Tags

,

 

 u

Song of Keyla – Tempat berbeda

 

Masih ku ingat semua semangatmu

Masih ku ingat jelas raut wajahmu

 

“Yoon ah!! Liat, aku sudah menyelesaikan laguku!! Tinggal mengirimnya ke agency.”

Aku tersenyum melihat binar ceria matamu yang menunjukkan kertas berisi coretan lirik.

“Kemarilah, kau yang harus mendengarnya pertama kali!!”

Alunan melody gitar itu terdengar indah dipetikan jemarimu. Suaramu yang selalu kusukai mengalun lembut. Tapi ekspresimu lah yang membuatku tidak bisa memalingkan pandangan. Seolah memaku mataku untuk terus menatapmu.

“Eothe? Menurutmu bisa lolos?”

“Kau harus yakin. Kalau kau percaya pasti akan lolos.”

“Gomawo,” serunya sambil melayangkan satu kecupan singkat di pipiku.

 

Tapi kini kau telah pergi jauh

Meninggalkan ku disini sepi…

 

“Yoon ah!! Aku berhasil! Laguku lolos! Aku akan debut sebagai penyanyi solo!!”

Saat itu aku ikut tersenyum bersamamu. Ikut bahagia untuk keberhasilanmu. Tapi mengapa hatiku tidak bisa tenang?

Aku takut…

Kau menjadi sosok yang tak bisa kukenali lagi. Aku takut kau berubah menjadi orang lain. Dan ketakutanku itu perlahan terwujud.

 

Racun yang telah mengalir di darahmu

Membutakan semua harap dan anganmu

Hingga akhirnya kau menutup mata

Meninggalkan ku di sini.. Sepi..

Tinggalkan aku untuk selamanya…

 

“Kyuhyun ah, kau mendengarku?”

“Changkaman, aku harus menyelesaikan ini. Besok aku harus membawanya ke agency.”

Aku menghela nafas pelan melihatnya yang sibuk dengan potongan-potongan kertas dan gitarnya. Ketika aku sadar, aku bukanlah menjadi yang pertama lagi untuknya. Waktu untukku terenggut semua untuk impiannya.

“Kau lupa hari ini tanggal berapa?” tanyaku lagi. Mencoba untuk bersabar.

“Jangankan tanggal, sekarang saja aku tidak tau ini hari apa. Tunggu sebentar, aku tidak bisa kosentrasi.”

“Ternyata aku sudah tidak penting lagi untukmu?” aku bertanya lebih kepada diriku sendiri. Tapi kalimat itu berhasil menghentikan kegiatannya.

Dia menatapku. Terdiam. Mencoba berpikir mungkin. “Jjebal, Yoon ah… Ini konser pertamaku. Hal yang selalu kumimpikan. Beri aku waktu, ne?”

“Kau lupa? Aku selalu egois jika itu tentangmu. Aku tidak ingin kau membagiku dengan apapun termasuk waktu.”

“Mengertilah, bukankah kau bilang kau menyayangiku?” pintanya lalu kembali sibuk dengan pekerjaannya.

Ada perih yang terasa saat melihatnya sekarang. Aku rindu sosoknya yang dulu. Yang belum dikenal banyak orang sebagai penyanyi. Karena setiap lantunan melody yang keluar dari bibirnya hanya untukku.

Aku beranjak dari dudukku, “Aku akan selalu menyayangimu, sampai saat ini. Karena bagiku, kau masih yang nomer satu. Aku rela tetap tinggal di korea untukmu. Aku rela tidak ikut pindah ke paris bersama keluargaku karenamu. Aku rela meninggalkan waktu kerjaku untuk bersamamu. Itu kau, Kyu. Kau yang berubah. Semoga sukses untuk konser solomu.” dengan hati pecah aku melangkah pergi.

“Yoon ah!!” teriaknya menghentikan langkahku.

Aku menoleh ke belakang, padanya yang belum beranjak dari atas ranjangnya. “Aku membatalkan bisnis meetingku ke Jepang hari ini. Karena setidaknya aku masih ingat hari ini adalah hari kau jadi milikku dua tahun lalu.” dia tampak terkejut mendengarnya. Sudah kuduga, dia tidak ingat. “aku pergi. Sepertinya kita butuh waktu untuk sendirian.”

“Tunggu!!” teriaknya lagi.

Cho Kyuhyun beranjak dari ranjangnya lalu berlari menghampiriku, “Aku ingin kau datang…” ucapnya sambil meletakkan selembar tiket dalam genggamanku.

Bukan ini yang aku inginkan… Setidaknya aku berharap dia menahanku untuk pergi. Pada akhirnya dia tetap tidak bisa memilih antara aku atau mimpinya.

Aku patah.

Sekarang.

 

Apakah kau masih mengingatku?

Walau kita di tempat berbeda

Akankah kau ada disampingku

Disaat kurindukan hadirmu

 

Kutatap sosok itu dari layar kaca tv. Ada rindu yang menggila saat melihat wajahnya. Ingin kupeluk dan kusentuh. Tapi sekarang kami ada di tempat berbeda. Kugenggam erat selembar tiket yang diberikannya padaku beberapa bulan lalu.

Aku tidak datang…

Karena jika aku datang, aku takut tidak bisa menahan diriku untuk tidak menariknya pergi. Aku memang egois. Aku ingin dia hanya menjadi milikku. Mungkin perpisahan ini yang terbaik. Dia bisa melanjutkan mimpinya, dan aku tidak akan pernah bisa menghalanginya lagi. Karena sekarang aku bukan siapa-siapa lagi.

Aku sama seperti yang lainnya kini. Yang hanya bisa menatapnya dari jauh. Dari layar tv. Tapi cinta ini, tidak akan pernah ada yang melebihinya. Hingga kini cintaku masih tetap menjadi miliknya. Milik Cho Kyuhyun.


Apakah kau masih mengenalku?

Jika kita kan berjumpa lagi

Apakah kau masih menginggatku?

Walau kita di tempat berbeda