Tags

,

on rainy days [breakup] copy

“Jika dengan menyangiku bisa membuatku seperti orang asing, lebih baik kau berhenti untuk menyayangiku. Biar aku saja yang tetap menyayangimu…”

—————————–

Dia sahabat sekaligus kekasih Kim Yoon Hye. Namanya Cho Kyuhyun. Mereka sama-sama menempati kelas akhir di Paran Highschool. Saling mengenal sejak menjadi siswa di sekolah itu dan sudah enam bulan berpacaran.

Hujan hari itu menjadikan udara lebih dingin. Manik hitam itu menatap keluar melalui dinding kaca café. Semuanya basah. Suasana café yang nyaman tidak mampu membuatnya hangat saat menatap guyuran air itu. Ia menyesap Mocca Late pesanannya, berharap kehangatan dari minuman itu bisa membungkus hatinya yang sedang menggigil.

Tapi tidak bisa. Ingatan-ingatan tentang kekasihnya semakin membuatnya terasa dingin. Juga sesak. Kim Yoon Hye tidak mengerti. Apa sebuah status bisa merubah seseorang? Jawabannya adalah benar. Status itu bisa merubah seseorang. Karena itu hal yang dialaminya saat ini.

‘Kau tidak tau? Cho Kyuhyun sedang sakit sekarang. Jangan bilang padanya kalau aku yang memberitahu. Kupikir kau sudah tau hal ini.’

 

‘Dia baru saja bertengkar dengan appanya. Karena sepertinya orangtuanya akan bercerai. Kau tidak tau? Tolong jangan katakan kau tau dariku.’

 

‘Aku tidak sengaja melihat Kyuhyun sedang bertemu Lee Ahrin kemarin.’

 

‘Apa kau sedang bertengkar dengannya? Dia terlihat tidak bersemangat.’

Yoon Hye menghembuskan nafas. Ruang café ini cukup luas dengan pengunjung yang tidak seberapa. Tapi kenapa ia merasa sesak? Seperti tidak menemukan celah untuk keluar dari ruangan sempit yang menghimpitnya.

Sudah dua puluh menit sejak ia mengirimkan pesan pada kekasihnya untuk bertemu di café ini. Sudah dua puluh menit juga sejak ia melihat kekasihnya sedang bersama Lee Ahrin. Yoon Hye tau siapa gadis itu. Dia mantan sunbae mereka yang sudah lulus. Kyuhyun menyukai gadis itu dulu sebelum berpacaran dengan Yoon Hye.

Dulu Kyuhyun selalu menceritakan segalanya. Keluh kesahnya, dukanya, kabar gembira, apa pun itu. Tapi sekarang. Hal-hal itu justru Yoon Hye tau dari kakak Kyuhyun, Cho Ahra dan Lee Donhae, teman akrab Kyuhyun.

Kling

Suara bel itu berbunyi saat pintu café terbuka. Cho Kyuhyun masuk dengan jaket panjang yang setengah basah. Ada beberapa tetes air dari rambut hitamnya.

“Maaf, apa kau sudah menunggu lama?” tanyanya sambil mengambil duduk di hadapan gadis itu.

“Tidak selama pelajaran olah raga Ahn seongsaengnim,” balas Yoon Hye sambil tersenyum. “minumlah, kau kedinginan.” Digesernya cangkir mocca late itu kehadapan kekasihnya.

“Gomawo.” Laki-laki itu tersenyum lalu menyesap minuman manis itu. “Jadi… Ada apa hmm? Tidak biasanya kau ingin kita bertemu seperti ini.”

“Kyuhyun ah… Aku sudah tau semuanya.”

Laki-laki itu terdiam. Ia menatap mata gadisnya mencari tau.

“Tentang orangtuamu. Kenapa kau tidak memberitahuku?”

“Mianhae… Aku hanya tidak ingin kau khawatir.”

Kim Yoon Hye terdiam, “Lalu tentang Lee Ahrin? Kau juga tidak mau memberitahuku?” tanyanya kemudian.

“Dari mana kau ta_”

“Aku melihatmu. Setengah jam yang lalu.”

“Ada pertunjukan music di universitasnya, dia meminta bantuanku untuk bermain piano.”

“Kenapa tidak memberitahuku? Ini bukan yang pertama kalian bertemu. Aku tau itu.”

“Mianhae… Aku hanya tidak ingin melukai perasaanmu.”

“Kyuhyun ah…” gadis itu menatap kekasihnya sejenak sambil tersenyum, “Ayo kita putus! Sekarang.”

Cho Kyuhyun menatap terkejut. “Yaa Kim Yoon Hye! Apa kau bercanda?”

“Apa aku terlihat bercanda?”

“Hanya karena hal ini kau meminta putus dariku?”

“Hanya karena ini…” gadis itu menggumam pelan dengan nada melamun, “Bukan. Bukan karena hal ini. Kyu, sebelumnya aku tidak pernah bertanya tapi kenapa dulu kau ingin aku menjadi kekasihmu?”

“Tentu saja karena aku menyayangimu! Kau gadis yang paling tepat untukku.”

“Tepat untuk apa?”

Bibir Kyuhyun terkatup. Tepat untuk apa? Kyuhyun sendiri bahkan tidak menemukan jawaban dari pertanyaan itu.

“Kau bilang kau menyayangiku, tapi kau tidak pernah membiarkanku masuk ke dalam duniamu seperti sebelumnya. Kau bilang aku gadis yang paling tepat, tapi menghiburmu saat kau bersedih pun aku tidak pernah karena kau tidak pernah membaginya denganku. Kau tidak ingin aku khawatir, cemas atau pun terluka karena kau menyayangiku. Jika dengan menyangiku bisa membuatku seperti orang asing, lebih baik kau berhenti untuk menyayangiku. Biar aku saja yang tetap menyayangimu.”

“Yoon ah…”

“Rasanya sakit saat tidak tau apa pun tentang orang yang kusayangi dan orang lain yang lebih tau. Jika status kekasih ini membuatmu menutup diri dariku dan memilih menangis di hadapan orang lain, lebih baik kita mengakhirinya. Aku ingin kembali jadi sahabatmu yang selalu ada saat kau ingin menangis atau pun sedih. Apa sekarang kau sudah mengerti?”

Menjalin hubungan bukan hanya sekedar membagi kebahagiaan, tetapi juga kesedihan. Karena saat aku dan kau menjadi sebuah kata kita, tidak seharusnya ada yang disembunyikan dan memilih orang lain yang tidak termasuk di dalamnya untuk melihat. Karena tidak ada satu pun orang yang ingin pasangan hidup yang dicintainya memilih untuk bersama orang lain, sekalipun hal itu bukan hal yang membahagiakan.

Karena semua hal tentangmu adalah bagian dariku juga.