Tags

, , ,

Cast :

–         choi shiwon (super junior)

–         min seo rin (nama korea saya)

–         min rara

–         kim jung hoon

–         yoo seung hoo

 

Part 9

 

“aku tidak ingin kalah darinya! Aku akan mengambil jurusan design dan menjadi perancang fashion terkenal suatu saat nanti!”

shiwon masih menatapnya bingung. Tidak mengerti apa maksudnya.

“kurasa sekarang aku tau, kenapa semua orang menyayangi min seorin!” lanjut rara. Shiwon mengerutkan alisnya, menunggu gadis itu melanjutkan bicaranya “ia selalu berusaha!”

“kemarin aku mendengar uee seongsaengnim yg pusing karna memikirkan universitas yg dipilih seorin! Mereka tidak yakin kalau seorin akan mendapatkan beasiswa ke universitas luar negri itu! Meskipun begitu, gadis itu tetap berusaha dgn semangat! Aku. . . Juga akan berusaha sepertinya!”

shiwon tersenyum memahaminya “dari dulu kau suka menggambar, aku tahu itu! Namun kau tidak pernah mengembangkan kemampuanmu itu! Aku senang akhirnya kau memiliki sesuatu untuk digapai!! Berusahalah, aku akan mendukungmu!”

rara tersenyum balik “apa kau baik2 saja? Bukankah kau bilang kau menyukainya??”

“aku senang melihatnya bahagia!” jawab shiwon tipis “aku tidak ingin memikirkannya saat ini!”

“baiklah, aku tidak akan memaksamu lagi!”

“sudah malam, ayo kuantar pulang!!”

 

akhirnya. . .Ini adalah hari yg paling menakutkan untuk seluruh murid kelas 3. Ujian akhir sudah dilaksanakan dan hari ini adalah pengumuman kelulusannya.

Shiwon menatap papan pengumuman itu mencari2 sebuah nama. Ketemu. Nama min seorin ada diurutan 22. Itu artinya ia tidak berhasil mendapatkan beasiswa. Shiwon keluar dari kerumunan2 murid2 itu dan mencari2 sosok seorin. Ia sama sekali tidak melihatnya.

Tiba2 ia melihat kedua teman seorin. Dihampirinya kedua gadis itu. Tapi mereka tidak melihat shiwon karna shiwon berada dibelakang mereka. Shiwon ingin bertanya pada mereka namun ia ragu.

“sayang sekali seorin tidak masuk 20 besar, ia tidak bisa mendapatkan beasiswa itu!” kata yoo mi tiba2.

“benar! Sebenarnya dia kan bisa saja kuliah disana tanpa beasiswa, tapi ia tetap berusaha mendapatkan dgn usahanya sendiri, juga untuk membuktikan pada choi shiwon bahwa ia tidak bodoh! Untung ada jung hoon seongsaengnim yg membantunya!” saut shin hye.

Shiwon tertegun mendengarnya. Seorin berusaha membuktikan padanya bahwa ia tidak bodoh?!

“aaah. . . Sampai sekarang aku masih belum percaya kalau jung hoon seongsaengnim ternyata adalah kakak seorin! Meskipun mereka lain ayah tapi tetap saja mereka keluar dari rahim yg sama!”

“jadi mereka saudara??!” tanya shiwon terkejut.

Kedua gadis itu menoleh dan seketika terkejut.

“choi shiwon ssi??”

“dimana dia sekarang?? Dimana seorin??” tanya shiwon.

“ka. .Kami tidak tau, dari tadi ia tidak terlihat!”

tanpa banyak bicara lagi shiwon segera pergi mencari gadis itu.

 

Shiwon menjelajahi seluruh kelas dan ruangan2 disekolah itu. Namun hingga sore tidak ditemukannya gadis itu. Ditelphonenya berkali2 namun tidak aktif. Sedangkan ponsel jung hoon tidak diangkat. Shiwon benar2 frustasi. Kemudian ia teringat sesuatu. Ada satu tempat yg belum didatanginya, atap sekolah. . . Dengan cepat ia berlari kesana.

 

“benarkah? Ayah bilang seperti itu??” tanya seorin.

Jung hoon mengangguk “bagaimana menurutmu??”

“mungkin aku akan ikut keamerika. . .” gumam seorin “aku ingin bersamanya, tapi bagaimana dgnmu? Aku juga ingin bersamamu oppa. . .”

“itu bisa diatur! Tentu saja aku akan ikut!!”

“benarkah???” seorin menatap tidak percaya.

“ya, lagipula orang yg kusukai akan pindah dan meneruskan sekolahnya keamerika, jadi aku akan menyusulnya!”

“mwo?? Siapa dia oppa??”

“dikehidupan sebelumnya aku tidak bisa mendapatkannya, jadi dikehidupan ini aku harus mendapatkan eun hye ssi!” <kehidupan sebelumnya itu di princess hours>

“yoon eun hye seongsaengnim???” tanya seorin surprise “wow. . Aku tidak menyangka kau menyukainya!!”

“ya, setelah melihatnya melempar sepatu kekepalamu!!”

mereka berdua tertawa “terima kasih atas dukunganmu oppa. . .” ucap seorin.

