Tags

, ,

be your wife

Yoon Hye terbangun dari tidurnya. Sejenak ia merasa heran kenapa ia sudah ada di kamar. Yang diingatnya terakhir kali saat itu dia sedang menangis dalam pelukan Hyuk Jae. Apa mungkin setelah itu ia tertidur dan Hyuk Jae mengantarkannya pulang?
Gadis itu menoleh ke samping. Kosong… Tidak ada Kyuhyun di sana padahal ini masih sangat pagi. Apa laki-laki itu bersama Ji Su dan tidak pulang semalaman? Pemikiran itu membuatnya sakit lagi. sebenarnya ada apa dengan dirinya? Kenapa ia begitu sensitif saat ini? Bukankah ia tidak menyukai Kyuhyun?!
‘Atau mungkin kau sudah mulai mencintainya tanpa sadar…’
Kata-kata hani membuatnya tertegun. Gadis itu menyentuh dadanya. Apa yang sebenarnya dirasakannya?
Ckreeek…
Pintu tiba-tiba saja terbuka. Kyuhyun masuk ke dalam dengan penampilan kusut. Yoon Hye segera bangun dari tempat tidurnya saat Kyuhyun menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Gadis itu hanya diam menatapnya. Apa yang terjadi padanya?
Hingga beberapa saat Kyuhyun tidak bergerak. Yoon Hye menghela nafas pelan. Bagaimana juga dia tetap seorang istri. Perlahan, ia menghampiri laki-laki itu untuk melepas sepatunya. Kemudian dibantunya untuk melepas jasnya. Yoon Hye membalikkan tubuh kyuhyun agar bisa melepas dasinya.
“Kalau kau ingin tidur, gantilah bajumu dulu,” katanya pelan sambil melepas dasi itu.
Tiba-tiba tangan Kyuhyun menggenggam lengannya. Ditariknya gadis itu hingga jatuh ke atasnya.
“Yaa Cho Kyuhyun apa yang kau lakukan??!” jerit gadis itu.
“Diamlah… Sebentar saja…” pinta laki-laki itu sambil memeluk tubuh Yoon Hye erat.
“Kau mabuk?”
Hening. Gadis itu membenarkan posisinya. Ia tidak ingin merasakan hembusan nafas Kyuhyun, karena itu ia berbalik, memunggungi laki-laki itu. Tapi Kyuhyun malah memeluknya dari belakang. Membenamkan wajahnya dalam tengkuk gadis itu. membuat jantung Yoon Hye berdetak kacau.
“Kyu lepaskan aku,” pinta Yoon Hye pelan.
“Sebentar saja Yoon… Aku ingin tetap seperti ini, dengan kau dalam pelukanku. Bukan pelukannya,”
Gadis itu tersentak. Apa maksud Kyuhyun? Apa kyuhyun tau kalau Hyuk Jae memeluknya semalam?
“Kenapa…?” lirih Yoon Hye.
Tidak ada jawaban. Ia hanya mendengar deru nafas teratur dan dada Kyuhyun yang bergerak teratur di punggungnya. Sepertinya laki-laki itu sudah tidur.
Yoon Hye memejamkan matanya. Merasakan pelukan hangat laki-laki itu. Merasakan detak jantung laki-laki itu. Merasakan hembusan nafasnya. Merasakan genggaman tangannya. Merasakan hatinya lebih dalam. Dan ia mulai sadar bahwa dalam hatinya, walaupun sangat sedikit, ada keinginan untuk menjadi seorang istri dari laki-laki itu.

“Kau sudah bangun Kyu?”
“Ajhuma, dimana Yoon?”
Wanita tua itu tersenyum, “Dia sudah pergi beberapa jam yang lalu ke toko kakaknya. Jja, makanlah! Yoon Hye sudah memasak untukmu. Dia juga membuatkanmu teh madu. Katanya kau mabuk semalam,”
Kyuhyun hanya diam sambil duduk di meja makan itu. Mengambil secangkir teh madu itu lalu menyesapnya.
“Ah, aku hampir saja lupa,” tambah Jang Ajhuma yang sudah akan melangkah meninggalkan meja makan “Tadi Nona Ji Su telepone. Dia bertanya kenapa kau tidak mengangkat ponselmu. Kubilang kau masih tidur,”
“Hanya itu?”
