Tags

, , ,

“CHOI SHIWON SSI, JELASKAN PADAKU APA YANG TERJADI??”
Otomatis shiwon menjauhkan ponsel itu dari telinganya, kemudian didekatkannya lagi benda itu “apa??” tanya shiwon malas.
“apa benar kau akan menikah??”
“ya!! Nanti malam aku akan menikah, terserah kalau appa mau datang atau tidak seperti eomma, aku tidak perduli!!”
“tentu saja aku akan datang, bicara apa kau ini??! Tenang saja, aku akan membujuk eommamu untuk datang juga!!”
“ka. . .kau setuju dengan pernikahan ini??” tanya shiwon bingung.
“tentu saja bodoh!! Sudah lama sekali appa ingin kau menikah,”
“meskipun dengan gadis pilihanku??”
“appa tidak perduli siapapun gadisnya, yang penting kau bahagia. . .”
Shiwon mendesah pelan, sepertinya appanya bukan kendala “gomawo appa. . ., aku memang membutuhkanmu untuk mendampingi young ri. . .”
“ah, jadi namanya young ri?! Kenapa tidak orang tuanya saja??”
“mmm. . . orang tuanya. . . “ shiwon menatap young ri bingung.
“orang tuaku sudah meninggal!!” saut young ri paham.
“orang tuanya sudah meninggal. . .”
“ah begitu, kasihan sekali dia. . . baiklah, kita bertemu nanti!!”
“ne,”
Shiwon menutup ponselnya dan menatap gadis yang sedang makan dengan lahap itu “jadi, orang tuamu sudah meninggal??”
“ya. . .” kata gadis itu dengan mulut belepotan “aku sendirian!!”
Shiwon tersenyum menatapnya, kemudian meraih dagu young ri dan menghapus sisa makanan yang ada disudut bibir gadis itu, sementara young ri hanya bisa terpana menatapnya.

Daaaan. . . acara pernikahanpun dimulai. Tidak ada yang tau mengapa tiba2 shiwon menikah, karna memang sebelumnya tidak pernah didengar kabar bahwa shiwon memiliki kekasih. Dan para pegawai perempuan diperusahaannya harus menahan diri agar tidak menangis melihat laki2 yang mereka sukai saat ini sedang berdiri dialtar menunggu calon istrinya.Ibu shiwon juga datang meskipun dengan terpaksa, namun ia masih bisa pura2 tersenyum dihadapan semua tamu.
Young ri menatap ponselnya gelisah. Satu2nya teman yang ia punya tidak bisa dihubunginya. Yoon hye, gadis itu ikut keluar negri untuk menemani tunangannya lee hyuk jae, yang sedang mengunjungi orang tuanya. Ia belum memberitahukan kabar pernikahannya kepada gadis itu.
“apa kau sudah siap??”
Young ri tersentak mengangkat wajahnya dan tersenyum lemah pada ayah shiwon. “ne. . .” jawabnya sopan.
“ayo sudah waktunya!!” ayah shiwon memberikan lengannya dan disambut oleh young ri.
Young ri menggandeng lengan laki2 itu kemudian berjalan pelan.
“tenang saja, tidak usah gugup!!”
“ba. . .baik. . .”
“aku memang belum mengenal baik dirimu nona, tapi aku senang putraku menikah denganmu dan mulai sekarang panggil aku appa!!”
Young ri menatap tertegun laki2 tua yang sedang tersenyum itu.
“kau siap??”
Young ri menghela nafas pelan kemudian mengangguk. Dan pintu dihadapannya itu terbuka. Bisa dilihatnya shiwon sedang berdiri didepan altar sana dengan jas putihnya, sangat tampan. . .
Ia melangkah dengan gugup. Matanya hanya terfokus pada satu titik. Akhirnya ia sampai ditempat shiwon. Ayah shiwon memberikan tangan young ri kepada shiwon.
Shiwon tersenyum gugup pada gadis itu. ia tau young ri pasti sudah lelah. Persiapan pernikahan yang seharusnya disiapkan dalam waktu satu bulan, hanya mereka siapkan dalam sehari. Digenggamnya tangan gadis itu memberi sedikit kekuatan. Dan pendeta mulai membacakan sumpahnya.
“tuan choi shiwon, bersediakah anda menjadi suami dari nona lee young ri, menerima segala kekurangan dan kelebihanya, menjaganya dalam keadaan suka atau pun duka hingga maut memisahkan kalian??”
Shiwon menghela nafas pelan “ya, aku bersedia. . .” ucapnya kemudian.
“dan nona lee young ri, bersediakah anda menjadi istri dari tuan choi shiwon, menerima segala kekurangan dan kelebihannya, menjaganya dalam keadaan suka ataupun duka hingga maut memisahkan kalian??”
“ya. . .aku bersedia. . .”
“atas nama bapa, putra dan roh kudus, aku nyatakan kalian resmi menjadi suami istri, tuan cho shiwon, silahkan anda mencium pasangan anda!!”
Young ri tersentak, ia lupa kalau ia harus berciuman dengan shiwon. Ia menatap shiwon panik. Tapi shiwon mencoba untuk tidak terlihat gugup. Direngkuhnya pinggang gadis itu sambil membuka kerudung pengantinnya. Kemudian ia mendekatkan wajahnya perlahan. Ia tau, young ri sangat gugup. Tangan young ri mencengkeram kuat lengan shiwon sambil memejamkan matanya rapat2.
Young ri merasakan hembusan nafas shiwon yang wangi “mianhae. . .” ia mendengar laki2 itu berbisik pelan sebelum bibirnya menyentuh sesuatu yang lembut dan basah, bibir shiwon. . .
Shiwon melumat bibir gadis itu lembut beberapa detik, ia merasakan bibir gadis itu gemetar dan jantungnya sendiri berdetak begitu kuat. . .