“kau sudah berusaha!! Dan kau sudah mengalahkan sekitar 300 murid, aku sangat bangga padamu!! Dan aku yakin suatu saat nanti kau pasti jadi penulis hebat!”

“gomawo oppa. . .”

tiba2 saja jung hoon melihat sesuatu dibawah. “seorin, tunggulah disini! Aku pergi sebentar, jangan pergi! Araseo??”

seorin mengangguk pelan “mm, ne!”

 

seorin menghirup nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Ia merasakan sejuknya angin musim gugur yg membelai rambutnya. Hari sudah malam. Ia menikmati pemandangan kerlap kerlip kota seoul. Tiba2 dirasakannya ada seseorang dibelakangnya.

“oppa. . .” ia menoleh kebelakang dan tertegun “shiwon ssi. . .”

laki2 itu berjalan cepat dan tiba2 saja memeluk seorin dgn erat. Jantung seorin terasa berhenti berdetak. Ia terlalu terkejut untuk bergerak.

“sarang haeyo min seo rin ssi. . . Sarang haeyo. . .” bisik shiwon pelan.

“ta. . .Tapi. . . Aku tidak mendapatkan beasiswa itu. . .” gumam seorin.

Shiwon melepaskan pelukannya dan menatapnya “siapa yg perduli kau pintar atau bodoh, yg terpenting adalah dirimu apa adanya!!”

“ke. . .Kenapa kau tiba2 disini dan mengatakan hal itu??” tanya seorin bingung.

“aku baru tau kalau ternyata jung hoon ssi adalah kakakmu. . . Kupikir selama ini kau mencintainya, itu membuatku benar2 tersiksa!! Kenapa kau tidak mengatakan hal ini padaku?!”

seorin menatap terkejut “mana mungkin aku mencintainya kalau aku menyukaimu. . .” gumam seorin pelan “aku baru tau dia kakakku saat kita sedang ada dalam keadaan buruk!”

“apa kau serius??”

seorin mengangguk pelan.

“aku bodoh sekali tidak tau hal itu dan terus menerus menyiksa diriku sendiri!”

“bukankah kau menyukai min rara. . .” gumam seorin pelan. Tiba2 saja dadanya terasa sesak.

“dulu! Dulu aku memang menyukainya! Tapi sejak kau datang. . . Kau mengambil alih semuanya. . . Kau mengambil alih duniaku dan hatiku. . .”

“benarkah?”

“bisakah kau mempercayaiku??” tanya shiwon penuh harap.

Seorin menatap mata laki2 itu “aku percaya. . .” bisiknya pelan.

“itu saja sudah cukup!” balas shiwon kemudian mengecup bibir seorin.

Seorin memejamkan matanya membiarkan shiwon melumat bibirnya. Mengulumnya dgn lembut. Tangannya otomatis memeluk leher laki2 itu. Dan beban yg ada itu kini mulai menghilang. . .

 

Seorin membuka matanya dan terbangun dgn cepat. Ia teringat kejadian semalam dan tersenyum sendiri sambil menjatuhkan diri ditempat tidur. Ia menaikkan selimut hingga menutupi seluruh kepalanya. Ia tidak sedang bermimpi.

Tiba2 ia tersentak “omo. . . Aku bisa terlambat!!” cepat2 seorin bangun dan berlari kekamar mandi.

Hari ini adalah hari pelepasan untuk murid2 kelas 3. Suasana haru benar2 terasa. Semua siswi kelas 1 & 2 terlihat sedih. Diantara murid2 siswi yg sedang menangis itu, ada seorang siswa yg ikut menangis.

“noonnaaaa. . . ToT”

“sudahlah, jangan menangis lagi, itu sangat memalukan!!”

“huwaaa. . .” tangisan seung hoo semakin keras “jangan pergi nonnaa. . .”

hankyung menghela nafas kemudian menghilang sebentar dan kembali lagi dgn seorang gadis.

“kenapa kau menangis??”

seung hoo menoleh terkejut “gyaaaaa nonnaaaa. . .>.<” jeritnya dan langsung memeluk seorin dgn linangan air mata “jangan pergi. . .”

“lepaskan pacarku bocah!!” bentak shiwon sambil menarik seung hoo dari belakang.

“kau itu! Selalu saja mengganggu!!” gerutu seung hoo.

“yang pengganggu itu kau!!”

“wonnie!!” potong seorin sambil menatap shiwon tajam.

“jangan panggil aku begitu!” protes shiwon.

“diamlah sebentar! Aku mau bicara dgnnya!” kata seorin kesal.

“seung hoo ah, kau tidak boleh seperti ini!! Berjanjilah padaku agar menjadi pria yg keren!”

“tentu! Aku akan menjadi pria keren dan merebutmu dari gorila galak itu!”

shiwon yg cemberut langsung melotot sebal “kau tidak akan bisa menang dariku!!” ujarnya dan langsung menarik tangan seorin pergi.

“anyeong!!” seorin melambaikan tangannya sambil tertawa.

“berhentilah tertawa, itu tidak lucu!”