“Ya,”
“Baiklah, gomawo Ajhuma,”
Wanita itu tersenyum lalu berjalan meninggalkan Kyuhyun sendiri. Kyuhyun menatap makanan yang ada di depannya. Sup ayam gingseng, tumis daging, kimchi… Melihat itu perut Kyuhyun langsung lapar. Laki-laki itu memakan makanannya dengan lahap.
Setelah makan ia kembali lagi ke kamar. Mengecek ponselnya dan benar saja, ada dua puluh satu panggilan tidak terjawab dari Han Ji Su. Ditekannya tombol call pada ponselnya lalu menempelkan benda itu di telinga.
“Kyuni!!” seru gadis itu dari seberang sana.
“Ji Su ya… Mianhae…”
“Gwenchanae… Aku hanya ingin memberitahumu kalau aku akan pergi ke Paris,”
“Kau kabur lagi?”
“Aniyoo… Aku hanya ingin sekolah modeling di sana,”
“Mwo?? Kenapa tiba-tiba?”
“Sebenarnya kemarin aku ingin merayakan perpisahan denganmu, tapi kau membatalkannya. Gwenchanae… Tahun depan aku bisa kembali lagi ke Korea,”
“Ada apa sebenarnya?”
“Tidak ada, hanya saja… Orang yang kusukai sekarang mendapatkan pekerjaan jadi fotografer model. Mungkin dengan cara ini aku bisa berjalan sejajar dengannya,”
“Kau ingin menjadi model demi dia?”
“Aku harus berusaha bukan? Lagipula dari dulu aku sudah menyukai Fashion, kau tau itu…”
“Ji Su ya… Aku senang kau bisa menemukan apa yang benar-benar kau inginkan,”
“Kau juga harus seperti itu Kyuni… Baik-baiklah dengan istrimu, sekarang ini dia sudah menjadi adikku. Kalau kau menyakitinya akan kubunuh kau!!”
Kyuhyun tertawa kecil. Entah kenapa ia merasa sifat Yoon Hye lebih dewasa daripada gadis itu (dikenyataan malah sebaliknya wkakakkaka). “Kapan kau akan berangkat?”
“Aku sudah ada di bandara saat ini, dan… sudah waktunya aku harus masuk. Nanti kukabari kau saat aku sudah sampai,”
“Baiklah…”
“Anyeong…”
Kyuhyun menutup ponsel itu. Kemudian ia masuk ke dalam kamar mandi untuk berendam. Air dengan aroma terapi itu cukup untuk membuatnya tenang. Hingga akhirnya ada satu keputusan yang di ambilnya.
***

“Mianhae aku akan terlambat menjemputmu Yoon ah…”
“Gwenchanae Hyuk Jae ssi, aku bisa pulang sendiri. Kau tidak perlu repot-repot,”
“Kau tidak mau menungguku?”
“Jangan memikirkanku. Aku tidak apa-apa…”
“Baiklah, nanti kuhubungi kau. Kalau kau belum pulang biar aku yang menjemputmu,”
“Mmm, gomawo…”
Yoon Hye menutup ponsel itu dengan lambat. Terus terang saja, ia tidak tau harus apa. Ia tidak ingin pulang ke rumah itu, tapi juga ingin melihat laki-laki itu. Apa yang sekarang sedang dilakukannya?? Apa dia pergi dengan kakak angkatnya?? Pikiran itu membuatnya semakin kalut. Apa yang sebenarnya diinginkannya? Dekapan hangat laki-laki itu tadi pagi, terasa dingin kini.
“Kau banyak berubah Yoon ah,”
Gadis itu mengerjap pelan kemudian menoleh ke arah hani yang masih sibuk menulis sesuatu di agenda.
“Kau jadi lebih banyak melamun saat ini,” sambung Hani tanpa menoleh “Mungkin aku juga begitu kalau berada di posisimu.”
“Eonni… Aku bingung dengan diriku sendiri…”
Hani tersenyum meskipun matanya fokus pada agendanya “Siapa yang kau sukai?”
“Ye??”
“Kyuhyun, atau laki-laki yang menjemputmu kemarin?”
“Lee Hyuk Jae ssi?”
“Jadi namanya Lee Hyuk Jae? Baiklah, Kyuhyun atau Hyuk Jae??”
“Eonni… Apa yang kau bicarakan??”
