Tags

, ,

tumblr_n9u2mkBReh1qhpdppo1_500

Apa kalian punya cinta pertama?

Kurasa setiap orang pernah mengalaminya. Hanya saja, tidak semua cinta pertama itu menjadi cinta terakhir. Mereka bilang cinta pertama tidak pernah berhasil. Mungkin memang benar begitu.

Aku mengalaminya saat junior highschool. Pertama kalinya aku merasakan jantungku berdetak lebih kuat saat melihatnya. Bagiku, kami seperti dari dua dunia yang berbeda. Dia yang tampan, baik, dan pintar menjadi pangeran di sekolah. Sementara aku hanyalah gadis biasa yang tidak cantik, tidak pintar dan tidak pernah terlihat.

Meskipun begitu, aku mencintainya.

Dia, yang disebut cinta pertamaku…

******
“Woaa ini sangat enak!!!”

Namanya Cho Kyuhyun. Laki-laki lebih muda dua tahun dariku yang baru saja merebut mangkok ramen milikku lalu memakannya tanpa rasa sopan.

Plak

Aku menggeplak kepalanya sambil mengambil kembali mangkok ramenku, membuatnya menggerutu pelan. “Kalau kau mau beli sendiri!”

“Aku tidak punya uang…” jawabnya dengan nada memelas.

Aku menghentikan gerakanku menyupit mie ramen lalu menatapnya, “Bagaimana bisa kau punya uang kalau kau selalu menghabiskannya untuk membeli baju atau barang-barang bagus lainnya dan pergi ke salon. Kau ini laki-laki, kenapa penampilan penting sekali? Jangan salahkan perutmu yang kelaparan.”

“Tentu saja itu penting. Karena ada orang yang kusukai, jadi aku harus selalu tampan.”

Aku terdiam mendengarnya. Dia menarik mangkok ramenku kembali lalu memakannya. Kali ini aku tidak marah. Memang, dibandingkan dulu saat pertama kali aku bertemu dengan Cho Kyuhyun, dia terlihat jauh berbeda.

Kami bertemu musim semi tahun lalu. Dia baru saja pindah ke rumah di sebelah rumahku. Ternyata dia mendaftar di sekolah senior highschool yang sama denganku. Saat itu, penampilan kami tidak jauh berbeda. Tidak modis, tidak keren, dan tidak bisa menyegarkan mata jika dilihat. Tapi sekarang dia berubah, sementara aku masih tetap seperti dulu.

Aku tidak sadar sejak kapan dia terlihat begitu tampan. Dulu tubuhnya gemuk, tapi sekarang terlihat pas. Dulu rambutnya pendek sekali, seperti orang yang akan masuk wamil. Namun sekarang dibiarkannya panjang hingga sebagian menutupi dahinya.

“Yaa, lihat! Lee Hyo Ra. Dia cantik sekali bukan? Karena itu aku juga harus terlihat tampan untuk bisa berjalan di sisinya.”

Gadis itu memang anggun. Dia sedang duduk di meja bersama teman-temannya yang juga sekumpulan gadis-gadis cantik.

“Tapi…” gumamku pelan, “kalau dia menyukaimu, dia pasti akan menerima dirimu apa adanya.”

Ctaak

“YAA!!” aku berteriak kesal padanya saat dahiku tiba-tiba saja dijitaknya.

“Cinta juga perlu di kejar. Perlu usaha. Sama seperti orang yang mencari uang. Apa kau pikir uang akan datang sendiri dari langit jika kau tidak berusaha bekerja? Begitu juga dengan orang yang kau sukai. Tentu saja hati yang cantik itu penting tapi bagaimana dia bisa melihat hatimu jika kau tidak berusaha untuk menarik perhatiannya? Dan untuk menarik perhatiannya, kau harus menjadi sesuatu yang bisa dilihatnya. Karena kita menyukainya, kita berusaha berubah untuk menjadi yang lebih baik.”

“Apa ada yang salah dengan ramennya? Kenapa bisa membuatmu seperti ini?”

“Mau sampai kapan kau terlihat seperti itu? Kau bisa menjadi cantik asal kau mau. Ah… Mungkin mulai sekarang aku harus menjauh darimu.”

Keningku mengernyit pelan, “Waeyo?”

“Aku tidak ingin mengira aku sedang jalan denganmu.”

“YAA!!”

“HAHAHAHAH…. Aku bercanda. Kau semakin jelek kalau marah, Yoon ah!”

“Panggil aku Nunna!!”

“Shiero!”