“bagiku sangat lucu!!”

“mwo??”

“aku harus pulang!” cup, seorin mengecup pipi kiri shiwon dgn cepat kemudian berlari keluar gerbang sekolah sementara shiwon sempat terpaku selama beberapa detik kemudian ia tersenyum sambil menggeleng2kan kepala menatap gadis itu.

 

“jadi kau tidak mau ikut keamerika??” tanya ayah seorin heran.

Seorin menggeleng pelan “aku ingin disini ayah, aku sudah memutuskan untuk melanjutkan kuliah disini!”

“tapi ayah sudah mengatur semuanya untukmu disana, ayah ingin sekali tinggal bersamamu, pikirkanlah lagi!!”

seorin terdiam sejenak “baiklah. . .Akan kufikirkan. . .”

seorin berjalan termenung sambil memikirkan kata2 ayahnya tadi. Ia sungguh ingin melanjutkan sekolah sastra keluar negri, tapi ia juga tidak ingin meninggalkan shiwon dan teman2nya.

Beberapa kali ia menabrak orang yg ada dijalan. Saat ini ia sedang menuju taman. Shiwon sudah menunggunya disana untuk merayakan hari kelulusan mereka.

“nonnaa awaaaaass!!!”

beberapa saat seorin belum sadar kalau teriakan itu ditujukan untuk dirinya. Begitu ia mengangkat wajah, sebuah cahaya menerpanya membuat silau dan braaaak. . .

Tiba2 saja semuanya menjadi gelap. . .

 

Shiwon sedang tersenyum sambil memandangi kalung ratu itu. Ia akan mengembalikan kalung itu kegadis yg berhak memilikinya.

“hari ini, ia akan menjadi ratuku!!” kata shiwon pada kelinci putih yg ada didalam keranjang “kau tidak boleh nakal padanya ya, ia sangat mengerikan kalau marah!! Nanti kau bisa dicekiknya!!” shiwon tersenyum menatap kelinci itu. Ia tau seorin suka pada kelinci, karna itu ia akan memberikan anak kelinci itu pada seorin.

Shiwon menatap ponselnya gamang. Sudah 2 jam ia menunggu, tapi seorin tidak juga datang. Ponsel gadis itu tidak aktif, kenapa ia belum juga datang?! Shiwon tetap menunggunya terus. . .

Sementara itu jung hoon dan ayah seorin sedang berlari2 dikoridor rumah sakit.

“apa yg terjadi??” tanya ayah seorin pada ajushi yg ada disitu.

Tiba2 seorang dokter keluar dari ruangan ICU “saya ingin berbicara dgn orang tuanya!!”

“saya ayahnya!”

“mari ikut keruangan saya!”

ayah seorin melangkah pergi mengikuti dokter. Sementara jung hoon duduk disamping ajushi itu “paman, apa yg terjadi??” tanyanya.

“saat itu dia sedang berjalan sambil melamun! Ia tidak sadar kalau ia akan menyebrang, bahkan saat ada yg berteriak memanggil namanya-pun ia masih belum sadar, dan mobil itu menabraknya. Saat ini orang yg membawa mobil itu sedang mengurus adsministrasinya!”

wajah jung hoon terpilin, ia menatap pria itu dgn wajah keruh.

“terima kasih sudah membawanya kemari paman!!” ucapnya lemah.

“sama2, baiklah, aku harus pergi! Semoga gadis itu baik2 saja!” kata paman itu sambil beranjak dari duduknya.

jung hoon berdiri dan membungkukkan badan sedikit sebelum paman itu pergi.

Tidak lama kemudian, para suster keluar memindahkan seorin kekamar rawat.

Jung hoon merasa tersiksa saat melihat seorin terbaring ditempat tidur itu dgn dibantu alat pernafasan dan selang infus yg menancap ditangannya sementara ia tidak bisa melakukan apapun.

Digenggamnya tangan gadis yg masih terpejam itu. Tiba2 pintu kamar terbuka pelan, ayah seorin masuk kedalam.

“aku sudah bicara dgn dokter. . . Dia. . . Lumpuh. . .”

Jung hoon membeku mendengarnya. “sampai kapan?” tanyanya lirih hampir tidak terdengar.

“tidak ada kepastian. . . Bisa sebulan, setaun, lima taun. . .”

hening. Semuanya terdiam. Jung hoon menggenggam tangan itu lebih erat.

 

Shiwon tetap ditempatnya seperti semula. Dengan tubuh kaku ia beranjak bangun dan pergi sambil membawa kelinci itu.

Ia pergi kerumah seorin, namun semua orang mengatakan tidak tahu akan keberadaan gadis itu. Ia juga menghubungi jung hoon tapi ponsel pria itu tidak pernah diangkatnya. Kemana gadis itu? Kenapa ia tiba2 menghilang?!

 

Jari dalam genggaman jung hoon bergerak perlahan. Jung hoon terbangun dari tidurnya dan menatap seorin terkejut.

“seorin ah??”

gadis itu perlahan membuka matanya. Ia mengerjap beberapa kali “oppa. . .” panggilnya lirih hampir tidak terdengar.