“Hati itu sederhana Yoon ah, hanya saja pikiran yang membuatnya rumit. Cobalah untuk mendengarkan hatimu,”
“Aku tidak pernah berfikir kalau Hyuk Jae ssi dan aku…”
“Kalau begitu kau menginginkan Kyuhyun? Kau mencintainya eoh??”
“Aku tidak tau,” Yoon Hye mengalihkan pandangannya menatap keluar dari kaca etalase toko.
“Mungkin kau belum tau sekarang, tapi nanti kau akan tau siapa orang yang benar-benar kau inginkan Yoon ah…”
“Kyuhyun ah…”
Hani mengangkat wajahnya heran “Secepat itu kau tau?”
“Kenapa dia ada di sana??”
“Huh??”
Tiba-tiba saja Yoon Hye beranjak dari duduknya kemudian langsung berjalan keluar toko, meninggalkan Hani yang tengah bingung menatapnya.
Kyuhyun yang bersandar di mobil silvernya segera menyeberangi jalan menghampiri gadis itu di depan toko.
“Apa yang kau lakukan di sini? Kau ingin memata-mataiku?” tanya Yoon Hye langsung ketika sudah laki-laki itu sampai di tempatnya. Tangannya dilipat di depan dada dengan mata menyipit.
“Tentu saja menjemputmu,” jawab laki-laki itu riang.
“Tidak perlu! Pulanglah!!”
“Apa itu artinya kau menolakku dan memilih untuk menunggu laki-laki itu?”
Yoon Hye tertegun saat menyadari suara laki-laki itu menjadi dingin. Raut wajahnya berubah seketika.
“Aku akan pulang sendiri nanti!”
“Ada sesuatu yang ingin kukatakan kepadamu!!”
Gadis itu diam sejenak “Apa?”
Kyuhyun tersenyum lagi sambil menunjukkan dua lembar kertas yang dipegangnya.
“Apa itu?”
“Tiket ke Spanyol!! Kita masih belum ke sana bukan?!”
Sejenak gadis itu tertegun. Tapi kemudian tatapannya meredup “Untuk apa kita kesana?”
“Bukankah kau sangat ingin kesana?” tanya Kyuhyun bingung.
“Sekarang tidak lagi! Pulanglah, aku masih harus di sini!!”
“Kita berangkat besok!!” balas Kyuhyun acuh.
“Akan kusiapkan barang-barangmu nanti jika kau memang ingin kesana sendiri!”
“Kau akan ikut!!”
“Sudah kubilang tidak!”
“Apapun yang terjadi kau harus ikut!!” bentak Kyuhyun.
“Untuk apa?? Aku tidak mau kejadian itu terulang lagi!! Jangan memberiku harapan lagi Kyu, jangan membuatku kehilangan harga diri!!”
Yoon Hye berbalik melangkah pergi tapi Kyuhyun menahannya, menarik gadis itu untuk berbalik menghadapnya lagi.
“Harga diri apa yang kau maksud??”
“Aku tidak ingin menjadi anjing yang terlantar lagi…” lirih gadis itu “Untuk apa kau mengajakku pergi jika dengan sebuah panggilan dari Ji Su kau langsung meninggalkanku? Aku tidak ingin itu terulang lagi!!”
“Aku berjanji kali ini kita akan benar-benar berangkat kesana!!”
Yoon Hye memalingkan wajahnya “Pulanglah, sebentar lagi Hyuk Jae ssi akan menjemputku!” kalimat itu meluncur begitu saja dari bibir Yoon Hye.
Tangan Kyuhyun menegang. Rahang laki-laki itu mengeras “Jadi benar ini semua karena dia??” desisnya.
“Bukan… aku…”
“Kau menyukainya??” potong Kyuhyun.
“Bukan seperti itu Kyu…”
“Kupikir hubungan kita bisa dimulai lagi dari awal. Kupikir aku bisa belajar lagi menjadi suami yang baik untukmu. Tapi ternyata aku terlambat… Apakah kau memang seperti ini? Selalu menyukai seorang laki-laki yang bersikap baik kepadamu? Harga diri? Apa benar kau masih punya harga diri?!”
PLAK
Yoon Hye merasakan matanya memanas. Nafasnya berderu ketika tangannya kembali mendarat dengan keras di pipi laki-laki itu.