Apartement baru, istri baru dan kehidupan baru!! Hingga sekarang shiwon masih belum percaya kalau dia sudah menikah. Ia memutuskan untuk tinggal diapartement begitu setelah menikah. Hal itu dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan2 buruk yang akan terjadi jika young ri bertemu dengan ibunya. Pasti akan terjadi perang yang kesekian dikorea.
Shiwon mengerjapkan mata perlahan, silau. Badannya terasa sangat pegal. Ia ingin cuti, tapi masih ada urusan dikantornya yang harus ia tangani. Hari ini ayahnya berangkat keluar negri dan otomatis, ia yang harus menghandle semua pekerjaan diperusahaannya. Ia bangun dari tidurnya dan keluar kamar. Masih sepi. . .
Diliriknya pintu kamar young ri disebelah pintu kamarnya. Diberanikan dirinya untuk melihat keadaan gadis itu. kemarin adalah hal yang sangat melelahkan baginya, apalagi kondisi gadis itu dalam keadaan hamil. Dibukanya perlahan kamar yang ternyata tidak terkunci itu. gadis itu sedang terlelap sambil memeluk bantal. Shiwon menghampirinya dan menaikkan selimutnya, ia tersenyum melihatnya. Perbedaan young ri yang sedang tidur dengan yang tidak sangat mencolok. Apalagi saat tidur gadis itu sangat menggemaskan. Rambutnya berantakan.
Setelah itu ia berjalan kedapur dan membuat ddabokki dan secangkir kopi panas. Ah, tidak pernah ia merasa senyaman ini. Ia benar2 menikmati suasana tenang ini. Berbeda sekali dengan saat ia dirumah. Ia tidak pernah bisa menikmati makannya karna ibu dan ayahnya terus saja mengomel.
“yaaak????”
Shiwon menoleh kaget saat kearah pintu kamar young ri begitu didengarnya suara teriakan itu.
Bruuuuk. . .
“young ri ssi???” panggilnya.
“tidak tidak. . . aku tidak jatuh, aku baik2 saja.. . Omonaa. . .”
Gubraak gubraak bruuuk. . .
Shiwon mengerutkan alisnya, kemudian ia beranjak dari duduknya dan menghampiri pintu kamar young ri.
Braaak. . .
Tiba2 pintu kamar itu terbuka. Sejenak mereka saling bertatapan.
“ada apa??” tanya shiwon saat melihat wajah panik young ri dengan tampang acak2an.
“aku mencari handuk dan sikat gigi, aku sudah terlambat kerja!!”
“kerja??”
“ne!!” jawab young ri sambil menyerobot tubuh shiwon ingin kekamar mandi. Tapi dengan cepat shiwon menahan tubuh gadis yang seperti burung mau lepas itu “apa?? lepaskan aku!!!” young ri mendelik kesal.
“sebaiknya kau libur saja hari ini!!” kata shiwon.
“mwoya??”
“biar kumintakan cuti kepada atasanmu!! Kau butuh istirahat, apa kau ingin keguguran??”
Young ri meringis sambil menggaruk2 kepalanya “kau yang memintakan bukan??”
“ne, beritahu aku siapa atasanmu, akan kutelphone nanti!! Atau sebaiknya kau tidak usah bekerja saja?? kau ini sedang hamil!! Bersikaplah seperti wanita hamil!!”
“apa maksudmu dengan kata ‘bersikaplah seperti wanita hamil!!’?? apa aku terlihat seperti laki2 hamil??” balas young ri kesal.
“wanita hamil mana ada yang sepertimu?? Bertingkah serampangan seperti ini, kalau kau keguguran bagaimana??”
“memangnya wanita hamil harus seperti apa?? diam ditempat dan tidak melakukan apapun??”
“bukan begitu juga!! Setidaknya jagalah kandunganmu, bertingkahlah dengan lembut!! Ingat, ada bayi didalam perutmu!!”
“aku tidak terbiasa begitu!! Kalau aku lupa bagaimana??”
Pletak!!
“yaak appayo~ kenapa menjitakku??” young ri melotot kesal sambil mengusap2 kepalanya.
“mana ada wanita yang lupa kalau dirinya sedang mengandung??” balas shiwon kesal.
“aku memang berbeda dengan wanita2 itu, lalu kau mau apa??”
Shiwon berkecak pinggang sambil menghela nafas “kumohon young ri ssi, saat ini kau menjadi tanggung jawabku!! Jadi bersikaplah dengan baik, jangan membuatku khawatir!!”
Young ri tertegun menatap shiwon sejenak. Apakah laki2 itu serius?? “ba. . .baiklah. . . aku akan beru__ hoeeeek. . .” young ri membekap mulutnya dan langsung berlari kekamar mandi.
Shiwon memandang panik, cepat2 ia membuat segelas teh hangat dan menyusul young ri kekamar mandi.
“kau baik2 saja?? minumlah!!”
Young ri mengusap mulutnya dengan air kemudian menyesap teh dari shiwon.
“wajahmu agak pucat, sebaiknya kau duduk dan makan dulu!! Aku sudah membuat ddabokki tadi!!”
Young ri mengangguk lemah. Kemudian mengikuti shiwon dan duduk dimeja makan. Shiwon mengambilkannya semangkuk ddabokki, dan langsung dilahap oleh young ri (ini yang istri siapa yang suami siapa?!).
“hhmm. . . enak sekali. . .”
“benarkah?? Kau gadis pertama yang memakan masakkanku. . .”
Young ri tidak menjawab, ia masih sibuk melahap ddabokki buatan shiwon. Shiwon hanya tersenyum menatapnya.