“aku disini!!” jawab jung hoon “ayaah!!! Lihat ini!!” seru jung hoon.

Ayah seorin yg sedang tidur disofa terbangun dan cepat2 menghampiri mereka.

“ada apa?? Seorin ah, kau sudah sadar???”

“apa yg terjadi??” tanya seorin lemah.

“kau mengalami kecelakaan, tapi semuanya akan baik2 saja!!”

“kecelakaan??” seorin memejamkan mata mencoba mengingat semuanya “saat itu aku. . . Wonnie, aku harus menemuinya!!”

seorin mencoba bangun dari tidurnya.

“seorin, kau belum pulih!!” larang jung hoon.

“dia pasti menungguku!!” seorin mencoba turun dari tempat tidurnya, tapi kakinya tidak mau bergerak.

“seorin, sebaiknya kau istirahat dulu, biar aku yg memberitahunya nan_”

“ada apa dgn kakiku??” potong seorin.

Kedua laki2 itu terdiam dan saling tatap tanpa ada yg bicara sementara seorin mencoba .

“ayah. . . Kenapa kakiku tidak bisa digerakkan??” tanya seorin pelan “oppa. . . Apa yg terjadi?? A. . . Apakah. . . A. . .Aku. . . Lumpuh??” tanya seorin tertahan.

“seorin ah. . . Kau tidak perlu cemas. . . Kau pasti bisa berjalan lagi. . .” hibur jung hoon.

“benar, dgn terapi, kakimu pasti bisa pulih!”

“sampai kapan??”

tidak ada yg menjawab.

Seorin membenamkan wajahnya dan terisak pelan.

Jung hoon benar2 tertusuk melihatnya. Ia tidak bisa melakukan apa2 untuk gadis itu. Kalau saja bisa, biarlah ia saja yg menggantikan tempatnya.

Seorin mengangkat wajahnya dan menatap jung hoon “oppa. . . Hingga aku bisa berjalan lagi, tolong jangan beritahu siapapun, termasuk shiwon. . .”

“aku akan membawamu keamerika! Pasti ada yg bisa menyembuhkanmu!!” saut ayah seorin.

“terserah padamu ayah. . .”

 

shiwon tidak menyerah, ia mencari jung hoon hingga kekampusnya.

“dimana dia?? Dimana seorin??” tanya shiwon begitu ia bertemu jung hoon.

“kenapa kau bertanya padaku?”

“bukankah kau kakaknya?? Sangat aneh bila kau tidak tau dimana keberadaannya!”

“aku tidak bisa mengatakan apa2 padamu! Aku sudah berjanji padanya!” jawab jung hoon sambil berlalu.

“tapi kenapa??? Kenapa tiba2 dia menghilang??” teriak shiwon.

jung hoon berhenti berjalan dan berbalik “aku hanya bisa bilang, jangan mencarinya lagi!”

“aku akan tetap mencarinya hingga ia sendiri yg mengatakan padaku untuk tidak mencarinya!” tegas shiwon.

 

Seorin sedang duduk di kursi roda didekat jendela kamarnya. Ia baru saja pulang dari rumah sakit. Saat ini Ia sedang menatap ponselnya. Ia baru saja menerima pesan dari teman2nya. Yoo mi yg melanjutkan sekolahnya kebidang modeling, dan shin hye yg memutuskan untuk menyanyi.

Sedangkan ia? Dgn kondisinya saat ini, apa yg bisa ia perbuat?? Bahkan untuk berbicara pada orang yg dicintainyapun ia tidak bisa. Berkali2 sms dari shiwon masuk keponselnya, namun tidak ada satupun yg dibalasnya. Berkali2 shiwon menelphonenya namun tak pernah ia angkat. Kenapa ia jadi tidak berguna seperti ini?? Tiba2 saja air matanya jatuh.

Pintu terbuka perlahan. Jung hoon masuk kedalam kamar seorin.

“seorin ah, kau sedang apa?” sapanya.

“oppa??” gadis itu cepat2 menghapus air matanya dan tersenyum “kenapa lama sekali? Bukankah kau janji akan mengajariku bermain biola?!”

jung hoon tersenyum “maaf. . . Tadi. . . Choi shiwon menemuiku. . .”

tubuh seorin membeku mendengar nama itu disebut.

“dia mencarimu. . .” lanjut jung hoon “Dan tidak akan berhenti sebelum kau sendiri yg menyuruhnya untuk berhenti. . .”

seorin menatap jung hoon gamang, kemudian ia menatap ponselnya dan menghubungi seseorang.

“seorin?? Kau ada dimana??” tanya orang diseberang begitu telp. Diangkat.

“choi shiwon ssi. . .” panggil seorin tertahan, suaranya bergetar. Air matanya jatuh tanpa bisa dicegahnya.

“jjagiya, kau ada dimana? Kenapa tiba2 menghilang?? Apa aku sudah berbuat salah padamu??”

“ani. . . Kau tidak salah. . . Hanya saja. . . Aku akan melanjutkan sekolahku keluar negri. . .Dan. . . Tinggal disana!”

hening. Tidak ada sahutan.

“berapa lama??” tanya shiwon akhirnya.