“Tau apa kau tentang aku?! Jangan berbicara seolah-olah kau mengenalku!! Kenapa kalau aku menyukainya?? Dia baik kepadaku!! Apakah aku punya alasan untuk menolaknya?? Dibanding denganmu dia seribu kali lebih baik!! Jika kau pikir itu semua karena dia kau salah!! Semua itu karena dirimu sendiri! Karena kau Cho Kyuhyun ssi!! Aku lelah dengan sikapmu yang berubah-ubah. Aku membencimu!!!”
Laki-laki itu hanya bisa menatap dengan ekspresi yang tidak bisa diartikan. Dengan mulut tertutup rapat. Ia berbalik. Berjalan meninggalkan gadis itu menuju mobilnya di seberang sana.
TIIIIIIIIIIIINNNN……..”
BRUUUK
BRAAAAKKK….
Semuanya terjadi begitu cepat. Tepat ketika suara nyaring itu terdengar, sesuatu menghantam Kyuhyun dengan keras. Membuatnya terjatuh berguling-guling. Ia merasakan perih karena tubuhnya tergores aspal jalan. Tapi pikirannya mengharuskan ia untuk segera bangun. Dan ketika tubuhnya berhasil bangun, matanya melihat gadis itu ada di sana. Terlempar beberapa meter dari truk yang sekarang berhenti di dekat Kyuhyun.
“YOOON!!!” teriakan itu menggema seiring tubuhnya yang bergerak cepat menghampiri gadis yang kini berlumuran darah itu.
“Yoon irona…” panggilnya sambil mengguncang tubuh gadis itu pelan. Dengan cepat diangkatnya tubuh gadis itu. Berlari menuju mobilnya.

“DOKTER!!! SUSTER!! TOLONG SELAMATKAN ISTRIKU!!” teriakan itu menggema begitu Kyuhyun memasuki lobi rumah sakit.
Beberapa perawat berlari ke arahnya sambil membawa keranjang dorong. Kyuhyun meletakkan tubuh Yoon Hye di atasnya kemudian mereka berjalan cepat setengah berlari menuju ruang ICU.
“Maaf tuan, anda tidak boleh masuk!!” kata salah satu perawat sambil menahan Kyuhyun.
Blam…
Pintu itu tertutup. Kyuhyun merasakan tubuhnya melemas. Laki-laki itu jatuh membiarkan punggungnya menyandar di dinding. Air matanya turun perlahan. Ia masih mengingat dengan jelas bagaimana kondisi Yoon Hye. Bagaimana darah gadis itu menodai baju yang dipakainya. Kenapa gadis itu harus mendorong Kyuhyun? Seharusnya Kyuhyun yang mengalami hal ini. Seharusnya Kyuhyun yang mendapatkan hukuman seperti ini.
“Yoon…” lirihnya teredam asa.
“Apa yang terjadi?? Dimana Yoon Hye??” suara Hani memecah lorong itu.
Gadis itu menghampiri Kyuhyun, mencengkeram pakaian laki-laki itu “Katakan apa yang terjadi padanya?? Bagaimana bisa kau berbuat seperti ini kepadanya???” jerit Hani.
Kyuhyun tidak mampu menjawab. Nyawanya seolah ikut terbang bersama gadis itu. Ia tidak sanggup bergerak kini.
Tiba-tiba pintu ICU terbuka. Seorang dokter melepaskan masker yang dipakainya.
“Dokter, bagaimana keadaan adik saya??” tanya Hani.
“Dia kehilangan banyak darah. Kami membutuhkan donor darah A secepatnya. Pihak kami masih berusaha mengambil persediaan darah di lain tempat, dimana keluarganya??”
Kedua orang itu serentak mengambil ponsel masing-masing. Hani menghubungi Jung Soo suaminya dan Kyuhyun menghubungi Eommanya serta Eomma gadis itu.
“Dokter Kim, persediaan darah A hanya tertinggal dua kantong!!” kata seorang perawat yang baru saja tiba.
“Itu tidak akan cukup, tolong kami butuh donor darah secepatnya!!” kata dokter itu kemudian masuk kembali ke dalam ruang ICU.
Kyuhyun menghubungi asistantnya, meminta tolong untuk siapapun yang bergolongan darah A agar segera pergi ke rumah sakit sekarang juga.
“Kyuhyun ah apa yang terjadi??” tanya Eomma Han begitu ia tiba.