******
Aku menatap keluar melalui jendela kamarku. Ah… Kamar Cho Kyuhyun terlihat gelap, sepertinya dia belum pulang atau sudah tidur. Kata-katanya tadi siang kembali terdengar lagi di telingaku.

Apa mungkin dulu aku yang terlalu banyak menonton drama hingga percaya pada kalimat ‘Jika dia mencintaimu dia akan menerima kekuranganmu. Jika dia mencintaimu, dia akan menerimamu apa adanya’.

Bodohnya aku…

Kenapa baru sekarang aku sadar bahwa kalimat itu omong kosong? Bahwa kalimat itu kalimat yang paling tidak berguna. Kalimat yang bisa mematikan rasa percaya diri untuk berubah menjadi lebih baik. Seandainya saja aku menyadarinya sejak dulu, mungkin aku masih punya kesempatan. Agar dia bisa melihatku.

Ya… Dia. Cinta pertamaku.

Tapi semua itu sudah berlalu. Sekarang yang ada dihadapanku adalah dia. Orang yang tiba-tiba saja datang ke dalam hidupku. Yang membuatku tidak perlu berpura-pura tersenyum untuk sekedar sopan santun. Cho Kyuhyun. Dia seperti buku yang terbuka. Mengatakan suka kalau suka dan marah kalau ingin marah. Bersamanya aku tidak pernah merasa takut.

Aku menatap diriku sendiri pada cermin di pintu lemari. Lee Hyo Ra, gadis yang disukainya adalah salah satu gadis paling populer di sekolah. Apakah aku masih bisa mendapat kesempatan itu?

Tidak akan tau sebelum mencobanya bukan?

 

*****
“Kau pakai kontak lens?”

“Kacamataku kemarin terjatuh, bingkainya rusak jadi tidak bisa dipakai.” Jawabku tanpa menatapnya.

“Seharusnya kau melakukan ini sejak dulu. Kacamata itu selalu menyembunyikan matamu yang cantik.”

Aku menghentikan langkahku, menatap punggungnya. Lalu dia membalikkan tubuhnya, menatapku. “Ada apa?” tanyanya.

“Seharusnya aku yang tanya. Ada apa denganmu?”

“Aku? Kenapa denganku?”

“Kemana perginya rasa kurang ajarmu?”

Cho Kyuhyun menatapku sejenak lalu tertawa keras, “Yaa! Kau ingin aku bagaimana? Saat aku kurang ajar kau marah, saat aku seperti ini kau memprotesnya.”

“Aku tidak marah.” sahutku cepat, “Entahlah… Mungkin itu memang dirimu. Seperti itu adalah dirimu. Jadi meskipun aku tidak suka, aku menganggap hal itu biasa karena itu adalah dirimu.”

“Aigoo… Jangan terlalu serius seperti itu. Tidak cocok untukmu.” ucapnya sambil berjalan menghampiriku lalu mengacak rambutku.

“YAA!!”

“Jja! Nanti kita terlambat sekolah.”

Aku mengikutinya yang melangkah lebih dulu. Kenapa debaran hati ini setiap kali semakin kuat saat bersamanya? Aku tidak mengerti. Tapi sepertinya aku memang benar-benar jatuh cinta pada laki-laki di depanku ini…

 

*****

 

“Kau akan pindah?”

“Yaa! Ketuklah pintu dulu jika ingin masuk ke kamar namja. Bagaimana kalau sekarang aku sedang telanjang.”

“Mi-mianhae. Aku tidak senga_ Jawab dulu pertanyaanku!”

“Sedang apa kau di rumahku?”

“Eomma menyuruhku mengantar kue beras__ Jadi kau benar-benar akan pindah?”

“Siapa yang mengatakannya padamu?”

“Cho Ajhuma!”

“Sepertinya begitu.”

“Kapan? Kapan kau akan pindah?”

“Mungkin besok.”

“YAA! NEO MICHISEO?” teriakku, “kenapa tidak bilang sebelumnya?”

“Aku sendiri baru diberitahu kemarin. Appa harus pindah ke Jeju besok. jadi kami akan pergi lebih dulu dan membiarkan agen pindahan membereskan rumah.”

Aku menatapnya tanpa tau harus berkata apa. Ini terlalu tiba-tiba. “Kalau kau pergi… Kalau kau pergi lalu bagaimana denganku…?”

Cho Kyuhyun menatapku dengan senyum hangatnya, “Yoon ah, jadilah cantik. Jadilah lebih percaya diri. Kau gadis yang baik, kau pasti bisa mendapatkan banyak teman.”

Kata-kataku seperti tersangkut di tenggorokan. Aku memang ingin menjadi lebih cantik. Ingin menjadi lebih baik. Tapi itu semua untuknya. Jadi bagaimana bisa dia melihatnya jika akhirnya dia harus pergi?