“aku. . . Mungkin tidak akan kembali. . .” seorin berusaha menahan getaran suaranya “tolong jangan mencariku lagi. . .Selamat tinggal. . .”

seorin menutup ponselnya kemudian men-non-aktifkannya dan terisak.

Jung hoon berjongkok didepan gadis itu dan memeluknya, menenangkannya.

“kenapa kau tidak bilang saja padanya??” tanya jung hoon setelah seorin cukup tenang.

“tidak oppa. . .Ia berhak mendapatkan gadis yg lebih pantas untuknya. . . Aku ingin melihatnya bahagia. . .Dgn gadis yg lebih baik, tidak lumpuh sepertiku. . .”

“tapi kau bisa terapi!”

“tidak ada yg bisa menjaminnya! Aku tidak ingin menjadi bebannya. . .Apa aku salah?”

jung hoon terdiam. Ia tidak salah. . . Kalaupun seandainya ia yg lumpuh, ia juga akan melakukan hal yg sama.

 

Telphone terputus. Shiwon terpaku ditempatnya. Masih ditempelkannya ponsel itu ditelinga. Apa yg sebenarnya terjadi? Kenapa tiba2. . . Tiba2 saja gadis itu. . . Ini benar2 aneh. Kenapa tiba2 saja ia pergi???

Shiwon benar2 merasa terpukul. Hingga keesokan harinya ia masih tetap ditempatnya. Ibu shiwon yg melihat keadaannya mencoba bertanya pada ayah seorin.

“mwo? Kau akan membawanya keamerika??” tanya ibu shiwon terkejut “tapi bagaimana dgn wonnie? Ia sangat menyukai seorin! Keadaannya benar2 buruk saat ini!”

“aku tidak bisa menjelaskannya, ini permintaan seorin sendiri! Kuharap putramu baik2 saja karna tidak ada pilihan lain!”

“jae yong ah, sebenarnya ada apa?”

“aku minta maaf atas keadaan ini, tapi aku tidak bisa bilang apa2! Kami akan berangkat keamerika besok, semoga kita bisa bertemu lagi!”

ibu shiwon menutup ponselnya sambil menghela nafas. Bagaimana ini??

 

Rara, sedang duduk diruang tunggu. Hari ini ia akan berangkat keparis untuk meneruskan sekolahnya disana. Berkali2 dihubunginya shiwon, namun tidak dijawab. Kenapa laki2 itu?! Bukankah dia berjanji akan mengantar rara kebandara?! Ia bukan orang yg mudah ingkar janji, lalu ada apa dgnnya??

“ya, benar! Hari ini aku akan kembali keamerika bersama putriku min seorin!”

rara terkesiap mendengar itu. Ia menoleh kebelakang dan mendapati seorang ajushi sedang berbicara ditelphone. Tadi pria itu menyebut nama seorin, apa yg dia maksud min seorin yg itu??

“benar, ia akan pindah keamerika untuk terapi!” lanjut ajushi itu.

Kening rara mengerut. Terapi?? Sebelum ia sempat berfikir terlalu jauh, ajushi itu sudah berbicara lagi “putriku mengalami kecelakaan beberapa hari yg lalu, dan sekarang ia lumpuh. . .”

rara mengerjap terkejut. Lumpuh??

“semoga saja ia bisa disembuhkan! Hanya dia satu2nya kumiliki saat ini!” lanjut ajushi itu “ah itu mereka sudah datang! Aku harus pergi sekarang, nanti kita bertemu lagi!” ajushi itu menutup ponselnya dan berjalan pergi.

Rara berdiri, matanya mengikuti arah langkah ajushi itu dan terkejut saat melihat seorin sedang duduk dikursi roda yg sedang didorong oleh jung hoon. Apa jung hoon juga akan ikut keamerika? Shiwon pernah bilang kalau jung hoon kakak seorin bukan?! Tunggu dulu. . . Apa shiwon tau hal ini??

Rara mengambil ponselnya dan menghubungi ponsel shiwon, tidak diangkat. Berkali2 dicobanya tetap tidak diangkat. Akhirnya rara menghubungi telp. Rumah shiwon.

“yeobseo?? Bisa aku bicara dgn choi shiwon ssi??” tanya rara langsung begitu telp. Diangkat “. . . Aku temannya! Ya, ini sangat penting!”

rara menunggu sejenak “mwo? Dia tidak mau bicara? Katakan padanya ini tentang seorin!”

tidak lama kemudian terdengar suara shiwon yg lemah hampir tidak terdengar “ya?”

“apa kau tau seorin mengalami kecelakaan beberapa hari yg lalu??” tanya rara langsung.

“mwo?”

“baik, kau tidak tau hal ini! Dengar! Seorin mengalami kecelakaan beberapa hari yg lalu dan karna hal itu dia lumpuh!”

“lumpuh??” suara shiwon tercekat.