“Aku butuh donor darah A sekarang Eomma,”
“Golongan darahku A!!” saut Appa Han.
“Mari ikut saya tuan,” ajak seorang perawat.
Menit-menit berlalu yang terasa lama. Semua keluarga sudah datang. Tidak lama kemudian pintu ICU terbuka.
“Dokter bagaimana?” tanya mereka serentak.
“Kepalanya terluka. Rusuknya beberapa patah. Juga lengannya. Saya tidak dapat berjanji. Saat ini pasien sedang koma. Hanya 40 persen kemungkinan untuknya sadar, kita semua harus berdo’a,”
Isak tangis itu kembali memenuhi koridor rumah sakit itu. Kyuhyun bersandar di dinding sambil memejamkan mata. Bulir air mata jatuh mengalir di pipinya. Seakan-akan tenaganya menguap entah kemana.
SET
BOUUGH…
“Lee Hyuk Jae ssi??!” pekik Eomma Cho.
“Apa yang sudah kau lakukan?? APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN CHO KYUHYUN??!”
Laki-laki yang baru saja datang itu mencengkeram erat tubuh Kyuhyun yang terasa lemas. Ia membiarkan Hyuk Jae memukulnya.
“BAGAIMANA BISA KAU MEMBIARKANNYA SEPERTI INI??” teriak Hyuk Jae.
“Mianhae…” lirih Kyuhyun.
“KAU_ AKU BERSUMPAH TIDAK AKAN MEMBIARKANMU MELIHATNYA LAGI!!”
“Lee Hyuk Jae ada apa ini??” tanya Appa Cho.
“Ceraikan dia!!” kata Hyuk Jae dingin mengabaikan majikannya itu “Sudah cukup kau membuatnya terluka! Biarkan aku membahagiakannya!!”
“Apa maksudmu Hyuk Jae??” tanya Eomma Han.
“Ini salahku!!” Hyuk Jae menjambak rambutnya frustasi “Kenapa aku harus membawanya pada kalian?! Kenapa aku menariknya untuk menjadi istrimu?! Dia seharusnya tidak seperti ini!!”
“Aku akan menceraikannya…” lirih Kyuhyun. Suara itu begitu pelan. Seakan butuh kekuatan yang amat besar untuk mengatakannya.
“Kyuhyun ah apa yang kau bicarakan??” bentak Eomma Cho.
“Bahagiakan dia…” tambah Kyuhyun.
“YAA Cho Kyuhyun bagaimana bisa kau berbicara seperti itu? Dia istrimu!!”
“DIA TIDAK PERNAH MAU JADI ISTRIKU!!!” teriak Kyuhyun “SEJAK AWAL INI BUKAN TANGGUNG JAWABNYA! DIA TIDAK BERSALAH, DIA TIDAK PERNAH BAHAGIA BERSAMAKU!!” laki-laki itu mulai terisak “Aku sudah melukainya berkali-kali…” tubuh laki-laki itu luruh.
“Kalau begitu jangan pernah muncul lagi dihadapannya!!” kata Hyuk Jae dingin.
Tiba-tiba pintu ruang ICU itu terbuka, beberapa perawat sedang mendorong ranjang untuk memindahkan Yoon Hye ke ruang biasa.
“Dokter bisa kita bicara sebentar??” tanya Eomma Han.
“Tentu nyonya, mari ke ruangan saya!”
Saat Kyuhyun akan melangkah mengikuti ranjang itu, Hyuk Jae menahan lengannya sambil menatap dingin.
“Aku tidak akan pernah ingkar Hyuk Jae ssi…Hanya sampai ia membuka mata…” lirihnya sambil melepaskan cekalan Hyuk Jae.
***

“Kyuhyun ah, sudah tiga hari kau belum pulang…” kata Eomma Cho pelan.
Laki-laki itu bergeming. Tidak menganggap suara yang ada. Ia hanya ingin ada di sana, di sisi gadis itu.
Eomma Cho mendesah pelan. Ia tau bahwa Kyuhyun mencintai gadis itu. Tapi benarkah selama ini gadis itu tidak pernah bahagia sedikit pun??
“Kalau seperti ini kau bisa sakit…” Eomma Cho tidak menyerah.