“Beritahu aku saat kau sudah berubah menjadi lebih cantik. Aku akan datang melihatmu.”

Deg…

“M-mwo?”

“Deal?”

“A-akan kupikirkan nanti!” sahutku cepat sebelum berlari meninggalkannya. Tidak ingin mendengar lagi balasannya.

Aku akan berubah.

Aku akan menjadi lebih cantik. Hingga dia bisa menatapku dan saat itu aku akan mengaku padanya. Bahwa aku sudah jatuh cinta padanya. Pada Cho Kyuhyun.

 

******
A year latter…

“Aku… Sudah lama menyukaimu.”

“Jeongmalyo? Sejak kapan?”

“Sejak kau masuk ke universitas ini. Jadi… Apa kau mau jadi pacarku?”

“Sunbae, mianhaeyo… Aku senang kau menyukaiku, tapi aku sudah punya orang yang kusuka. Jeongmal mianhae…”

“Gwenchanayo… Aku harap kau bisa bahagia.”

“Mmm, gomawoyo. Kalau begitu aku pergi dulu.”

Sudah setahun sejak Cho Kyuhyun pindah. Sejak hari itu, kegiatanku berubah. Setiap pagi aku melakukan jogging. Menjaga pola makan dan tidur teratur. Aku juga belajar memakai make up dan pergi ke salon. Memang tidak sebentar, tapi sekarang aku berhasil menjadi kupu-kupu. Yang cantik dan indah.

Aku mulai mendapat banyak teman, juga pernyataan cinta dari namja. Tapi… Belum ada yang bisa menggantikannya. Aku masih menyukainya. Dia yang selalu bersikap kurang ajar padaku. Dan aku sangat merindukannya.

Sebentar lagi… Sebentar lagi kami akan bertemu. Liburan semester kali ini, aku akan pergi ke Jeju untuk mengunjunginya. Aku akan membuatnya terkejut dengan perubahanku dan aku juga siap menyatakan cinta padanya.

To : Cho Kyuhyun

Pesawatku berangkat hari sabtu, jadi jangan terlambat menjemputku di bandara. Araseo?!”

 

Send…

delivered…

 

******
Aku menghirup udara pulau Jeju yang sejuk ini dengan semangat. Apakah dia akan berhasil menemukanku?

Mataku berkeliling mencari sosoknya. Kulirik jam tangan yang sedang kupakai, aku sampai tepat waktu. Apa dia lupa? Awas saja, akan kuhajar setelah bertemu dengannya nanti.

“Apa kau mencariku?”

Kepalaku berputar saat suara familiar itu menyapa ruang dengarku. Aku menatapnya terpana. Dia sedang tersenyum padaku dengan tatapan hangatnya.

“Lama tidak bertemu, nunna…”

“Kau tau ini aku? Apa aku sama sekali tidak berubah?” gumamku bingung.

“Kau berubah menjadi sangat cantik. Hanya saja aku sudah mengenali matamu. Hei, jangan lupa aku ini jenius.”

Ah dia tidak berubah ternyata. Aku mendengus pelan lalu mengacak rambutnya sambil tertawa, “Jangan lupa dengan janjimu!”

“Tentu saja. Aku akan mengajakmu keliling pulau Jeju. Kau siap?”

“Kka!!”

.

.

Hari ini menyenangkan. Kami merasa bebas. Sudah lama aku tidak menikmati perasaan seperti ini. Dan mungkin juga ini waktu yang tepat untukku mengatakan padanya.

“Kyuhyun ah…”

“Wae?”

Aku terdiam sambil menggigit bibirku. Kami duduk di bangku yang ada di taman bermain. Ini pertama kalinya untukku. Mengatakan cinta jadi rasanya… sangat malu. Aku harus memulainya dari mana? Sungguh aku tidak tau.

“Yaa, Kyuhyun ah…”

“Waeee?”

Kenapa mengeluarkan kata-kata itu begitu sulit? Wajahku sudah terasa panas sekarang. Aku tidak berani menatapnya dan hanya menunduk sedari tadi.

“Kyu…”

“Kau ingin mengatakan apa?”

“Na… joa_”

“OPPAAA!!!!”

Teriakan itu memutus kalimatku. Aku melihat gadis itu sedang berlari ke arah kami. Gadis manis dengan rambut bergelombang sebahu dan poni yang menutupi seluruh dahinya.

“Mianhae… Aku terlambat.” ucapnya dengan nafas naik turun.

“Kau lama sekali…” balas Cho Kyuhyun.