“ya, sekarang, aku melihatnya ada dibandara! Dan dia sedang duduk dikursi roda! Kudengar ia akan pergi terapi keamerika! Kau tidak ingin menemuinya??”

shiwon masih belum menjawab. Tiba2 terdengar pengumuman bahwa pesawat rara akan berangkat “aku tidak bisa lama2, aku harus berangkat sekarang! Jangan lupa menulis email untukku, semuanya terserah padamu! Anyeong!” rara menutup ponselnya dan melihat kearah seorin sambil menghela nafas pelan kemudian menarik kopernya dan melangkah pergi.

 

Shiwon terpaku mendengar kata2 rara. Seorin lumpuh?? Gadis itu lumpuh?? Kenapa ia tidak pernah bilang?? Atau ia memang tidak ingin shiwon tau??

Tanpa berfikir lebih panjang shiwon meraih jaketnya dan berlari untuk menyusul seorin.

 

“kau yakin akan pergi?” tanya jung hoon pelan.

Seorin tersenyum dan mengangguk pelan “dia pasti akan baik2 saja!!” kata seorin tertahan.

“sudah saatnya kita berangkat!” kata ayah seorin.

Jung hoon menggendong seorin sedangkan paman kim yg ikut bersama mereka mengambil kursi roda seorin, melipat dan membawanya. Kemudian mereka berjalan menuju pintu masuk.

“dasar gadis bodoh!! Otak udang!!!”

seorin tertegun mendengar teriakan itu. Jung hoon berbalik kebelakang dan mendapati shiwon sedang berdiri menatapnya.

 

“wonnie. . .”gumam seorin pelan sambil menatap laki2 itu. Tiba2 saja air matanya jatuh.

Shiwon menghampirinya dan menatapnya dgn mata berkaca2 “kenapa kau begitu bodoh?? Kenapa kau begitu bodoh tidak memberitahukan ini padaku?? Apa kau pikir aku akan baik2 saja? Bagaimana kau bisa tau hal itu??”

air mata seorin mengalir deras “aku. . . Aku memang bodoh. . .”

tiba2 saja shiwon memeluk gadis yg masih dalam gendongan jung hoon itu.

“maafkan aku. . .” gumam seorin.

“bagaimana mungkin sang ratu berniat meninggalkan rajanya??” shiwon melepaskan pelukannya dn menatap seorin “apapun yg terjadi raja akan selalu melindungi sang ratu, benar begitu kan??”

seorin mengangngguk2 sambil terisak.

“sudah waktunya!” bisik ayah seorin pada jung hoon.

“sudah waktunya pergi!” kata jung hoon.

“jangan pergi. . .” pinta shiwon lirih sambil menaruh kalung ratu dalam genggaman tangan seorin.

“berjanjilah padaku. . . Jadilah seorang aktor terkenal, jadi saat aku kembali nanti, aku bisa menemukanmu dgn mudah!! Aku pasti akan kembali. . .” janji seorin.

“aku berjanji. . .”

jung hoon membalikkan badannya. Shiwon menggenggam tangan seorin erat namun akhirnya genggaman itu harus terlepas seiring jung hoon yg berjalan semakin jauh.

Seorin menggenggam kalung ratu erat2 “tunggulah aku!!” teriaknya.

“cepat kembali!”

“tunggulah aku!!” teriak seorin.

“cepatlah kembali!!” balas shiwon. Tanpa sadar air matanya jatuh.

Ia masih berdiri ditempatnya hingga mereka semua menghilang. . .

 

*backsound pasto-aku pasti kembali*

<g mathcing bgt lagux, hahah. . .>

 

dalam penantiannya,shiwon meniti karirnya dgn tekun. Ia melanjutkan ke inha university dan menjadi salah satu member super junior, boyband terkenal dikorea yg diketuai oleh leeteuk, guru musiknya disekolah dulu. Bukan hanya itu, ia juga menekuni dunia akting dan berhasil menjadi aktor terkenal.

 

Sementara seorin, ia menjalani terapinya dgn teratur dan akhirnya berhasil sembuh. Setelah ia bisa berjalan, ia melanjutkan sekolahnya dijurusan sastra seperti cita2nya dulu.

Jung hoon kembali kekorea dan menjadi seorang aktor terkenal bersama kekasihnya yoon eun hye yg sama2 bergelut didunia entertaiment.

 

~5 tahun kemudian~

seoul, south korea

 

sebuah mobil memasuki halaman gedung SM entertaiment dan berhenti didepan pintu masuknya. Pintu terbuka, seorang gadis yg memakai sepatu higheels putih turun dari mobil. Ia berjalan dgn anggun melewati para reporter yg berkeliaran ditempat itu.

Ia terlihat manis dgn rambutnya yg panjang bergelombang, dan make up yg natural. Tubuhnya yg langsing dibungkus dgn baju lengan pendek dgn kerutan dikra-nya dan rok berwarna krem tipis selutut.

Tangannya membawa tas tangan berwarna hitam. Dan saat ini ia sedang menghampiri reseptionis di lobi lantai utama.

“maaf permisi, bisa aku bertemu dgn choi shiwon ssi?” tanyanya.

“ah saat ini dia sedang ada konferensi pers, mungkin sebentar lagi selesai, apa anda sudah membuat janji??”

“ya, aku sudah membuat janji dgnnya 5 tahun yg lalu. . .”