“Seharusnya aku yang seperti iniEomma… Seharusnya aku yang mengalami koma kalau saja Yoon tidak mendorongku…” bulir air mata itu jatuh lagi.
Kepala laki-laki itu terasa sakit. Hatinya terasa terhimpit. Membuatnya tidak bisa bernafas dengan benar. Kini ia sadar betapa berharganya gadis itu untuknya.
“Mianhae…” lirih Kyuhyun sambil memejamkan matanya. Menekan lebih dalam telapak tangan gadis itu ke pipinya.
Ketika mata itu terpejam, semua teriakan akan terasa sia-sia. Yang tersisa hanya penyesalan berharap waktu diputar ulang.
Pintu kamar itu terbuka. Seorang suster masuk ke dalam “Nyonya Han? Dokter ingin bertemu dengan anda,”

“Positif Nyonya!! Hasil tes DNA antara Tuan Han dan Nona Kim sangat cocok,”
“Jadi… Dia putri kandung saya dokter??” tanya Eomma Han tidak percaya.
“Benar. Nona Kim Yoon Hye adalah putri kandung kalian!!”
“Omo…” wanita itu membekap mulutnya menahan tangis “Dia Soo In… Dia Han Soo In-ku yang hilang…” lirihnya.
“Ini hasil pemeriksaannya,” dokter itu mengulurkan sebuah amplop yang langsung diterima oleh Eomma Han.
“Kamsahamnida dokter…”
***

Ruangan itu terasa legang. Hanya terdengar detak jantung Yoon Hye. Kyuhyun masih di tempatnya. Laki-laki itu terlihat berantakan. Wajahnya kusut dan bawah matanya menggelap. Ia tidak pernah tidur. Seolah setiap detik waktu yang berjalan, begitu berharga untuk menatap gadis itu.
“Sadarlah Yoon…” bisiknya pelan “Beri aku kesempatan untuk melihatmu bahagia…”
Disentuhnya pipi halus gadis itu. Perlahan, seolah ia mudah tergores.
“Aku merindukanmu…”
Kalimat itu singkat, pelan hampir tidak terdengar, namun begitu dalam. Seolah mewakili apa yang sedang ia rasakan. Diantara beban batin dan rasa sakit yang ada. Menjadi sebuah arti yang tulus. Mengungkap bahwa betapa ia menginginkan gadis itu kembali membuka mata.
“Aku berjanji… Ketika kau membuka matamu, kau boleh melakukan apa saja yang kau inginkan… Aku akan melepasmu, karena aku… karena aku… aku mencintaimu…”
Laki-laki itu terisak dalam lirih. Memejamkan mata untuk berdamai dengan hatinya sendiri. Bukan suatu hal yang mudah saat ia melepaskan gadis itu. Jauh dalam hatinya ia tidak akan pernah rela. Gadis yang selama ini ternyata diam-diam sudah mengisi relung hatinya. Namun, bukankah egonya tidak akan pernah melihat sebelum ia merasakan kehilangan?!
Jari itu bergelak pelan. Membuat Kyuhyun terkejut. Gadis itu membuka mata perlahan.
“Yoon??” Kyuhyun menatap tidak percaya. Setelah seminggu lebih mengalami koma, kini gadis itu kembali membuka mata.
“Nonna!!!” teriak Kyuhyun “Dia sadar!!!”
Hani yang tertidur di sofa, terbangun dengan kaget. Tanpa sempat mengumpulkan nyawa ia berlari menghampiri ranjang itu.
“Akan kupanggil dokter!!” Kyuhyun segera berlari keluar.
“Yoon ah?? Kau bisa mendengarku??” tanya Hani dengan perasaan lega.
“Kyu…” lirih gadis itu. Pelan. Bahkan mungkin Hani tidak bisa mendengarnya.

“Dia sudah sadar Hyuk Jae ssi!! Cepatlah ke rumah sakit, karena sesuai janjiku, aku akan pergi…”
Kyuhyun menutup ponselnya lalu menatap lagi ke dalam ruangan yang kini penuh itu. Ada orang tuanya di sana. Juga orang tua gadis itu serta kakaknya. Namun Kyuhyun tidak dapat masuk ke dalam. Ia sudah berjanji tidak akan pernah muncul lagi di hadapan gadis itu.
“Semoga kau bahagia Yoon ah… Aku mencintaimu…” lirihnya.
***
tbc…