Aku menatap tidak mengerti. Bingung.

“Nunna… Aku ingin mengenalkannya padamu, dia Kim Eun Soo. Kami baru sebulan ini berpacaran.” senyum Kyuhyun dengan malu-malu.

Tubuhku membeku. Aku tersenyum kaku, “Chu-chukae…”

“Anyeong haseo eonni, Kyuhyun oppa sering bercerita tentangmu jadi aku ingin bertemu denganmu.”

“Geureyo?”

“Ah, kau ingin mengatakan apa tadi?”

Aku menggeleng pelan, “Aku hanya ingin tau apa kau sudah punya pacar dan… dia ada di sini sekarang.”

Mereka berdua tertawa dan aku balas tersenyum. Tiba-tiba saja rasanya sesak. Air mataku ingin keluar. Bagaimana ini…?

“Kyu… Aku harus pergi.”

“Mwo? Kau tidak menginap di rumah?”

“Aku berjanji untuk bertemu teman.”

“Biar kuantar!”

Aku menggeleng dengan cepat, “Tempatnya tidak jauh. Aku senang sekali bisa bertemu denganmu lagi, juga dengan Kim Eun Soo. Kapan-kapan kalian yang harus mengunjungi Seoul.”

“Araseo!”

“Baiklah, aku pergi dulu. Anyeong…”

“Anyeong, hati-hati!!”

Aku membalikkan tubuhku lalu melangkah pergi. Ini musim panas, tapi mengapa tubuhku menggigil? Air mataku jatuh oleh kalimat perasaanku yang tak pernah sampai padanya. Karena aku mengucapkan perpisahan tadi untuk rasa sukaku padanya.

Ya, aku menyukainya…

Dan bertepuk sebelah tangan sebelum mengaku padanya.

Rasanya…

Sakit.

 

*****
Pesawat ke Seoul masih berangkat dua jam lagi. Aku berbohong pada Cho Kyuhyun. Aku tidak bertemu dengan teman, tapi langsung kembali ke bandara.

Pada akhirnya semua usahaku sia-sia…

“Chogiyo! Ponsel anda terjatuh.”

Aku mengerjap pelan, menatap bingung seseorang yang sedang berjongkok di hadapanku.

“Pasti kau sedang melamun hingga tidak sadar ponselmu terjatuh.”

“Ooh… Jeoseonghamnida… dan terima kasih.”

“Tidak masalah,” jawabnya sambil tersenyum.

Senyuman itu.

Senyuman yang membawaku ke masa lalu saat pertama kali aku bertemu dengannya. Dengan dia, cinta pertamaku.

“Lee… Hyuk Jae… sunbae…?”

“Oh, kau mengenalku?” tanyanya terkejut lalu duduk di kursi tunggu, di sampingku.

“Jadi benar itu sunbae?”

“Ne, benar. Aku Lee Hyuk Jae. Dan kau?”

“Yoon Hye… Kim Yoon Hye. Aku adik kelasmu saat Junior Highschool dulu.”

“Benarkah? Tapi sepertinya aku tidak pernah melihatmu.”

Aku tersenyum, “Karena dulu aku tidak pernah terlihat…”

Lee Hyuk Jae tertawa mendengarnya. “Apa kau akan pergi ke Seoul?”

“Ne, kalau sunbae?”

“Aku juga…”

Ternyata semua itu tidak benar. Tidak ada yang sia-sia. Meskipun aku tidak bisa mengungkapkan perasaanku pada Cho Kyuhyun, meskipun aku tidak bisa bersamanya, tapi sekarang aku menyadari bahwa aku menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dan semua itu bukanlah hal sia-sia. Perasaan suka itulah yang mengubahku menjadi seperti sekarang.

Lee Hyuk Jae yang dulu hanya bisa kutatap diam-diam, Lee Hyuk Jae yang tidak pernah melihatku, sekarang dia ada di sini, menatap dan berbicara padaku.

Mungkin memang bukan Cho Kyuhyun.

Mungkin ada cinta lain yang disiapkan tuhan untukku. Dan Cho Kyuhyun hanya menjadi perantaranya.

Bukankah kita tidak pernah tau takdir?

Dan takdir tidak pernah tertebak. Sesederhana itu…

 

FIN

 

For all girls in this world. Terutama yang merasa bahwa dirinya jelek dan nggak cantik. Kalian bisa cantik jika kalian mau. Ulat saja bisa metamorphosis jadi kupu-kupu, masa kalah sama ulat?
Sooo… kalian harus lebih percaya diri dan nggak takut untuk mencoba. Good luck ^^