 

“lalu bagaimana perasaan anda saat main di oh my lady??” tanya seorang reporter.

“tentu saja aku sangat senang, aku bisa melatih kemampuanku dgn baik!”

“lalu apakah ada perasaan khusus diantara kalian??”

chae rim, artis pasangan shiwon dalam drama oh my lady tertawa “aku dan shiwon ssi hanyalah teman!”

“benar, kami hanya teman!” timpal shiwon.

“lalu apakah ada gadis lain?? Selama ini tidak pernah terdengar anda pernah berkencan dgn seorang gadis!”

“kenapa kalian tidak langsung bertanya ‘apakah anda gay?'” saut shiwon. Semua orang tertawa mendengarnya.

“kalian lihat kalung ini??” tanya shiwon sambil menunjukkan kalungnya “kalung ini ada sepasang, raja dan ratu! Dan yg kupakai ini adalah kalung raja! Ya, aku sedang menunggu gadis pembawa kalung ratu! Aku tidak tau ada dimana dia sekarang, aku hanya berharap dapat segera bertemu dengannya!”

“wow, kami tidak tau kalau seorang choi shiwon sedang menunggu ratunya! Maukah kau mengenalkannya kepada kami nanti bila sudah kau temukan??”

shiwon tertawa “tidak kuperkenalkanpun kalian pasti akan tau! Bukankah kalian selalu mencari tau??”

semua orang tertawa “ya benar, itu tugas kami, sebaiknya kau tidak mempersulitnya!”

semua orang tertawa lagi.

Akhirnya setelah jumpa pers selama 2 jam, shiwon dapat keluar dari ruangan itu.

“setelah ini aku bebas kan hyung?” tanya shiwon pada managernya.

“ya, tapi jangan lupa, besok kau ada pemotretan untuk pakaian2 rancangan min rara, dan juga ada beberapa varity show yg harus kau hadiri!”

“aku mengerti!”

“maaf, ada seorang wanita sedang menunggu anda!”

shiwon menatap gadis itu heran “siapa? Apakah ibuku?”

“ah bukan! Dia masih muda”

“apa dia kakakku? Kenapa mencariku kemari?? Dimana dia sekarang?”

“ada diruang rapat lantai 2!”

“baiklah hyung, aku kesana dulu!”

“apa sebelumnya dia sudah bikin janji?” tanya manager shiwon.

“dia bilang, dia sudah membuat janji dgn shiwon 5 tahun yg lalu!” jawab gadis itu dgn mengerutkan keningnya “apa benar ia kakak shiwon?!”

“5 tahun yg lalu??. . . Sepertinya sang ratu sudah kembali. . .” gumamnya sambil tersenyum.

 

Shiwon membuka pintu itu dgn pelan dan masuk kedalam. Ia tertegun saat melihat sosok belakang gadis yg menghadap kaca jendela yg besar itu.

“min seorin. . .” gumamnya pelan.

Gadis itu tersentak kemudian perlahan menoleh kebelakang sambil tersenyum.

“lama tidak bertemu!!” sapanya pelan sambil menghampiri shiwon kemudian melingkarkan tangannya keleher shiwon, meletakkan dagunya dibahu shiwon.

“aku merindukanmu. . .” bisik seorin pelan.

 

“aku merindukanmu. . .” bisik seorin. Dipeluknya dgn erat laki2 itu. Dihirupnya aroma yg masih sama itu.

“apa benar ini dirimu?” tanya shiwon masih belum percaya.

“ya ini aku. . .”

mendengar itu shiwon membalas pelukan seorin dgn erat “akhirnya kau kembali. . .”

“terima kasih. . . Terima kasih karna sudah menepati janjimu, terima kasih karna sudah menungguku. . .”

shiwon membeku, ia melepaskan pelukannya dan menatap seorin bingung “apa kau benar2 min seorin?? Kenapa terlihat seperti gadis sungguhan??”

seorin membenturkan keningnya kekening shiwon.

“aaaaw. . .Kenapa berbuat begitu?? Sakit sekali!!”

“kau ingin tau apakah aku min seorin atau bukan kan??!”

“tapi bukan begitu caranya!! Ternyata kau tetap gadis jadi2an yg dulu!”

“mwo??” seorin melotot tidak percaya. Kemudian ia melangkah pergi dgn kesal.

“kau mau kemana??” tanya shiwon lembut sambil memeluknya dari belakang.

“aku mau pulang! Lepaskan aku!!” seorin memberontak dalam pelukan shiwon.

“aku sudah menemukanmu, jadi tidak akan kulepaskan lagi!” dibenamkannya wajahnya keleher seorin.

“tidak kusangka kau tetap menyebalkan seperti dulu!” gumam seorin.

“dan kau tetap bodoh!” saut shiwon “ratu yg bagaimana kau ini?! Meninggalkan raja begitu lama, apa kau tidak kasian?!”

“bukankah masih ada ratu yg lain?! Bagaimana rasanya berciuman dgnnya?” tanya seorin cemberut.

“itu hanya dalam drama!”

“ciuman tetap saja ciuman! Kulihat kau menikmatinya!”

