ternyata gadis itu hanya pergi ke sebuah taman, duduk di salah satu bangku di bawah tiang lampu taman lalu membaca bukunya. Kyuhyun mengerutkan alis melihatnya. Ia tidak ingin memikirkannya, tapi ia menyerah pada rasa penasarannya.

Kim Yoon Hye tidak bergerak sedikit pun atau menoleh saat namja itu duduk di sebelahnya. Gadis itu tetap focus dengan bukunya. Seolah-olah menganggap Kyuhyun kasat mata.

“Kenapa kau tidak menjawab teleponku?” tanya Kyuhyun memecah keheningan.

“Aku tidak membawanya,” jawab Yoon Hye tanpa mengalihkan tatapannya.

“Apa yang kau lakukan?”

“Kau bisa melihatnya sendiri.”

“Maksudku, kenapa kau berada di sini? Ini bukan tempat yang nyaman untuk membaca…” Kyuhyun melirik sampul buku yang dipegang gadis itu sekilas, “novel romance,” sambungnya.

“Aku tidak punya pilihan lain. Apartementku sedang dipinjam oleh Oppa-ku untuk melakukan ritual mesumnya.”

“Ritual?” tanya Kyuhyun bingung.

Yoon Hye menghentikan kegiatan membacanya yang sebenarnya ia sudah tidak focus lagi sejak kedatangan Kyuhyun. Gadis itu menoleh pada Kyuhyun dengan tatapan datar, “Maksudku bercinta.”

“Bercinta??”

Gadis itu menghela nafas, “Kau membuatku gila. Apa aku harus menjelaskan apa bercinta atau melakukan seks itu? Aku yakin kau lebih mengerti tentang hal ini.”

“Yaa, apa maksudmu?” gerutu Kyuhyun.

Yoon Hye menutup bukunya lalu menatap Kyuhyun intens. Membuat laki-laki itu sedikit menjauhkan tubuhnya dengan gugup.

“M-mwoya?”

“Kyuhyun ah… Apa kau masih perjaka?”

Kalau saat ini Kyuhyun sedang minum, ia pasti sudah menyemburkan air yang diminumnya. Bagaimana bisa gadis itu menanyakan hal yang begitu frontal dengan santainya? Bahkan wajahnya terasa panas sekarang.

“Kupikir kau sangat berpengalaman karena ada lebih dari selusin yeoja sexy yang pernah kau pacari. Dan aku berani bertaruh mereka dengan senang hati merelakan tubuhnya untukmu,” kata gadis itu lagi.

“Aku tidak ingin melakukannya untuk main-main!” jawab Kyuhyun sambil memalingkan wajah, menghindari tatapan gadis itu, “Aku hanya akan melakukannya dengan orang yang kucintai.”

“Kau percaya dengan cinta?” tanya Yoon Hye heran, “Itu terasa aneh untuk ukuran namja sepertimu.”

Kyuhyun terdiam. Kenapa ia selalu seperti ini saat berhadapan dengan gadis itu? Selalu terlihat seperti orang idiot. Belum sempat ia melamun lebih jauh, ia melihat Yoon Hye sudah beranjak dari duduknya.

“Kau mau kemana?” tanyanya sambil ikut berdiri.

“Ke tempat spa.”

“Wae?”

Yoon Hye mendesah pelan, “Sudah kukatakan kalau apartementku sedang dipakai, tidak mungkin aku pulang hanya untuk mendengarkan desahan mereka.”

“Kau mau ke rumahku?” tawar Kyuhyun tiba-tiba. Ia sendiri tidak tau kenapa mengatakan hal itu. sepertinya mulut dan otaknya tidak sejalan saat ini.

“Mwo?” gadis itu menyipitkan matanya. Menatap waspada.

“Ma-maksudku kau bisa menggunakan salah satu kamar di rumahku.”

Tiba-tiba saja Yoon Hye tertawa, “Aku hampir saja lupa. Seharusnya aku tidak khawatir, bukankah kau hanya akan melakukannya dengan orang yang kau cintai? Dan kau hanya tertarik padaku, bukan mencintaiku. Baiklah, kita ke rumahmu! Apa kau sudah makan?”

Kyuhyun hanya bisa menatapnya. Gadis dihadapannya ini begitu sulit dibaca. Membuatnya terus penasaran dan ingin selalu berada di dekatnya. Namja itu heran. Kenapa gadis ini dijuluki gadis paling suram di universitas? Apa karena kepribadiannya yang berbeda dari gadis lainnya? Atau apa sebelumnya tidak ada yang pernah bisa membaca jalan fikirannya? Kyuhyun sendiri tidak tau.

.

.

“Aku tidak menaruh racun di dalamnya!” kata Yoon Hye datar.

Kyuhyun terkesiap mendengarnya, ia langsung menggeleng, “Bukan begitu… Sudah lama sekali saat aku melihat masakan rumah. Sejak Won Ajhuma meninggal, aku selalu makan di luar.”

“Apa orangtuamu tidak pernah pulang?” tanya Yoon Hye sambil mengambil Kimchi dengan sumpitnya lalu memasukkannya ke dalam mulut.

“Tidak pasti. Paling cepat mereka akan pulang setahun sekali. Itupun hanya beberapa jam di rumah untuk menumpang tidur,” saut Kyuhyun tidak acuh sambil memakan masakan Yoon Hye yang ada di meja makan.

Namja itu terlalu sibuk dengan makanannya tidak menyadari bahwa gadis di depannya sedang menatapnya dalam. Sudah lama sekali ia tidak makan masakan sederhana seperti yang dimasak gadis itu. Ia makan lebih cepat dari kebanyakan orang. Seolah jika ia terlambat, masakan itu akan lenyap.

“Makanlah dengan pelan…”

Suara itu menghentikan gerakannya. Belum sempat ia menjawab, tangan gadis itu sudah terulur untuk menyentuh sudut bibirnya. Membersihkan saus dari tumis daging yang dimakannya.

Deg…

Jantung Kyuhyun terasa berhenti. Sentuhan gadis itu seolah mengirimkan ribuan aliran listrik ke sekujur tubuhnya. Membuatnya membeku. Saat mata mereka saling bertatapan, ia sadar bahwa ia sudah jatuh cinta pada gadis bermata hitam yang ada di hadapannya ini. Sial…

****

to be continue…

Oke jangan bunuh saya karena lagi-lagi ngasih ff bersambung #plak
Ini cuma dua part, capek mau bikin panjang-panjang.
Ada yang bisa menebak siapa yang jadi oppa yoon hye? Apa cho kyuhyun bakal menang taruhan itu? Silahkan menduga ria \\^o^//