“aku hanya pernah dua kali ciuman! Pertama saat kau selesai mengobati tanganku dan yg kedua diatap sekolahan!”

pipi seorin memerah “seharusnya aku tidak menemuimu sekarang! Aah. . . Kau semakin menyebalkan!”

“aku belajar darimu! Kulihat kau sekarang memakai higheels, sudah berapa bulan belajar memakainya?”

“aku mau pulang!” saut seorin kesal.

Tapi dgn cepat shiwon menarik tangannya dan mengecup bibirnya. Seorin terpaku.

“kau sudah meninggalkanku selama 5 tahun, 60 bulan, 240 minggu, dan 1680 hari! Jadi kau berhutang 1680 ciuman padaku!”

“mwo?”

belum sempat seorin menutup mulut, shiwon sudah membungkam mulut seorin dgn mulutnya. Mengulum lembut bibir seorin. . .

 

~epilog~

 

ya, begitulah kira2 kisah percintaanku dgn wonnie, laki2 menyebalkan yg kucintai. Dan semua kisahku ini kutulis dan menjadi sebuah buku novel yg berjudul king and queen. Dan hari ini adalah hari peluncurkan bukuku yg pertama.

Aku sangat lelah, menandatangani ratusan buku bukan hal yg ringan, tapi sangat menyenangkan.

Akhirnya. . . Acara peluncurannya sudah selesai. Aku menghampiri mesin minuman dan mengambil sebotol teh dingin. Kuteguk dgn cepat.

Tiba2 ada yg menyodorkan sebuah buku dan bolpoint padaku. Aku meletakkan minumanku diatas mesin dan meraih buku itu. Kubuka cover-nya untuk memberi tanda tangan dihalaman pertama. Tapi aku tertegun begitu melihat halaman itu. Disitu tertulis “will you marry me min seorin ssi??”

aku menoleh kaget dan mendapati shiwon sedang tersenyum menatapku! Ini aneh, ya tentu saja, karna umumnya orang melamar dgn membawa cincin. Tapi ia membawa kisah kami.

Tanpa ragu kutulis kata “yes, I will!” dibawahnya. Kemudian ia merentangkan tangan dan aku memeluknya erat. Ini benar2 membuatku bahagia.

“nonnaaaa >.<”

aku mengerjap kaget. Aku mengenali suara itu. Kulepas pelukkanku dan menoleh kebelakang.

Seung hoo sedang berlari2 kecil menghampiriku. Begitu tiba ia langsung memelukku. “gyaaaa. . . Aku merindukanmu!!” jeritnya.

Seperti biasa shiwon menarik seung hoo menjauh dariku “aiish. . . Kenapa bocah ini selalu menjadi pengganggu?!” gerutu shiwon.

“siapa yg kau sebut bocah??” balas seung hoo.

“tentu saja kau!! Tapi darimana kau tau seorin ada disini?”

“aku yg mengajaknya!”

aku juga mengenali suara itu “apa kabar seorin ssi?”

“aku baik2 saja. . . ” jawabku sambil tersenyum.

“terima kasih sudah mengikut sertakan aku dalam kisahmu!”

aku tertawa “sama2 min rara ssi!”

“nonna. . . Apa adegan ciuman itu benar2 terjadi??” tanya seung hoo polos.

“tentu saja!” jawab shiwon langsung.

“jjagi~ pasangan yg tidak pernah berciuman bukankah itu aneh?” tanyanya manja sambil memeluk rara.

Duaaaak. . .

“aaargh. . .” seung hoo mengerang setelah rara menonjok dagu seung hoo dgn keras keatas.

Aku dan shiwon terkejut menatapnya.

“yaa!! Nonna!! Kau berpacaran dgnnya apa tidak salah??” seru shiwon.

“apa maksudmu?? Seorin nonna berpacaran juga dgnmu apa tidak salah??” balas seung hoo.

“setidaknya aku bukan bocah!”

“aku bukan bocah!!” saut seung hoo marah sambil meninju dada shiwon.

“apa yg kau lakukan??” shiwon mendorong seung hoo kebelakang hingga menabrakku dan tanpa sengaja aku menabrak mesin minuman dan menjatuhkan bukuku, botol tehku bergoyang kemudian terjatuh menumpahi bukuku.

“yaa!! Ini semua gara2 kau!” teriak shiwon.

“kau kan yg mendorongku!” balas seung hoo.

“ini buku yg lebih berharga daripada cincin berlian, aku melamar seorin dgn buku ini dan kau sekarang merusaknya??”

“mana kutau kau melamarnya dgn buku itu?!”

“dasar bocah sialan!”

“laki2 tidak berperasaan!”

bla. . .Bla. . .Bla. . .

“ayo kita tinggalkan mereka!” ajak rara.

Aku menatap pasrah pada bukuku sambil menghela nafas, kemudian mengikuti rara untuk pergi. “Sepertinya cincin berlian memang lebih baik!” desahku pelan sementara rara terkikik melihatku.

 

~The end~

 

 

terima kasih yg sudah baca sampai akhir, aku sayang kalian ^^

Mohon comentnya,,

*bungkuk2 ala jepang*